Saturday, October 30, 2010

Jangan Mengikuti Perintah Dengan Membuta

Oleh: I Wayan Sudarma

Salam Kasih

Ada seorang pengusaha kaya lanjut usia yang mempunyai sejumlah karyawan. Mereka sangat setia kepanya dan mentaati perintah dengan sepenuhnya. Pada suatu hari mereka bepergian bersama mengendarai gerobak lembu. Pengusaha itu ingin beristirahat sejenak. Ia memberi perintah kepada karyawannya, “Perhatikan anak-anakku! Aku merasa lelah, aku mungkin akan tidur. Hati-hatilah terhadap barang yang kita bawa. Waspadalah dan awasi barang-barang kita yang mungkin akan terjatuh dari gerobak.” Para karyawan itu menganggukan kepalanya.

Setelah beberapa menit kendi tempat menyimpan persediaan air milik pengusaha itu jatuh dari kereta. Para karyawan terus memandangi benda itu ketika jatuh. Setelah terbangun, pengusaha itu bertanya, “Kuharap segala sesuatu baik-baik saja.” “Ya Pak!” jawap para karyawan. “Hanya kendi bapak terjatuh.” “Apa!” teriak pengusaha itu. “Jika kendi airnya jatuh, mengapa kalian tidak menghentikan kereta dan mengambilnya? Apa yang harus ku lakukan sekarang untuk mengambil air? Aku tidak mempunyai tempat air yang lain.” Para karyawan menjawab, “ Pak, Anda hanya menyuruh kami mengawasi tempat air itu jika jatuh. Karena itu, kami semua memperhatikan ketika kendi itu jatuh.” “Oh, betapa bodohnya! Maksudku sama sekali bukan demikian. Baiklah.... biarlah apa yang sudah terjadi. Paling tidak, sejak sekarang, jika ada sesuatu yang jatuh, kalian harus mengambilnya dan melemparkannya kembali ke dalam kerata. Kalian mengerti?” Para karyawan itu menganggukkan kepalanya. Pengusaha itu tidur lagi. Para karyawannya juga tertidur. Tiba-tiba gerobak terhenti. Sapi jantannya menjatuhkan kotoran ke tanah. Salah seorang karyawan segera turun. Diambilnya kotoran sapi itu dan dilemparkannya ke dalam gerobak. Celakanya gumpalan kotoran sapi itu menimpa wajah sang majikan. Pengusaha itu terbangun dan melihat kotoran sapi di dalam gerobak. “Apa ini?”, tanya pengusaha itu dengan suara keras. Para karyawan menjawab, “Pak, bukankah bapak memberitahu, apa pun yang terjatuh harus kami lemparkan kembali ke dalam kereta?”

Pengusaha itu berpikir sejenak lalu membuat suatu rencana. Dicatatnya semua barang di kereta. Diberikannya daftar itu kepada para karyawannya dan berkata, “Lihat, jika salah satu dari barang-barang ini ada yang jatuh, kalian harus memungutnya dan mengembalikannya ke dalam kereta!” Pengusaha itu kembali melanjutkan tidurnya. Gerobak itu harus melewati tanjakan di bukit. Di salah satu sisi jalan ada sebuah sungai. Ketika mendaki, para karyawan itu tertidur, sedangkan sang majikan terluncur dari gerobak dan jatuh ke dalam sungai. Para karyawan terbangun karena mendengar suara sesuatu yang tercebur ke sungai dan majikannya berteriak-teriak minta tolong. Mereka melihat majikannya terjatuh ke sungai. Mereka segera mengambil catatan dan memeriksanya. Daftarnya panjang sekali, tapi dalam catatan itu nama majikannya tidak mereka temukan. Para karyawan mengira, sudah menjadi tugas merekalah untuk meneruskan perjalanan sesuai dengan perintah sang majikan. Pengusaha itu berteriak menyuruh mereka menghentikan kereta dan datang menolongnya. Para karyawan itu adalah pekerja yang setia dan patuh kepada majikan. Mereka menghentikan kereta dan menghampiri pengusaha itu. Mereka berdiri di hadapan majikannya dengan tangan terkatup (anjali). Pengusaha itu mulai berteriak lagi, “Apa yang terjadi pada kalian hari ini? Apa kalian ingin melihat aku mati? Ketika aku jatuh, apakah bukan tugas kalian menolong menyelamatkan aku?” Salah seorang karyawannya menjawab dengan tenang, “Pak! Anda tidak menuliskan nama Anda dalam daftar barang di kereta yang harus diperiksa dan dikembalikan. Karena itu, kami diam saja. Kami hanya mengikuti perintah Anda sesuai dengan yang tertulis.” Pengusaha itu menjadi gusar dan berkata, “Ya, aku tahu kalian mentaati perintah sesuai dengan yang tertulis, dan tidak merasa perlu menangkap arti serta semangat yang mendasari apa yang telah ku tulis.”

Sahabat...dari kisah kecil ni kita dapat memetik seuatu hikmah pembelajaran bahwasanya:

“ Perintah tidak seharusnya ditaati secara membuta, karena itu akan menurunkan martabat manusia menjadi seperti mesin. Manusia harus menggunakan akal sehat dan pertimbangannya agar perbuatannya sesuai dengan kebutuhan dan situasinya."

Rahayu

Inspirasi sehabis dibentak boss....gara-gara tak bisa menangkap isi perintahnya.....he he he!

No comments: