Tuesday, February 2, 2010

Hari Terakhir Bersama Pekak

Om Swastyastu

Seperti biasa setiap pagi Beliau melakukan pemujaan kepada Bhatara Kawitan melalui rumah kayunya yang bertiang 12 (saka roras) ciri khas rumah adat Bali Kuno di desaku, seusai pemuspaan saat itu.....Beliau memulai ceritanya tentang Mahabharata;

Ketika Arjuna dipengaruhi oleh Tamoguna (kelembaman dan keraguan), yang menyebabkan ia jatuh ke dalam khayal milikku dan keluargaku. Pada suatu saat percaya kepada Tuhan, pada saat lain meragukan akibatnya.....demikianlah keadaannya pada waktu itu.....mengawali ceritanya dengan sangat serius sambil memandangku..

Nah...kamu juga berada dalam kesulitan yang sama. Suatu  hari kamu berkata, " Aku harus mengikuti perintah Tuhan," , keesokan harinya kamu mulai ragu, "Mungkinkah itu?" Itulah sebabnya Pekak sesuaikan keadaan hidupmu dengan mengajakmu mengenal kehidupan ini dari kamu masih kecil, dengan harapan dapat mengangkat dirimu sesuai dengan jalan Karmamu; itulah sebabnya kamu....pekak ajarkan untuk selalu berani dan berusaha untuk selalu mengembangkan kepercayaan, kepercayaan yang tidak tergoyahkan.

Tuhan telah memberi manusia seabad untuk hidup dan banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mengisi tahun-tahun tersebut, tetapi banyak orang yang membuang waktunya hanya untuk bermaian, untuk membangun serta membina keluarga, dan baru insaf  ketika harus menyiapkan diri menghadapi kematian ketika maut mengetuk pintu. Kemudian dengan gugup kita berdoa mohon agar masa hidup ini diperpanjang sedikit lagi untuk memenuhi tugas yang merupakan tujuan kelahiran kita ini.

Kamu tidak punya waktu untuk mengucapkan nama Tuhan atau merenungkan Wujud Beliau yang berada dalam hatimu! Tapi kamu punya waktu untuk perkumpulan, main kartu, nonton tv, mengobrol, dan untuk segala macam hal yang remeh. Tapi tiada waktu untuk hening walau sebentar saja, untuk sesuatu yang sederhana ...berdoa misalnya..!

Tidak punya waktu merupakan alasan yang tidak benar. Tidak...! katanya  sambil menarik napas dalam....

Pekak hanya berpesan ....agar kamu mengahadapi kebenaran ini dan majulah kearahnya. Bila Kamu menempuh jalan Kepatutan (kedharman), dengan tidak terasa, perlahan-lahan dan pasti, kamu akan tertarik ke arah kebenaran itu!

Kamu tidak usah takut untuk memperjuangkan kebenaran itu....karena hanya itulah bekelmu pulang esok hari.
mengaakhiri ceritanya....lalu Pekak....mengambilkan Genta dan  Tongkatnya....dan memberikannya kepadaku...." Jadikan ini sebagai bekel hidupmu mengarungi  kehidupan......pekak tak bisa memberimu apa-apa, tapi inilah yang pas buatmu..!, Apapun yang kamu hadapi...nikmati sebagai karuniaNya, jangan mengeluh apalagi protes....semua pasti ada maksudnya....!"

Saat itu aku juga tidak mengerti....mengapa pekak berkata demikian dan memberikan benda-benda itu kepadaku....Aku dilanda kebingungan.....akan jadi apa aku ini.?...tapi pertanyaan itu tak sempat aku utarakan....

Setelah itu Pekak mohon ijin untuk beristirahat.......dari bibirnya mendesah sebuah doa..Ommmmm.........

~ I Wayan Sudarma

No comments: