Friday, June 29, 2018

Bhagavad Gita 7.1

Om Swastyastu


Adhyaya 7 Sloka 1:

śrī-bhagavān uvāca:
mayy āsakta-manāḥ pārtha
yogaḿ yuñjan mad-āśrayaḥ
asaḿśayaḿ samagraḿ māḿ
yathā jñāsyasi tac chṛṇu


Kosa Kata:

Śrī-bhagavān  uvāca—Tuhan Yang Maha Esa bersabda; mayi—kepada-Ku; asaktamanaḥ—pikiran terikat; pārtha—wahai putera Pṛthā; yogam—keinsafan diri; yuñjan—berlatih; mat-āśrayaḥ—sadar kepada-Ku (kesadaran Tuhan); asaḿśayam—tanpa keragu-raguan; samagram—sepenuhnya; mām—Aku; yathā—bagaimana; jñāsyasi—engkau dapat mengenal; tat—itu; śṛṇu—coba mendengar.


Terjemahan:

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Pṛthā, sekarang dengarlah bagaimana engkau dapat mengenal Diri-Ku sepenuhnya, bebas dari keragu-raguan, dengan cara mempraktekkan yoga dan menyadari Aku sepenuhnya, dengan pikiran terikat kepada-Ku.


Penjelasan:

Dalam Bab Tujuh dari Bhagavad-gita, sifat kesadaran Tuhan diuraikan sepenuhnya. Tuhan memiliki segala kehebatan sepenuhnya, dan bagaimana cara Beliau mewujudkan kehebatan itu diuraikan di sini. Empat jenis orang yang beruntung yang menjadi terikat kepada Tuhan dan empat jenis orang yang kurang beruntung yang tidak pernah mendekati Tuhan juga diuraikan di dalam bab ini.

Dalam enam bab pertama dari Bhagavad-gita, mahluk hidup sudah diuraikan sebagai roh yang tidak bersifat material yang sanggup mengangkat Diri-Nya sampai keinsafan diri dengan berbagai jenis yoga. Pada akhir Bab Enam, sudah dinyatakan dengan jelas bahwa memusatkan pikiran dengan mantap kepada Tuhan, atau dengan kata lain kesadaran Tuhan, adalah bentuk tertinggi segala yoga. Dengan memusatkan pikiran kepada Tuhan, seseorang dapat mengenal Kebenaran Mutlak sepenuhnya, bukan dengan cara yang lain. Keinsafan terhadap Brahmajyoti yang tidak bersifat pribadi atau Paramatma yang berada di satu tempat bukan pengetahuan yang sempurna tentang Kebenaran Mutlak, sebab pengetahuan itu hanya merupakan sebagian saja. Pengetahuan yang penuh dan ilmiah ialah Tuhan, dan segala sesuatu diungkapkan kepada orang yang sadar akan Tuhan. Dalam kesadaran Tuhan yang lengkap, seseorang mengetahui bahwa Tuhan adalah pengetahuan tertinggi di luar segala keragu-raguan. Berbagai jenis yoga hanya merupakan batu loncatan pada jalan menuju kesadaran Tuhan. Orang yang mulai mengikuti kesadaran Tuhan secara langsung dengan sendirinya mengetahui tentang Brahmajyoti dan Paramatma sepenuhnya. Dengan berlatih yoga kesadaran Tuhan, seseorang dapat mengetahui segala sesuatu sepenuhnya—yaitu, Kebenaran Mutlak, para mahluk hidup, alam material, serta perwujudan-perwujudannya dengan perlengkapan.

Karena itu, seseorang harus mulai latihan yoga sebagaimana ditunjukkan dalam ayat terakhir dari Bab Enam. Memusatkan pikiran kepada Tuhan sebagai Yang Mahakuasa dimungkinkan dengan bhakti yang telah dianjurkan dengan sembilan bentuk yang berbeda. Di antara sembilan bentuk itu, sravanam adalah bentuk pertama dan bentuk yang paling penting. Karena itu, Tuhan bersabda kepada Arjuna, tac chrnu," atau Dengarlah dari-Ku." Tidak ada seorangpun penguasa yang lebih tinggi daripada Tuhan, karena itu, dengan mendengar dari Tuhan, seseorang mendapat kesempatan yang paling baik untuk menjadi sadar akan Tuhan secara sempurna. Karena itu, seseorang harus belajar dari Tuhan secara langsung atau belajar dari seorang penyembah Tuhan yang murni—bukan dari orang yang masih hijau, bukan penyembah, dan sombong dengan menyandang gelar dari perguruan tinggi.

Dalam Srimad-Bhagavatam proses tersebut untuk mengerti tentang Tuhan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kebenaran Mutlak, diuraikan dalam Bab Dua dari Skanda Pertama sebagai berikut:

śṛṇvatāḿ sva-kathāḥ kṛṣṇaḥ
puṇya-śravaṇa-kīrtanaḥ
hṛdy antaḥ-stho hy abhadrāṇi
vidhunoti suhṛt satām

naṣṭa-prāyeṣv abhadreṣu
nityaḿ bhāgavata-sevayā
bhagavaty uttama-śloke
bhaktir bhavati naiṣṭhikī

tadā  rājā s-tamo-bhāvāḥ
kāma-lobhādayaś ca ye
ceta etair anāviddhaḿ
sthitaḿ sattve prasīdati

evaḿ prasanna-manaso
bhagavad-bhakti-yogātaḥ
bhagavat-tattva-vijñānaḿ
mukta-sańgasya jāyate

bhidyate hṛdaya-granthiś
chidyante sarva-saḿśayāḥ
kṣīyante cāsya karmaṇi
dṛṣṭa evātmanīśvare

Artinya: Mendengar tentang Tuhan dari kesusasteraan Veda, atau mendengar dari Tuhan secara langsung melalui Bhagavad-gita, dengan sendirinya merupakan kegiatan yang saleh. Bagi orang yang mendengar tentang Tuhan, yang bersemayam di dalam hati setiap orang, bertindak sebagai kawan yang paling mengharapkan kesejahteraan penyembah dan menyucikan penyembah yang senantiasa tekun mendengar tentang Beliau. Dengan cara demikian, seorang penyembah secara wajar mengembangkan pengetahuan rohani yang tersimpan di dalam hatinya. Begitu penyembah itu mendengar lebih banyak tentang Tuhan dari Bhagavatam dan dari para penyembah, dia menjadi mantap dalam bhakti kepada Tuhan. Dengan mengembangkan bhakti, seseorang dibebaskan dari sifat-sifat nafsu dan kebodohan, dan dengan demikian, nafsu-nafsu material dan kelobaan dihilangkan. Apabila hal-hal yang tidak suci tersebut dihapus, seseorang menjadi mantap pada kedudukannya, yaitu kebaikan yang murni, dan dia disemangatkan oleh bhakti dan mengerti ilmu pengetahuan tentang Tuhan secara sempurna. Demikianlah bhakti-yoga memotong ikatan keras berupa kasih sayang material dan memungkinkan seseorang segera mencapai tingkat asaḿśayam samagram, yaitu mengerti tentang Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa." (Bhag. 1.2.17-21).

Karena itu, hanya dengan mendengar dari Tuhan atau dari penyembah Beliau dalam kesadaran Tuhan seseorang dapat mengerti ilmu pengetahuan tentang Tuhan. Manggalamastu.

Om Santih Santih Santih Om
Oleh: I Wayan Sudarma

No comments: