Salam Kasih
Pada jaman dahulu ada seorang Raja bernama Sathyawratha. Ia disebut begitu karena kebenaran adalah dasar hidupnya, tujuan dan pembimbingnya. Ia memperoleh kebahagiaan yang besar karena menganut kebenaran dengan sungguh-sungguh.
Suatu hari, beberapa jam sebelu fajar, pada waktu Brahmamuhurta (waktu yang dipersembahkan kepada Tuhan untuk meditasi), ia berjalan seorang diri melalui gerbang singa di bentengnya, dengan maksud untuk pergi melakukan mandi suci di laut, karena hari itu adalah hari suci yang ditandai di penanggalan sebagai saat yang suci untuk upacara mandi.
Ketika melaui gerbang, ia melihat seorang gadis cantik yang bercahaya cemerlang berjalan ke luar. Karena ingin tahu siapakah dia dan mengapa ia keluar pagi-pagi benar, Raja menyapanya. Ia menjawab bahwa ia adalah "Dewi Kekayaan" (Dhanalaksmi). Aku sudah lama di sini, sekarang aku ingin perubahan. Aku tidak dapat tinggal lama di suatu tempat. “ Sathyawratha berkata kepadanya: “ pergilah, pergilah, saya tidak keberatan ataupun mengahalangi.”
Pada saat itu satu sosok pria yang menarik terlihat diam-diam keluar melalui gerbang singa. Raja bertanya, siapakah dia gerangan dan atas perintah siapakah dia pergi. Ia menjawab: “ Aku adalah "Kemurahan Hati"; jika Dhanalaksmi pergi, buat apa aku tinggal di sini?” Raja mengijinkannya pergi dan meneruskan perjalanannya.
Beberapa menit kemudian, ada lagi orang lain yang mempesonakan melewati gerbang. Raja mengetahui bahwa itu adalah "Sadhacara", yang mewakili kebaikan dalam tingkah laku sosial. “Bagaimana mungkin hubungan sosial yang baik dapat dipertahankan tanpa ditunjang kekayaan dan sifat murah hati?” tanyanya. “ Aku pergi karena keduanya sudah tidak ada lagi di sini,” demikian penjelasannya. Raja menyetujuinya, dan ia pun meneruskan perjalanannya.
Demikian pula dengan emigran berikutnya adalah "Ketenaran" yang meratapi ketiga tokoh lainnya, maka ia sendiri juga akan pergi. Raja mengijinkan ia pergi. Ia berkata: “Bagaimana mungkin Ketenaran bisa hidup tanpa Kekayaan, Kemurahan Hati dan Kehidupan Sosial yang bahagia?” dan Raja merasa bahwa ia benar.
Sementara itu datanglah seorang dengan keindahan yang gilang-gemilang ke gerbang benteng dengan maksud meninggalkan kota. Ketika ditanya siapakah dia, ia menjawab: “ Aku Kebenaran.” Mendengar ini Raja memohon agar ia tetap tinggal di kota, dalam kerajaan, di istana dan di rumah-rumah rakyat. Raja berkata bahwa jika ia pergi, kehilangannya tidak akan bisa diperbaiki lagi, dan hidup tidak akan ada gunanya. Mendengar ini, Kebenaran mau tetap tinggal.
Maka dalam sekejap mata Ketenaran kembali ke dalam benteng, karena Kebenaran merupakan dasar yang cukup untuk berkembangnya Ketenaran. Sadhacara pun kembali dan berkembang. Demikian pula Kemurahan Hati dan Kekayaan kembali dan mereka menetap di dalam kerajaan. Semua senang menikmati kemuliaan Sathya (Kebenaran) bersama-sama.
Rahayu
Source:www.dharmavada.wordpress.com
No comments:
Post a Comment