Wednesday, December 29, 2010

Mengetahui Tuhan

Salam Kasih

Apa motif kita hendak menemui Tuhan?
Mengapa kita menyebut berbagai nama Tuhan?
Mengapa kita membaca buku-buku tentang Tuhan?
Apa yang mendorong kita membaca buku mengenai Tuhan Yang Maha?
Apa hubungan kita dengan inkuiri seperti ini?
Apakah kita hanya terdorong semata-mata oleh rasa keingintahuan apa realitas seperti ini benar eksis?
Seberapa banyak kita ingin mengetahui realitas seperti ini?

Kita akan berbicara mengenai Tuhan Yang Maha Esa nanti.
Sekarang marilah kita bicarakan mengenai diri kita sendiri.
Berapa banyak kita ingin mengetahui realitas ini?
Apakah kita sungguh-sungguh ingin mengetahuinya?
Jika begitu, kita perlu memutar semua saluran zat hidup ini sedemikian rupa ,sedemikian arah

Sehingga semua tindakan dan sensasi kita akan menjadi alat atau sarana untuk merealisasikan kebenaran itu.

Tidak mungkin mengetahui Tuhan Yang Maha Esa tanpa pencelupan yang bersifat totalitas.
Kita tidak bisa setengah berada di dunia maya ini dan setengah lagi di dunia Tuhan.
Tuhan itu adalah suatu totalitas.
Tuhan itu absolutisme.

Apapun totalitas dan kemutlakan itu sebelum kita mencelupkan diri secara totalitas dalam inkuiri terhadap Tuhan
Maka tidak akan ada jalan untuk mengetahuiNya.


Bila....
Setiap kerinduan dalam kehidupan kita
Adalah kerinduan untuk mengetahui kebenaran,
Bila setiap pengalaman dengan ujung-ujung jari diinterpretasikan dalam kaitannya dengan Tuhan,
Bila setiap suap makanan yang anda masukan ke mulut diinterpretasikan sebagai persembahan kepada Tuhan,
Bila setiap pelukan kepada orang lain dalam pikiranmu seolah-olah dipersembahkan kepada Tuhan,
Bila setiap kita belok kiri dan belok kanan menuju Tuhan,
Bila setiap kita naik dan turun juga menuju Tuhan,
Bila kita secara sempurna mencelupkan diri dalam inkuiri ini,

Maka baru ada harapan bagi kita untuk mengetahuiNya.
Sebelum semua hal ini bisa kita lakukan
Maka inkuiri kita terhadap Tuhan tidak akan terwujud.
Kita hanya main-main dengan kilasan pikiran sebagai manusia yang sangat terbatas dalam ruang, waktu dan kausasi.

Jika kita mengira nama Tuhan Yang Maha Esa itu hanya terdiri lima rangkaian huruf T-U-H-A-N atau huruf yang lainnya?
Sebenarnya tidak ada nama seperti itu.
Dalam pengalaman dengan Tuhan maka tidak akan ada nama- nama,
Tidak akan ada kata-kata yang dapat melukiskanNya.


Karena itu......
Jika Anda berpikir bahwa kata Tuhan adalah Tuhan Yang Maha,
Maka dengan mengucapkan kata gula...gula......gula.....
Kita tentu akan dapat merasakan rasa manis di mulut atau bibir ini
Dan tentunya tidak perlu lagi membubuhkan gula pada teh yang hendak kita minum.

Jika hanya dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa berulang kali,
Kita berpikir akan menemui Tuhan Yang Maha Esa,
Tentu kita juga tidak perlu mengisi garam pada sup kegemaran kita,
Sebab dengan mengucapkan kata garam,kita akan mampu menjadikan sup itu terasa asin?


Mereka yang telah mengenal Tuhan Yang Maha Esa
Karena mereka sudah mengenaliNya lewat pencelupan yang totalitas.
Keheningan dalam kata-kata dan keheningan dalam pikiran.
Bila pikiran kita hening secara totalitas itulah nama Tuhan Yang Maha Esa.

Jika dalam pikiran tidak ada keinsyafan akan benda-benda, orang, pengalaman, relasi, memori, kesan yang terbatas dalam waktu, ruang dan sikuensi
Bila pikiran secara totalitas dan mutlak terbebas,
Tak terkontaminasi dari semua hal ini,
Maka keadaan seperti itu tak bernama,
Tanpa bentuk,
Tanpa kata-kata
Tidak dapat dilukiskan
Itulah nama Tuhan Yang Maha Esa.

Rahayu

No comments: