Tuesday, April 12, 2011

RENUNGAN PURNAMA KADASA

Salam Kasih
Salam Kasih

Landasan Sastra Hari Suci Purnama
Sungguh merupakan suatu keberuntungan bahwasanya umat Hindu banyak mempunyai hari-hari suci dan tempat-tempat suci. Hal ini menandakan bahwa potensi untuk memuja ke arah perbaikan karakter dan budi pekerti selalu ada. Karena tempat-tempat suci lebih banyak mengandung energi vibrasi kebaikan, aura kedamaian dan ketenangan. Jika hati dan pikiran sedang sumpek atau diliputi oleh angkara murka maka seseorang dianjurkan untuk mengunjungi tempat-tempat suci tersebut.

Purnama merupakan hari suci bagi umat Hindu, yang harus disucikan dan dirayakan untuk memohon waranugraha dari Hyang Widhi. Pada hari Purnama adalah payogaan Sanghyang Chandra sementara pada hari Tilem adalah payogaan Sanghyang Surya. Kedua-duanya sebagai kekuatan dan sinar suci Hyang Widhi dalam manifestasiNya berfungsi sebagai pelebur segala mala (kekotoran) yang ada di dunia. Di dalam Sundarigama, ada disebutkan sebagai berikut :
“Muah ana we utama parersikan nira Sanghyang Rwa Bhineda, makadi, sanghyang surya candra, atita tunggal we ika Purnama mwang Tilem. Yan Purnama Sanghyang Wulan ayoga, yan ring Tilem Sanghyang Surya ayoga ring sumana ika, para purahita kabeh tekeng wang sakawangannga sayogya ahening-hening jnana, ngaturang wangi-wangi, canang biasa ring sarwa Dewa pala keuannya rin Sanggar, Parhyangan, matirtha gocara puspa wangi”.
Ada hari-hari yang utama penyelenggaraan upacara persembahyangan yang sejak dahulu sama nilai keutamaannya yaitu pada hari Purnama dan Tilem. Pada hari Purnama, bertepatan dengan Sanghyang Candra beryoga dan pada hari Tilem, bertepatan dengan saat Sanghyang Surya beryoga memohonkan keselamatan dunia kehadapan Hyang Widhi Wasa. Pada hari suci yang demikian itu sudah seyogyanya para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan dirinya lahir bathin dengan melakukan upacara persembahyangan di Sanggar-sanggar atau Parhyangan-parhyangan dan menghaturkan yadnya kehadapan Hyang Widhi.

Lebih lanjut, di dalam Slokantara disebutkan juga sebagai berikut :
"Kalingannya, yan Purnama Tilem kala Sang Sadhujana menghanaken punyadhana tunggal mulih sepuluh ika de Bhatara”.
Bila pada hari Purnama atau Tilem umat manusia menghaturkan upakara yadnya dan persembahyangan kehadapan Hyang Widhi, dari nilai satu aturan (bhakti) yang dipersembahkan itu akan mendapat imbalan anugrah bernilai sepuluh dari Hyang Widhi.

Demikianlah hari Purnama itu yang merupakan hari suci yang harus dirayakan oleh umat Hindu untuk memohon waranugra berupa keselamatan dan kesucian lahir bathin. Pada hari Purnama hendaknya mengadakan upacara-upacara persembahyangan dengan rangkaiannya berupa upakara yadnya sebagai salah satu aspek daripada pengamalan ajaran agama.

Hari Purnama jatuh setiap bulan penuh (Sukla Paksa), sedangkan Tilem jatuh setiap bulan mati (Krsna Paksa). Baik Purnama maupun Tilem datangnya setiap 30 atau 29 hari sekali.

Sarana Pemujaan:
Pada waktu melakukan pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pada setiap hari Purnama umat dapat mempersembahkan upakara berupa: daun, bunga, buah dan air yang ditata sedemikian rupa menjadi sebuah sesaji atau banten , dan atau juga dengan mempersembahkan canang sari yang merupakan simbol mempersembahkan karma wasana dalam bentuk pikiran, kata-kata dan berbagai jenis perbuatan kehadapanNya baik itu pada kehidupan yang terdahulu, sekarang maupun yang akan datang.

Persembahan upakara ini tentu harus dilandasi dengan perasaan kasih yang tulus, sebagai wujud bhakti kepadaNya. Perbedaan dalam hal bentuk sesajen atau banten, sesungguhnya hanyalah kulit luarnya saja, namun makna yang terkandung didalamnya tetap sama. Perbedaan bentuk sesajen atau banten di tiap-tiap daerah tentu tidak bisa lepas dari konsep Desa, Kala, Patra. Yang terpenting adalah jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan pada saat Purnama untuk melakukan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Sang Hyang Chandra, dengan bhakti yang mendalam, dengan hati penuh kelembutan, kewaspadaan, dan kewaskitaan. Senantiasa eling dan waspada, sehingga tidak terpengaruh oleh nafsu-nafsu jahat dalam diri dengan cara sujud dan bhakti kepadaNya. Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kebhaktian yang tulus maka nafsu-nafsu jahat akan sulit mempengaruhinya.

Purnama memberi kesempatan seluas-luasnya pada umat manusia untuk melakukan ritual pemujaan. Pengendalian diri dan pendidikan budi pekerti. Hendaknya hari suci purnama betul-betul dimanfaatkan untuk memupuk nilai-nilai keimanan dalam diri setiap orang, dan orang yang berilmu pengetahuan hendaknya seperti Bulan Purnama memberi kesejukan dan penerangan bagi semuanya.

Purnama hari yang identik dengan kesucian, keharmonisan, kegembiraan. Bulatkan tekad dan niat untuk selalu berada di jalan yang lurus, percaya diri bahwa Sang Hyang Widhi Wasa akan senantiasa membimbing umatNya menuju ke alam yang Sunyata, alam yang tidak ada konflik , alam kebebasan , alam kebahagiaan Illahi.

Pastikan Beliau senantiasa hadir di tengah-tengah pemujaNya. Lakukan pemujaan dengan setulus-tulusnya. Dia yang dipuja turut memuja, memberkati dengan rahmatNya, dengan senyum manisnya dengan kasih sayangNya. Dia yang tulus, meluluskan permohonannya dengan karunia dan kebijaksanaannya. Dia yang berbhakti, terberkati dengan karunia yang berlimpah. Dia yang menghibur, terhibur dengan alunan musik surgawi dan kedamaian. Dia yang mempersembahkan kidung perdamaian, memperoleh anugerah Shanti di hatinya, dan kasih sayang yang tulus.

Salam Rahayu
Also posted in Facebook and http://www.cyberdharma.net by Goes De on Saturday, March 19, 2011 at 1:24pm

No comments: