Om Swastyastu
Adhyaya
7 Sloka 1:
śrī-bhagavān uvāca:
mayy āsakta-manāḥ
pārtha
yogaḿ yuñjan
mad-āśrayaḥ
asaḿśayaḿ samagraḿ
māḿ
yathā jñāsyasi tac
chṛṇu
Kosa Kata:
Śrī-bhagavān uvāca—Tuhan Yang Maha Esa bersabda; mayi—kepada-Ku;
asaktamanaḥ—pikiran terikat; pārtha—wahai putera Pṛthā; yogam—keinsafan
diri; yuñjan—berlatih; mat-āśrayaḥ—sadar kepada-Ku (kesadaran Tuhan);
asaḿśayam—tanpa keragu-raguan; samagram—sepenuhnya; mām—Aku;
yathā—bagaimana; jñāsyasi—engkau dapat mengenal; tat—itu; śṛṇu—coba
mendengar.
Terjemahan:
Kepribadian Tuhan Yang
Maha Esa bersabda: Wahai putera Pṛthā, sekarang dengarlah bagaimana engkau
dapat mengenal Diri-Ku sepenuhnya, bebas dari keragu-raguan, dengan cara
mempraktekkan yoga dan menyadari Aku sepenuhnya, dengan pikiran terikat
kepada-Ku.
Penjelasan:
Dalam Bab Tujuh dari
Bhagavad-gita, sifat kesadaran Tuhan diuraikan sepenuhnya. Tuhan memiliki
segala kehebatan sepenuhnya, dan bagaimana cara Beliau mewujudkan kehebatan itu
diuraikan di sini. Empat jenis orang yang beruntung yang menjadi terikat kepada
Tuhan dan empat jenis orang yang kurang beruntung yang tidak pernah mendekati Tuhan
juga diuraikan di dalam bab ini.
Dalam enam bab pertama
dari Bhagavad-gita, mahluk hidup sudah diuraikan sebagai roh yang tidak
bersifat material yang sanggup mengangkat Diri-Nya sampai keinsafan diri dengan
berbagai jenis yoga. Pada akhir Bab Enam, sudah dinyatakan dengan jelas bahwa
memusatkan pikiran dengan mantap kepada Tuhan, atau dengan kata lain kesadaran Tuhan,
adalah bentuk tertinggi segala yoga. Dengan memusatkan pikiran kepada Tuhan,
seseorang dapat mengenal Kebenaran Mutlak sepenuhnya, bukan dengan cara yang
lain. Keinsafan terhadap Brahmajyoti yang tidak bersifat pribadi atau Paramatma
yang berada di satu tempat bukan pengetahuan yang sempurna tentang Kebenaran
Mutlak, sebab pengetahuan itu hanya merupakan sebagian saja. Pengetahuan yang
penuh dan ilmiah ialah Tuhan, dan segala sesuatu diungkapkan kepada orang yang
sadar akan Tuhan. Dalam kesadaran Tuhan yang lengkap, seseorang mengetahui
bahwa Tuhan adalah pengetahuan tertinggi di luar segala keragu-raguan. Berbagai
jenis yoga hanya merupakan batu loncatan pada jalan menuju kesadaran Tuhan.
Orang yang mulai mengikuti kesadaran Tuhan secara langsung dengan sendirinya
mengetahui tentang Brahmajyoti dan Paramatma sepenuhnya. Dengan berlatih yoga
kesadaran Tuhan, seseorang dapat mengetahui segala sesuatu sepenuhnya—yaitu,
Kebenaran Mutlak, para mahluk hidup, alam material, serta
perwujudan-perwujudannya dengan perlengkapan.
Karena itu, seseorang
harus mulai latihan yoga sebagaimana ditunjukkan dalam ayat terakhir dari Bab
Enam. Memusatkan pikiran kepada Tuhan sebagai Yang Mahakuasa dimungkinkan
dengan bhakti yang telah dianjurkan dengan sembilan bentuk yang berbeda. Di
antara sembilan bentuk itu, sravanam adalah bentuk pertama dan
bentuk yang paling penting. Karena itu, Tuhan bersabda kepada Arjuna, tac
chrnu," atau Dengarlah dari-Ku." Tidak ada seorangpun
penguasa yang lebih tinggi daripada Tuhan, karena itu, dengan mendengar dari Tuhan,
seseorang mendapat kesempatan yang paling baik untuk menjadi sadar akan Tuhan
secara sempurna. Karena itu, seseorang harus belajar dari Tuhan secara langsung
atau belajar dari seorang penyembah Tuhan yang murni—bukan dari orang yang
masih hijau, bukan penyembah, dan sombong dengan menyandang gelar dari
perguruan tinggi.
Dalam
Srimad-Bhagavatam proses tersebut untuk mengerti tentang Tuhan, Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa, Kebenaran Mutlak, diuraikan dalam Bab Dua dari Skanda
Pertama sebagai berikut:
śṛṇvatāḿ
sva-kathāḥ kṛṣṇaḥ
puṇya-śravaṇa-kīrtanaḥ
hṛdy antaḥ-stho hy
abhadrāṇi
vidhunoti suhṛt satām
naṣṭa-prāyeṣv
abhadreṣu
nityaḿ
bhāgavata-sevayā
bhagavaty uttama-śloke
bhaktir bhavati
naiṣṭhikī
tadā rājā
s-tamo-bhāvāḥ
kāma-lobhādayaś ca ye
ceta etair anāviddhaḿ
sthitaḿ sattve
prasīdati
evaḿ prasanna-manaso
bhagavad-bhakti-yogātaḥ
bhagavat-tattva-vijñānaḿ
mukta-sańgasya jāyate
bhidyate
hṛdaya-granthiś
chidyante
sarva-saḿśayāḥ
kṣīyante cāsya
karmaṇi
dṛṣṭa evātmanīśvare
Artinya: Mendengar
tentang Tuhan dari kesusasteraan Veda, atau mendengar dari Tuhan secara
langsung melalui Bhagavad-gita, dengan sendirinya merupakan kegiatan yang
saleh. Bagi orang yang mendengar tentang Tuhan, yang bersemayam di dalam hati
setiap orang, bertindak sebagai kawan yang paling mengharapkan kesejahteraan
penyembah dan menyucikan penyembah yang senantiasa tekun mendengar tentang
Beliau. Dengan cara demikian, seorang penyembah secara wajar mengembangkan
pengetahuan rohani yang tersimpan di dalam hatinya. Begitu penyembah itu
mendengar lebih banyak tentang Tuhan dari Bhagavatam dan dari para penyembah,
dia menjadi mantap dalam bhakti kepada Tuhan. Dengan mengembangkan bhakti,
seseorang dibebaskan dari sifat-sifat nafsu dan kebodohan, dan dengan demikian,
nafsu-nafsu material dan kelobaan dihilangkan. Apabila hal-hal yang tidak suci
tersebut dihapus, seseorang menjadi mantap pada kedudukannya, yaitu kebaikan
yang murni, dan dia disemangatkan oleh bhakti dan mengerti ilmu pengetahuan
tentang Tuhan secara sempurna. Demikianlah bhakti-yoga memotong ikatan keras
berupa kasih sayang material dan memungkinkan seseorang segera mencapai tingkat
asaḿśayam
samagram, yaitu mengerti tentang Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama,
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa." (Bhag. 1.2.17-21).
Karena itu, hanya
dengan mendengar dari Tuhan atau dari penyembah Beliau dalam kesadaran Tuhan
seseorang dapat mengerti ilmu pengetahuan tentang Tuhan. Manggalamastu.
Om Santih Santih Santih Om
Oleh: I Wayan Sudarma
No comments:
Post a Comment