Thursday, November 17, 2011

Kemurnian, Kesabaran, Ketekunan

Salam Kasih

by I Wayan Sudarma, on Friday, November 11, 2011 at 6:22am

Seorang peminat kehidupan spiritual pergi menghadap seorang bijaksana dan mohon agar diberi mantra. Orang bijaksana itu berkata bahwa ia hanya akan memberikan mantra jika murid tersebut mau melayaninya selama dua belas tahun dan melaksanakan semua perintahnya. Murid itu setuju. Ia melayani gurunya dengan penuh bhakti selama dua belas tahun. Pada akhir waktu yang dijanjikan, orang bijaksana itu merasa bahwa akhir hayatnya telah mendekat. Ia menyuruh murid tersebut mengambil daun lontar. Ia akan menuliskan mantranya pada daun itu sebelum meninggal. Murid tersebut pergi mencari daun lontar, tetapi sebelum ia pulang, sang guru meninggal. Ketika ditanyakan kepada seorang anak laki-laki yang berada di sana, diketahuinya bahwa sebelum meninggal, orang bijaksana itu menuliskan sesuatu di atas pasir. seorang wanita mengutip tulisan itu, lalu menghapusnya. Murid tersebut mencari wanita itu, yang memiliki beberapa ekor keledai.


Diketahuinya dari wanita itu bahwa kutipan tersebut dituliskan pada gulungan daun lontar yang dikenakan pada cuping telinganya. Ketika wanita itu mengetahui dari sang pemuda bahwa tulisan di atas pasir yang dikutipnya adalah mantra untuk pemuda tersebut, dan untuk mantra itu ia telah melayani gurunya dengan setia selama dua belas tahun, wanita itu berkata bahwa ia mau memberikan daun lontar tersebut kepadanya jika pemuda itu mau mengabdinya dengan patuh selama dua belas tahun. Pemuda ini, yang bertekad untuk mendapatkan mantra tersebut dengan cara apapun, setuju untuk mengabdinya. Anak muda ini memelihara keledai dan melayani wanita tersebut selama bertahun-tahun. Ia hidup dari makanan yang diberikan wanita itu.
Suatu hari ia tidak diberi makan, maka iapun pergi berkeliling untuk mencari makan. Pada waktu itu diketahuinya bahwa Raja di kawasan tersebut sudah lama memberi makan orang-orang miskin dan mungkin ia bisa mendapat makanan jika ia pergi ke tempat pembagian makanan itu. Dalam perjalanan ke sana diketahuinya bahwa raja telah menghentikan pemberian makanan mulai hari itu karena kegiatan tersebut tidak memberikan hasil yang diharapkannya. Raja mulai memberikan makan orang-orang miskin setelah mendapat nasehat dari gurunya. Sang guru memberitahu bahwa Raja akan dikarunia seorang anak laki-laki jika ada orang yang benar-benar saleh memakan makanan yang disajikan untuk orang miskin. Sebuah genta dipasang di Istana. jika genta itu berbunyi dengan sendirinya, hal itu merupakan tanda bahwa seseorang yang saleh telah memakan makanan pemberian Raja. Karena pemberian makanan tersebut telah berlangsung lama dan genta itu tidak berbunyi, Raja memutuskan untuk menghentikan pemeberian makanan tersebut.

Pada hari itulah pemuda tersebut datang ke tempat pemberian makanan. Ketika diketahuinya bahwa semua panci yang digunakan untuk memasak makanan tersebut telah dibawa ke sungai untuk dicuci, pemuda tersebut bergegas pergi ke tepi sungai untuk mencari sisa-sisa makanan yang masih tertinggal dia kuali. Ia menemukan sedikit rempah di sana dan mulai memakannya.

Pada saat itu juga genta di istana mulai berdentang. Raja terkejut mendengar dentang genta dan segera mengirim utusan untuk mencari siapa yang memakan makanan hari itu yang menyebabkan genta berdentang. Setelah diselidiki, utusan Raja menemukan pemuda itu di sungai dan membawanya ke hadapan Raja. Raja amat gembira melihat pemuda tersebut karena merasa bahwa beliau akan segera dikarunia seorang putra. Raja menawarkan akan memberiakn separoh kerajaannya kepada pemuda tersebut dan mengundangnya tinggal di istana. Pemuda ini menceritakan semua kisahnya kepada raja dan berkata bahwa ia tidak tertarik pada kerajaan ataupun yang lainnya, tetapi hanya menghendaki mantra dari gurunya yang sekarang disimpan wanita pemilik keledai tersebut. Pemuda itu mendesak agar subang daun lontar yang dikenakan wanita itu bisa didapat tanpa paksaan.

Raja mengutus orang untuk mencari wanita tersebut dan membawanya ke hadapan beliau. Ketika mengetahui bahwa wanita itu seorang akrobat yang dapat melakukan permaianan di atas tali, Raja menyuruhnya memperlihatkan keahliannya di hadapan Ratu yang sekarang sedang hamil. Pada waktu wanita itu sedang menari di atas tali, Raja bertanya apakah ia dapat menangkap sepasang subang berlian yang beliau lemparkan kearahnya, dan mengenakannya sambil menari di atas tali. Wanita itu segera menyetujuinya. Raja melemparkan subang berlian berkilauan ke arahnya. Setelah menangkap subang itu, wanita tersebut melepas subang daun lontar dari telinganya, melemparkannya ke bawah, dan menggantinya dengan subang berlian. ketika subang daun lontar itu jatuh, pemuda itu segera berlari menangkapnya. Dengan penuh hasrat dibacanya pesan yang tertulis di situ. Segera setelah membaca mantra tersebut, pemuda itu mendapat penerangan dan moksa pada saat itu juga.

Seorang peminat kehidupan spiritual harus memiliki kebulatan tekad semacam itu dan siap melakukan pengorbanan apapun untuk mencapai tujuannya.

Disarikan dari: China Katha IV
Salam Rahayu

No comments: