Friday, July 15, 2011

Jebakan Tikus Menjagal Sapi

Salam Kasih


Alkisah seekor tikus dengan asyiknya mengintip dari sebuah celah di tembok rumah seorang petani, untuk mengamati sang petani dan istrinya yang sedang membuka sebuah bungkusan. Wah.....makanan apa ya? Pikir sang tikus. Tetapi betapa terkejutnya sang tikus, setelah tahu bahwa bungkusan itu berisi jebakan tikus.

Tikus berlari pontang panting ke ladang sambil berteriak panik. "Awas, ada jebakan tikus di dalam rumah, awaslah, ada jebakan tikus di dalam rumah!"

Sang ayamg berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkta, "Ya, maafkan aku, pak Tikus, aku tahu ini memang urusan gawat darurat bagi anda, tapi kan buat aku pribadi tak ada konsekuensinya. Jangan bikin aku pusinglah!"

Tikus berbalik dan lalu pergi menuju Kambing, katanya, "Ada jebakan tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!"

Jawab Kambing, "Wah, aku menyesal mendengar kabar ini. Tetapi tak ada sesuatupun yang bisa ku lakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu ada dalam doaku!"

Tikus kecewa, lalu berbelok menuju si Sapi. Sapi pun berujar, "Seperti apa ya, pak tikus. Sebuah jebakan tikus ya? Jadi saya dalam bahaya besar ya?" Ledek si Sapi.

Akhirnya Tikus itu kembali ke rumah, kepalanya tertunduk dan merasa sedemikian patah hati, kesal, dan sedih, menghadapi jebakan tikus seorang diri.

Malam itu juga terdengar suara menggema di seluruh rumah, seperti suara bunyi jebakan tikus yang berhasil menangkap korbannya. Istri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di kegelapan itu ia tidak bisa melihat bahwa yang terjebak adalah seekor ular yang amat berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan istri petani itu.

Melihat istrinya terluka, petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit. Ia kembali ke rumah dalam keadaan demam. Sang istri bilang kepada suaminya kalau ia ingin makan sop ayam. Jadilah Si Petani mengambil golok dan pergilah ia ke ladang belakang mencari bahan pokok untuk sop itu.

Ternyata penyakit istrinya tak kunjung sembuh, malah berlanjut sehingga banyak tetangganya datang menjenguk, dari jam ke jam selalu bertatangan para tamu. Petani itu pun menyembelih Kambingnya untuk memberi makan para tamunya itu.

Istri petani itu tak kunjung sembuh. Ia mati, jadi makin banyak lagi orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksa menjagal sapinya agar bisa menjamu makan orang-orang itu.

Di sebuah lobang, Sang Tikus mengintip sambil berguman pelan, "Seandainya mereka peduli, mungkin mereka masih ada."

Sahabat....memang ideal menjadi diri sendiri, tapi hukum alam mengajarkan, bahwa sejatinya kita adalah mahluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan mahluk lain.
Saling membantu, saling mengasihi, saling mengingatkan adalah cara bagaimana semestinya kita hidup harmonis dalam persaudaraan.

Semoga catatan kecil ini menyadarkan kita semua

Salam Rahayu dari *pinggir Jalan Raya Kuta 14072011*

No comments: