Wednesday, March 26, 2014

Akankah Darah Memerah Di Medan Pemilu..?

Bau anyir darah mendidih merona dalam tubuh
Jidat berkrenyit menyiksa pikiran
Nanar mata liar mengintip sinis
Telinga pongah menguntit issue
Lidah bergetar menebar selaksa janji di awang-awang
Demi sebuah singgasana gemuruh suara
Tipu daya berselimut strategi
Gegap gempita menguras harta rakyat
Berkedok pembangunan
Membangun hirarki kekuasaan
Di atas tumpukan derita berjuta nyawa
Demi sebuah kehormatan
Kehormatan si gila hormat
Tebar pesona menghias jalanan berlubang
Demi kemulusan niat yang mungkin memang bulus
Tiba-tiba sedemikian peduli
Agar samar niat ngibuli
Jika darah kian memanas
Jika hati kian mengeras
Jika lidah kian sinis
Jika telinga kian tipis
Jika laku kian bengis
Si kecil akan kian kerdil
Terlalu lemah menanti adil
Dari mereka yang bermulut manis
Tanyaku padamu wahai tuan-tuan...Akankah darah memerah di medan pemilu...?

Bali-Budha Wage Ukir, 26032014
Oleh: I W Sudarma

Monday, March 17, 2014

Penjara Pikiran

Salam Kasih
Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi satu.
William pun menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.
Tahukah Anda, bahwa saat William Addis menemukan konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.
Sesusungguhnya  pikiran kita memiliki  potensi untuk dikembangkan, secara positif dan semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan pikiran kita.
Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah kekalahan.
Semangat pagi sahabat semuanya

Rahayu _/|\_ I W Sudarma