Tuesday, December 29, 2015

PERAHU

Om Swastyastu
"Hiduplah di dunia, tetapi janganlah menjadi dunia, jika Anda menginginkan Kebahagiaan". (Ramakrshna Svamiji)

Saat manusia primitip membuat perahu, mereka membuat langkah panjang dalam penaklukan alamnya.

Perahu hanya dapat digunakan dalam air dan tidak di darat. Perahu dapat berada di air tetapi air tidak boleh memasuki perahu itu. Kehidupan duniawi mirip dengan perahu yang ada di air. Manusia dapat hidup di dunia. Tetapi keinginan duniawi tidak boleh merasuki dan merusak hati nuraninya. Hal itu akan menenggelamkannya. Semua kesengsaraan diakibatkan oleh keinginan duniawi yang tak terkendali.

Semoga renungan ini bermanfaat bagi Keelingan kita. Manggalamastu

Om Santih Santih Santih Om
♡ Jro Mangku Danu

Friday, December 11, 2015

Empat Tahapan Perjalanan Spiritual

Om Swastyastu
Catur marga yoga: “catur” berarti empat; “marga” secara harfiah berarti tahapan, jalur, rute, cara, jalan, saluran, gaya, metode, program, proses, tanda, adat, perjalanan, perburuan, pencarian, sarana, artikulasi, menelusuri, menjangkau, menunjukkan, melacak, penggunaan, dan lain-lain; “yoga” berarti pengaitan, penghubungan, penyatuan. 

Catur marga yoga berarti empat tahapan perjalanan spiritual menuju kesadaran Jiwa, yaitu: bhakti, karma, raja dan jnana. Dengan pemahaman yang sama ada yang merincinya sebagai: charya, kriya, yoga dan jnana. 

Empat tahap jalan pencerahan ini dibagi secara alami: bhakti, kebajikan dan pengabdian tanpa pamrih; karma, melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa keterikatan akan hasil dari perbuatan; raja, melakukan sadhana lanjutan: asana, pranayama, perenungan yang mendalam, japa, dan meditasi; dan jnana, pengetahuan dan kebijaksanaan luhur karena telah mencapai kesadaran jiwa atau Samadhi. 

Tanpa melewati bhakti yoga seseorang tidak akan mampu melaksanakan karma yoga dengan sempurna. Tanpa melewati karma yoga seseorang tidak akan mampu melakukan raja yoga dengan sempurna. Dan tanpa raja yoga seseorang tidak akan mampu menjadi seorang jnanin yang sempurna. 

Bhakti, karma, raja dan jnana adalah tahapan proses evolusi jiwa, sangat mirip dengan perkembangan alamiah seekor kupu-kupu dari telur ke ulat, dari ulat ke kepompong, dan terus hingga akhir metamorfosis ke kupu-kupu. Ini adalah empat tahapan, di mana setiap jiwa manusia harus melewati banyak kelahiran untuk mencapai tujuan akhir. Sebelum memasuki tahapan spiritual, jiwa tenggelam dalam alam yang lebih rendah, anava marga, atau jalan keegoisan, terikat dalam ketakutan, kemarahan, kecemasan, kebingungan, keserakahan, kedengkian, tertutupnya hati nurani. Dari alam yang lebih rendah kemudian bangkit ke bhakti. Setelah matang dalam bhakti, ia memasuki karma, dan akhirnya berkembang ke dalam raja yoga. Jnana adalah keadaan tercerahkan, mencapai kebijaksanaan menuju akhir jalan sebagai hasil dari Realisasi Diri. Keempat tahapan tersebut bukan cara-cara alternatif, tetapi progresif, fase kumulatif dari satu jalan.


“Menjadi Hidup dari kehidupan adalah keagungan jnana yoga. Melihat Cahaya dari kehidupan adalah kebesaran raja yoga. Memberikan kehidupan pada kehidupan adalah karma yoga. Mengekspresikan pemujaan adalah bhakti yoga.”

Om Santih Santih Santih Om