Salam Kasih
Dalam mekanisme tindakan atau perbuatan manusia, kekuatan pendorongnya adalah keinginan-keinginan yang disebabkan oleh VASANA atau sifat dasar pembawaannya. Namun manusia memiliki kemampuan yang unik untuk memilih dan menentukan tindakannya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh mahluk-mahluk yang lain. Dengan menggunakan kemampuan ini, manusia dapat memperbaiki sifat dasar pembawaannya dan mencapai puncak kesempurnaan.
Setiap tindakan merupakan akibat keinginan manusia dan keinginan merupakan manifestasi kecendrungan kita. Jadi apabila kita berkecendrungan pada judi dan spekulasi, maka akan timbul keinginan untuk berspekulasi dan main judi, Keinginan dibantu oleh kecendrungan akan memaksa manusia untuk mengunjungi tempat-tempat perjudian dimana ia akan melampiaskan keinginannya. Kecendrungan atau sifat dasar manusia ini merupakan sebab utama segala macam keinginan dan perbuatan manusia. Ini pula yang menyebabkan kegelisahan dan ketidakpuasan dalam dirinya.
Dalam bahasa Sanskerta , Vasana berati "Wangi". Setiap individu memiliki vasana dan kepribadian manusia ditentukan olehnya. Dalam arti lain, seorang individu sebenarnya hanya perwujudan vasana. Kelainan dalam pribadi-pribadi manusia ditentukan oleh vasana. Setelah melampaui vasana, manusia tidak lagi menjadi gelisah dan ia mencapai tingkat kemuliaan. Apabila vasana manusia telah terbakar habis ia akan sampai pada tujuannya, yaitu menyadari sifat sebenarnya, yang mulia. Hanya manusia yang dapat membebaskan dirinya dari vasana yang merupakan sifat pembawaannya. Ia dapat menggunakan kemampuannya untuk memilih jalan yang benar. Apabila ia berupaya dan mengikuti anjuran-anjuran kitab suci, ia dapat melepaskan sifat pembawaannya dan menyadari sifat sebenarnya yang mulia itu.
Jadi apabila kita melihat kebelakang memang selama ini kita menjadi korban tindakan-tindakan kita sendiri, namun kita dapat menjadi arsitektur bagi masa depan yang gemilang. Hendaknya manusia tidak melihat kebelakang. Lihatlah ke depan dan gunakan segala daya upaya untuk mencapai tujuan yang mulia.
Source: www.dharmavada.wordpress.com
Dalam mekanisme tindakan atau perbuatan manusia, kekuatan pendorongnya adalah keinginan-keinginan yang disebabkan oleh VASANA atau sifat dasar pembawaannya. Namun manusia memiliki kemampuan yang unik untuk memilih dan menentukan tindakannya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh mahluk-mahluk yang lain. Dengan menggunakan kemampuan ini, manusia dapat memperbaiki sifat dasar pembawaannya dan mencapai puncak kesempurnaan.
Setiap tindakan merupakan akibat keinginan manusia dan keinginan merupakan manifestasi kecendrungan kita. Jadi apabila kita berkecendrungan pada judi dan spekulasi, maka akan timbul keinginan untuk berspekulasi dan main judi, Keinginan dibantu oleh kecendrungan akan memaksa manusia untuk mengunjungi tempat-tempat perjudian dimana ia akan melampiaskan keinginannya. Kecendrungan atau sifat dasar manusia ini merupakan sebab utama segala macam keinginan dan perbuatan manusia. Ini pula yang menyebabkan kegelisahan dan ketidakpuasan dalam dirinya.
Dalam bahasa Sanskerta , Vasana berati "Wangi". Setiap individu memiliki vasana dan kepribadian manusia ditentukan olehnya. Dalam arti lain, seorang individu sebenarnya hanya perwujudan vasana. Kelainan dalam pribadi-pribadi manusia ditentukan oleh vasana. Setelah melampaui vasana, manusia tidak lagi menjadi gelisah dan ia mencapai tingkat kemuliaan. Apabila vasana manusia telah terbakar habis ia akan sampai pada tujuannya, yaitu menyadari sifat sebenarnya, yang mulia. Hanya manusia yang dapat membebaskan dirinya dari vasana yang merupakan sifat pembawaannya. Ia dapat menggunakan kemampuannya untuk memilih jalan yang benar. Apabila ia berupaya dan mengikuti anjuran-anjuran kitab suci, ia dapat melepaskan sifat pembawaannya dan menyadari sifat sebenarnya yang mulia itu.
Jadi apabila kita melihat kebelakang memang selama ini kita menjadi korban tindakan-tindakan kita sendiri, namun kita dapat menjadi arsitektur bagi masa depan yang gemilang. Hendaknya manusia tidak melihat kebelakang. Lihatlah ke depan dan gunakan segala daya upaya untuk mencapai tujuan yang mulia.
Source: www.dharmavada.wordpress.com
No comments:
Post a Comment