Thursday, April 28, 2011

TAK GENDONG

Salam Kasih
oleh: I W Sudarma

Seorang Rahib dan seorang muridnya baru saja datang dari melaksanakan dharmayatra dari sebuah tempat suci. Setibanya di pinggir sebuah sungai yang airnya mengalir deras mereka melihat seorang gadis yang sedang berusaha menyeberangi sungai itu, namun dari raut wajahnya tampak gadis itu sedang ketakutan dan kebingungan karena aliran air sungainya cukup deras.

Rahib dan muridnya mendekati gadis cantik itu, dan mereka menyapanya dengan ramah. "Nona, apa anda hendak menyeberang sungai ini?" Kata Rahib itu. "Ya, tuan. Hamba hendak pergi ke seberang, tetapi aliran sungai ini begitu deras, saya takut kalau-kalau saya terseret dan terbawa arus. Sudikah kiranya tuan membantu saya, agar saya bisa segera tiba di desa seberang sebelum hari menjadi gelap?" Pinta gadis itu kepada Sang Rahib.

"Baiklah nona!" Lalu Rahib itu menggendong si gadis dan menyeberangkannya dari sungai itu. Setibanya di seberang gadis itu mengucapkan terima kasih lalu mohon pamit untuk melanjutkan perjalanannya.

Tinggal Sang Rahib dan muridnya masih berada di tepian sungai itu.
"Guru, bukankah engkau orang suci yang sudah terbebas dari kemelekatan, engkau melaksanakan tapa selibat, lalu mengapa Guru menggendong seorang Gadis-bukankah itu melanggar aturan yang telah ditetapkan, tanya sang murid?"
Dengan senyum ramah Rahib itu menjawab: "benar anakku, seorang yang berselibat tentu tidak boleh mengikatkan diri pada obyek2 sensual. Apa yang saya lakukan tadi semata-mata untuk menolong gadis itu, dan menolong sesama yang berada dalam kesusahan adalah tindakan kebajikan yang utama. Setelah saya dapat menyeberangkannya dan yakin gadis itu selamat, saya telah melupakannya"

"Tapi engkau, sejak dari seberang tadi, hingga gadis itu sudah tidak ada di sinipun engkau masih menggendongnya dalam pikiranmu..! Bukankah tindakanmu itu jauh lebih terikat...? Tanya Sang Rahib"

Murid itu menjadi malu, atas kekeliruannya-dan kemudian meminta maaf kepada gurunya.

Sahabat....
Menggendong sesuatu yang tidak bai/buruk dalam pikiran sangatlah berbahaya
Semoga renungan ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi pertumbuhan kesadaran kita

Rahayu

No comments: