Wednesday, December 19, 2012

Keserakahan Adalah Benih Kesedihan

Oleh: I Wayan Sudarma

Salam Kasih
Pada suatu ketika saat saya bercengkrama dengan Ki Nanang Nunung di Argo Dalem-Lawu dan menanyakan tentang sebab dan musabab tejadinya berbagai kesedihan yang mendera anak-anak Nusantara. Padalah tanahnya sedemikian subur, dan kekayaan alamnya berlimpah ruah.
Ki..."mohon dapat dijelaskan, apa yang menjadi sumber utama kesedihan dan kekacauan belakangan ini, yang telah menggerus nilai-nilai kemanusiaannya manusia?"

Kemudian Aki menjawab dengan ilustrasi berikut ini....
"Ngger....semoga dengan kisah sederhana berikut ini, dirimu mengetahui, dan memahami dan untuk selanjutnya untuk tidak mencontohnya....ya..!"

Di sebuah desa hiduplah dua orang teman. Pada suatu hari mereka berdua pergi bersama-sama untuk suatu pekerjaan yang harus dilakukan di desa tetangga. Dalam perjalanan itu mereka harus melewati hutan. Mereka melihat seseorang menunggang kuda di depan mereka menuju ke arah desa. Sebuah bungkusan kecil terjatuh ke tanah dari sebuah kantung di punggung kuda. Penunggang kuda itu berjalan terus, tidak menyadari bahwa barangnya ada yang hilang. Kedua teman itu berlari dan memungut bungkusan kecil tersebut. Mereka membukanya dan keheranan melihat sebutir permata langka yang berkilau-kilauan.

Mereka senang sekali dengan peristiwa kebetulan ini. Salah seorang dari mereka berkata, “Kawan, simpanlah permata itu. Saya akan pergi ke desa untuk mencari makanan bagi kita berdua, kemudian kita akan membicarakan permata tersebut.” Pikiran kedua anak muda itu menjadi jahat ketika melihat permata tersebut. Keduanya ingin memiliki permata itu bagi dirinya sendiri.

Pemuda yang pergi mencari makanan cepat-cepat menyelesaikan makannya lalu membeli sebungkus makanan yang dikemas dengan rapi. Setelah itu ia pergi ke toko dan membeli sebungkus kecil racun. Dalam perjalanan kembali ke tempat ia harus menemui temannya, dicampurkannya racun itu ke dalam makanan dan dibungkusnya lagi dengan rapi, kemudian ia bergegas pergi ke tempat itu. Segera setelah menerima bungkusan makanan dari temannya, pemuda yang satu lagi berkata, “Lebih baik bawalah permatanya, aku akan pergi mencuci tangan di kolam di dekat sini.” Pemuda (yang membawakan makanan tadi) dengan semangat mengambil bungkusan tersebut dan membukanya. Ia menundukkan kepalanya memandangi permata itu dengan serakah dan gembira. Tiba-tiba sebatang tongkat yang berat dan keras jatuh dan menimpa kepalanya dengan kekuatan demikian rupa sehingga ia menemui ajalnya seketika itu juga. Tentu temannyalah yang memukul kepalanya. Temannya mengambil permata tersebut, menyimpannya di saku, membuka bungkusan makanan, dan menyantap makanan itu dengan sangat berselera. Tidak lama setelah menelan dua-tiga suap, iapun jatuh mati dengan tangannya di dalam saku.

"Nah....Ngger....dari cerita itu, Angger past tahu apa yang menyebabkan kedua pemuda ini menemui ajalnya secara menyedihkan? Nafsu memiliki kekayaan itu. Itu adalah keserakahan. Ingatlah, serakah adalah benih kesedihan.”

Saudara/i ku terkasih....bisa jadi kita tanpa sadar kita pernah bersikap seperti itu, menginginkan apa- apa yang bukan hak kita. Bahkan belakangan ini banyak orang tidak malu lagi melakukan kejahatan demi kepentingan ego pribadinya, dan kemudian mengorbankan hak-hak orang lain....namun demikian.....Bagaimanapun juga keserakahan tidak akan pernah mendatangkan kerahyuan. Kita tak pantas untuk memiliki apalagi memeluknya dengan erat sifat dan sikap serakah seperti itu.

Rahayu
Pepeling Leluhur, Bali-27072009
 

No comments: