Salam Kasih
Di suatu desa, hiduplah dua orang kakak beradik. Keduanya kikir. Yang muda tepat sekali disebut si Kikir, dan yang lebih tua si Lebih Kikir. Mereka demikian kikirnya sehingga tidak mau makan dengan kenyang. Meraka melakukan ibadah kepada Tuhan hanya dengan satu keinginan untuk mendapatkan uang lebih banyak. Pada akhir pemujaan, sudah menjadi kebiasaan untuk mempersembahkan makanan kepada Tuhan dan kemudian dimakan sebgai Prasaadam. Kedua kakak beradik ini meletakkan sepotong kecil gula batu di hadapan arca hanya selama beberapa detik karena mereka takut kalau gula itu dimakan semut.
Pada suatu hari mereka mendengar kabar kematian salah satu kerabatnya. Si Lebih Kikir melaksanakan tugas mengunjungi keluarga yang berkabung dan menyampaikan belasungkawa. Ia akan berangkat pagi-pagi benar dengan berjalan kaki. Ketika ia bangun, hari masih gelap, tetapi ia memutuskan untuk berangkat. Segera setelah si Lebih Kikir berangkat, adiknya merasa bahwa karena fajar sudah hamper tiba, tidak perlu lagi memboroskan minyak dengan membiarkan lampu menyala. Diambilnya lampu itu dan diletakkannya di sebuah ceruk yang gelap di dinding. Di situ ada Kalajengking, dan iapun disengat. Dalam waktu setengah jam, si Lebih Kikir mengetuk pintu. Adiknya membuka pintu dan bertanya, “Mengapa engkau sudah kembali, ada apa?” Si Lebih Kikir menjawab, “Adikku, aku hanya khawatir engkau lupa memadamkan lampu, maka aku pulang untuk memeriksa. “Sang adik, walaupun kesakitan karena sengatan Kalajengking, berkata, “Aduh! Alangkah sayangnya! Tidakkah engkau mengenal aku? Keinginan kakak menghindari pemborosan minyak memang terpuji, tetapi bagaimana dengan sandalnya? Sekarang sandal itu menjadi using karena terpakai untuk berjalan pulang yang tidak diperlukan. “ Segera si Lebih Kikir menjawab dengan pandangan berseri-seri, “Oh, ingatlah, aku kakakmu. Aku pulang dengan kaki telanjang, dan sandalnya aman di dalam tasku!” Sekali lagi ia meneruskan perjalanannya dengan telanjang kaki. Di jalan, di derah perbukitan yang penuh serangga, ia digigit seekor ular berbisa dan mati.
“ Begitulah kesengsaraan yang diakibatkan oleh kekikiran”
“Benda materi semestinya digunakan dengan bijak sebagai mana mestinya sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, yang terpenting jangan mengikatkan diri kepadanya (materi)”
Salam Rahayu
~ I Wayan Sudarma
No comments:
Post a Comment