Friday, September 4, 2015

Kesempurnaan Itu Adalah Apa Adanya

Om Swastyastu

Seorang Pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalan tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya.

 “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan,” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia……”

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama.

Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok Pagi ketika sarapan, mereka mulai siap mendiskusikannya.

“Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sampai 3 halaman…..
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir….

“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya…

“Oh tidak, lanjutkan….” Jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.

Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berfikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…….”

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya.

Bahwa suaminya menerimanya apa adanya ….ia menunduk dan menangis….

Semeton sami....ini hanya ilustrasi, namun ada point penting yang bisa kita petik hikmahnya, yakni: 

"Dalam hidup ini, bisa jadi banyak kali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati. Sesungguhnya tidak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan". 

Menyitir kembali Mutiara Dharma 03/09/2015:
"Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi tulusnya Kasih Sayang menutupi segala kekurangan”.

Kisah ini mengajak kita untuk kembali menyadari bahwa sejatinya memang kita ini tidak sempurna, semuanya memiliki retak atau kekurangan. Namun bukan kekurangan itu yang mesti kita persoalkan atau ributkan hingga menuai pertengkaran dan mengeringkan rasa kasih itu. Kekurangan merupakan potensi atau peluang emas yang dapat memotivasi kita untuk terus berusaha menggenapinya. Hal ini sejalan dengan piteket tetua kita yang  selalu mapekeling....."Ning....Lan Pada gelahang, pang pada payu, bedik ada bedik anggon, pasemetonanne pikukuhing.....".

Sekiranya kisah kecil ini dapat kita jadikan pratiwimba dalam kehidupan kita semua........Manggalamastu.


Om Santih Santih Santih Om


~ Jro Mangku Danu
 Bumi Parahyangan, 04/09/2015


No comments: