Salam Kasih
Kerasnya cadas membisu-walau tampak tak berubah
Tetesan gemercik air pancoran taman asoka
Membasuh perlahan tapi pasti
Walau setitik lubang tercipta
Tapi batu itu telah terukir
Besi tumpul-beradu batu asahan
Setiap hari beradu otot
Batu menipis-besipun kian tajam
Terasah walau tanpa nyawa
Hidup kita penuh dengan karunia -- saudaraku!
Sudahkah Engkau mengasahnya hari ini?
Atau malah telah berkarat tertutup ego
Menggerus terus jati diri
Terseret arus kemunafikan godaan Maya
Saudaraku.. Hidup kita bak kilatan halilintar-- sekejap saudaraku..!
Mari bangun dan bangkit dari fatamorgana keangkuhan
Murnikan pikir dengan mengingat-Nya
Haluskan tutur kata dengan Japa
Dan pupuk laku dengan pelayanan
Belum terlambat saudaraku..
Semasih Tuhan menyertai kita lewat tarikan dan hembusan napas
mengasah pisau itu penting
Membuatkan ritual megah buat perabot rumah memang perlu
Mengasah kesadaran tentang Diri Sejatilah yang terpenting
Karena padanya jalan pulang ke alam Nirwana jadi lebih mudah
Karya: I Wayan Sudarma
Renungan Tumpek Landep 13 Maret 2010
No comments:
Post a Comment