Friday, August 24, 2012

Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah

Salam Kasih
Mulai dari lingkup paling inti yakni keluarga, hingga kepada suatu negara, sekiranya pepeling yang satu ini masih relevan untuk dijadikan sebagai "andel-andel" atau resep jitu untuk mengelola , menyelesaikan suatu permasalahan. Masyarakat Jawa tentu sangat familiar dengan pepeling yang tersurat dalam Serat Babat Giyanti: "Dikena Iwake, Aja Nganti Butek Banyune", yang secara bebas dapat saya terjemahkan demikian: tangkaplah ikannya, tapi jangan sampai keruh airnya.


Dalam ungkapan tersebut tersirat sebuah nasihat agar kita selalu berhati-hati dalam menyelesaikan suatu masalah. Berusaha menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru dan tanpa mengganggu ketenteraman lingkungan sekitar. Kata 'Iwak', atau ikan dalam ungkapan ini melambangkan masalah, 'banyu', (air), tempat dimana ikan hidup melambangkan lingkungan dimana masalah tersebut muncul, dan kata 'butek' (keruh) menggambarkan sebuah suasana yang kacau dan gelap.

Ungkapan sederhana ini menurut saya sangat baik untuk menjadi pegangan bagi siapa saja dalam menyelesaikan suatu masalah. Contoh misalnya seorang pemimpin yang bijak tentu tidak menginginkan masyarakat yang dipimpinnya menjadi kacau dan tidak aman serta tidak tenteram. Karenanya ia harus berusaha mencari jalan keluar terbaik dari setiap masalah dan meminimalkan efek buruk dari masalah tersebut.

Dengan demikian diharapkan masalah terselesaikan dan kehidupan masyarakat tetap berjalan dengan baik. Semoga pepeling ini, dapat kita jadikan 'udeg' (bahasa Bali = bekal) dalam menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi. Agar anak cucu kita di masa yang akan datang tidak mewarisi 'banyu butek' karena kita tidak hati-hati dan arif dalam mendapatkan 'iwak' pada masa kini.

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 25/02/2012

No comments: