Tuesday, April 2, 2013

MELASTI

Oleh: I Wayan Sudarma


Om Swastyastu
Melasti merupakan sebuah rangkaian upacara awal dalam persiapan menyongsong hari raya Nyepi yang jatuh pada hari pertama (penanggal apisan) dari bulan ke sepuluh (sasih kedasa – kedas/bersih). Secara tradisi agama Hindu di Indonesia, yang dikenal sebagai sumber referensi pendukung upacara Melasti ini ada dua, yaitu Kitab Aji Swamandala dan Kitab Sundarigama. Kedua sumber itu merupakan acuan utama bagi umat Hindu untuk melaksanakan Melasti; khususnya di Bali. Kedua sumber ini menyatakan bahwa inti dari Melasti adalah penyucian alam semesta melalui samudra yang mampu melebur segala kekotoran dan penderitaan dunia. Hal ini diyakini, karena pemahaman tentang energi spirit dari samudra dengan segala komponen yang dikandungnya (energi Baruna), energi air (energi Wisnu) dan energi lapisan dasar laut (energi Pertiwi). Ingat, seperti apa kekuatan yang ditimbulkan, ketika ketiganya bergabung, menjadi tsunami ! Melasti memang sangat ideal ! Karena memang ada pesan khusus didalamnya.

Dapat ditambahkan lagi, kekayaan yang terkandung dalam samudra merupakan sumber kehidupan manusia, sehingga kesanalah seharusnya manusia mencari sari-sari kehidupan, yang oleh umat Hindu disimbolkan berupa air suci (amerta kamandalu). Lalu mengapa penekanannya samudra ? Karena Nusantara merupakan gugusan pulau-pulau yang secara geografis dikelilingi oleh samudra. Dengan demikian kelangsungan hidup manusia Indonesia, selain bersumber dari pegunungan, juga ditentukan oleh lestarinya samudra. Dan sesungguhnya, Melasti juga bisa dilaksanakan di daerah pegunungan yang memiliki sumber air yang disakralkan. Umumnya, kawasan pegunungan di Bali, sudah dilestarikan dengan banyaknya Pura-Pura suci; sehingga umat Hindu tidak mungkin merusak kawasan ini. Oleh karena itu, pelaksanaan Melasti di samudra, untuk Bali lebih ideal; karena menjadikan spirit alam Bali harmonis dan seimbang, karena segara dan gunungnya tetap ajeg.

Melasti secara sederhana dapat diartikan sebagai MALA (kotor/cacat), dan ASTI (pengetahuan/selamat). Artinya, dengan melaksanakan Melasti sesungguhnya umat Hindu ingin mendapatkan kemudahan dalam menyerap pengetahuan untuk mencapai keselamatan. Jadi, pelaksanaan Melasti adalah untuk mencapai sasaran berupa pelestarian bhuana agung (makro kosmos – alam semesta) dan bhuana alit (mikro kosmos – manusia).

Dalam konsepsi Hindu, dua wilayah yang menjadi fokus kesucian adalah segara (samudra) dan gunung (giri). Samudra dan gunung memang merupakan sebuah kesatuan yang saling bekerja sama. Contohnya, air laut menguap karena panas matahari, membentuk awan tebal, terbawa angin kearah pegunungan, karena dingin membentuk titik-titik air, jatuh menjadi hujan, memberikan kesuburan kepada hutan. Air hujan meresap dan disimpan oleh lapisan hutan, mengalir mengikuti aliran sungai dan berakhir di samudra. Siklus ini terulang terus, tiada henti. Samudra dan gunung ini merupakan konsep kesucian segara – gunung, sekaligus merupakan penjabaran konsep lingga (gunung) – yoni (segara). Turunnya konsep lingga – yoni bermula dari konsep Samkhya yang berkaitan dengan konsep penciptaan dunia, yaitu pertemuan antara Purusa (kesadaran) – Pradana (unsur materi).

Jadi, Melasti sesungguhnya sebuah prosesi yang merupakan tradisi agama Hindu di Indonesia, yang berkembang menjadi sebuah upaya spiritual untuk melestarikan samudra dan gunung. Sebuah konsep manajemen peduli terhadap eksistensi samudra dan gunung. A spiritual awareness to save forest and sea !

Rahajeng Melaksanakan Upacara Melasti, untuk Saudara/i Hindu ku dimanapun berada. Om Lokha Samasta Sukhino Bhavantu
Om Santih Santih Santih Om

Bali-08032013

No comments: