Tuesday, February 25, 2014

CANGKIR KOTOR

Salam Kasih
Banyak orang yang datang ke sini memiliki posisi yang berpengaruh di masyarakat dan memiliki pandangan- pandangan tertentu mengenai berbagai hal: mengenai diri mereka sendiri, mengenai praktik meditasi,  mengenai praktik kerohanian, mengenai spiritual, mistik, dan mengenai ajaran-ajaran Kebenaran.
Beberapa dari mereka juga ada yang menjadi pedagang kaya, beberapa memiliki pendidikan yang tinggi, beberapa adalah guru atau pegawai pemerintah, politikus. Pikiran mereka penuh dengan pandangan-pandangan mengenai berbagai hal. Mereka terlalu pintar untuk mendengarkan orang lain.
Bahan Renungan:
Seperti air dalam sebuah cangkir. Jika cangkir tersebut penuh dengan air kotor, maka ia tidak dapat digunakan untuk apapun. Hanya ketika Anda membuang air kotornya maka barulah cangkir tersebut dapat dipakai kembali. Anda harus mengosongkan pikiran Anda akan pandangan-pandangan sebelum Anda dapat BELAJAR sesuatu yang lebih besar dan lebih murni.
Praktik kita, beberapa langkah melebihi baik kepintaran maupun kebodohan. Jika Anda berpikir, “Saya pintar. Saya kaya. Saya penting. Saya memahami ajaran agama dengan jelas,” Anda tidak akan pernah memahami kebenaran akan KETIADA-AKU. Anda tidak akan mempunyai apapun kecuali KEAKUAN-AKU. Aku dan milikku. Padahal inti dari ajaran Agama adalah MENINGGALKAN KEAKUAN.
Kondisi Diri yang telah tanggal dari Rasa Aku, oleh Awatara Buddha dikatakan sebagai: "Pembebasan dari penderitaan. Pembubaran total". Atau yang oleh Leluhur dikatakan sebagai: "Sukha Tan Pawali Duhkha". Inilah Moksa (Nibbhana).
Memang akan terasa berat atau dapat dikatakan sulit untuk dapat mencapai tataran hidup tanpa Rasa Aku, hidup seperti gelas bersih,  Namun jika praktik-praktik yang dapat membantu kita dalam mengikis sedikit demi sedikit lapisan rasa  Aku tidak dimulai saat ini, maka kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup kita akan kian terbatas.
Saudara-Saudariku....saya mengajak.....mari kita melangkah dan membenahi diri agar kerak kotor gelas hidup ini lambat laun bisa dibersihkan. Agar kita dapat melenggang Pulang ke Rumah Asal dengan langkah ringan....Manggalamastu...!!

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
Disunting dari:108 Kisah  Inspiratif
Sent from my iPad

Semua Karena Tuhan (All Because Of God)

Salam kasih
Jalan menuju Tuhan memanglah sulit , tetapi kita bisa menggapainya. Biarkan Tuhan melakukan apa yang Ia inginkan. Berserah Dirilah kepadaNya dan katakan: "Hamba tidak memiliki apapun! Apapun yang ada Engkaulah yang telah memberi hamba, hamba persembahkan kembali kepadaMu."
Kita mungkin berpikir orang tua kitalah memberi kita tubuh. Yang menempatkan kehidupan ke dalam tubuh kita?
Siapa yang membuat hati kita  berdetak terus-menerus ? Kita bisa memberi makan tubuh dengan makanan lezat tapi siapa yang mencerna semua makanan yang kita makan? Siapa yang memberi kekuatan pendorong di belakang peredaran darah? Tuhan sendiri mengatur setiap tindakan dalam setiap mahluk hidup. Mata yang bahkan panjangnya tak sampai satu inci dapat melihat bintang-bintang dengan jelas nan jauh di langit. Siapa yang memberi mata kecil ini, kekuatan besar ini dan kekuasaan? Tuhan sendiri telah menganugerahkan  dan mempertimbangkan segala sesuatunya untuk kita.
Tapi dengan ego kecil kita, kita menjadi bingung bahwa kitalah  pelakunya. Hal ini tentu merupakan kekeliruan terbesar.
Jadi....Apapun yang dikaruniakannya, terima/syukurilah, karena hal itu adalah untuk kebaikan tertinggi kita.
=====
The path to God is difficult, but you can win. Let God do whatever He wants. Surrender to Him and say: “I brought nothing with me! Whatever You have given me, I offer it back to You.”
We may think our parents gave us the body. Who put life into our body?
Who makes our heart tick incessantly? We may feed the body with tasty food but who digests all the food we eat? Who is the driving force behind the circulation of blood? God Himself regulates every single act within every living being. The eye that is not even an inch long can clearly perceive the stars, far away in the sky. Who gave this little eye, this big strength and power? God alone has conferred and is conferring everything upon us.
But by our little ego, we are confused that we are the doer. This is the greatest ignorance.
So....Whatever He gives, accept it, it is for our highest good.

Salam Rahayu ~ I W Sudarma
Disarikan dari: - Divine Discourse, 'My Dear Students', Vol 2, Ch 4, Apr 22, 2000

Monday, February 24, 2014

Jangan Menilai Dari Bentuk & Rupa

Salam Kasih
"Janganlah melihat & menilai sesuatu hanya dari bentuk & rupanya". (I W Sudarma)

Dalam keseharian tak jarang kita dihadapkan pada satu kondisi untuk memberi penilaian, dan ternyata pula pola kita menilai sesuatu acapkali berdasarkan atas bentuk dan atau rupa dari sesuatu itu.
Nah....agar kita tidak terjebak pada penilaian dangkal dan subyektif. Sekiranya tips dan kisah berikut bisa dijadikan  sebagai pelajaran!
Darma adalah seorang penasihat kerajaan yang  wajahnya buruk dan tubuhnya bongkok, tetapi ia sangat disegani karena kebijaksanaannya.
Pada suatu hari Putri Kerajaan mengejeknya: "Jika kamu bijaksana, beritahu aku MENGAPA kebijaksanaan ada dalam diri yang buruk rupa & bongkok?"
Darma: Dengan santai Darma malah balik bertanya: "Apakah ayahmu mempunyai anggur ?"
Putri: "Semua orang tahu bahwa ayahku mempunyai anggur terbaik"
Darma: "Dimana disimpan ?"
Putri: "Yach pasti dalam bejana tanah liat"
Darma tertawa...ringan lalu berkata: "Seorang raja yg kaya menggunakan bejana tanah liat ?"
Mendengar itu, putri raja merasa malu & segera memerintahkan pelayan memindahkan semua anggur yang ada di istana ke dalam bejana emas & perak.
Suatu hari raja mengadakan jamuan kerajaan & kaget karena rasa anggurnya sangat asam. Pelayan istana  menceritakan bahwa anggur yang disuguhkan tadi berasal dari bejana emas & perak atas instruksi putri raja. Lalu raja menegur putrinya.
Kemudian Sang Putri mencari Penasihat Raja dan  berkata: "Mengapa kamu menipu saya. Saya pindahkan semua anggur ke bejana emas tetapi hasilnya asam"
Dengan teduh Darma menjawab: "Sekarang Anda tahu MENGAPA kebijaksanaan berada dalam wadah yang sederhana & sama seperti anggur, dia hanya cocok dalam bejana dari tanah liat"
Saudaraku..., janganlah melihat & menilai sesuatu hanya dari bentuk & rupanya. Ingat bahwa setiap KEBERADAAN sejatinya memerankan Fungsi (baca: Dharma) sesuai dengan Kualitas (baca: Guna) nya. Semuanya besar dalam peran dan fungsinya masing-masing. Tidak ada yang lebih unggul pun lebih rendah.
Kesadaran inilah yang mesti kita tumbuhkembangkan agar cara pandang kita bisa semakin luas dan bijaksana, bahwasanya setiap Keberadaan memang diadakan untuk suatu Misi Uttama.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma 
Lembang-24022014

Monday, February 3, 2014

Nasib, Semangat Dan Kebijaksanaan

Om Swastyastu
Alkisah hiduplah  3 EKOR ikan yang bersahabat. Dari dulu mereka selalu bersama-sama dimana saja.

Ikan pertama saya beri nama: Nasib.
Ikan kedua saya beri nama: Semangat.Dan Ikan ketiga saya beri nama: Kebijaksanaan.
Suatu hari, ketika mereka berenang bersama, tertangkap oleh JALA yang besar. Mereka bertiga terjebak ke dalam Jaring namun masih berada di dalam danau & seketika itu juga, ikan kedua yang bernama Semangat, menggunakan kekuatan semangatnya untuk merusak Jala. Akhirnya, JALA itu rusak & berhasil LOLOS.

Melihat ikan kedua berhasil lolos, ikan ketiga, yg bernama Kebijaksanaan mengikuti Jejak ikan kedua & melihat lubang di jala & LOLOS melalui lubang yang sama.
Sedangkan ikan ke-1 bernama Nasib, berpikir bahwa selama ini saya telah melakukan banyak kebajikan & tidak mungkin akan dibunuh & dia bersikukuh untuk tetap berada di jaring.
Akhirnya, karena pandangan salah itu, ikan pertama berpindah habitat, dari danau berpindah ke restoran.

Saudara-Saudari semuanya...Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan.
Nasib baik saja belum cukup, dibutuhkan semangat & kebijaksanaan.
Terkadang kita HANYA menyalahkan nasib tetapi diri sendiri tidak berusaha untuk merubahnya.

Om Santih Santih Santih Om
I W Sudarma

Nasib, Semangat Dan Kebijaksanaan

Om Swastyastu

Alkisah hiduplah  3 EKOR ikan yang bersahabat. Dari dulu mereka selalu bersama-sama dimana saja.

Ikan pertama saya beri nama: Nasib.
Ikan kedua saya beri nama: Semangat.Dan Ikan ketiga saya beri nama: Kebijaksanaan.

Suatu hari, ketika mereka berenang bersama, tertangkap oleh JALA yang besar. Mereka bertiga terjebak ke dalam Jaring namun masih berada di dalam danau & seketika itu juga, ikan kedua yang bernama Semangat, menggunakan kekuatan semangatnya untuk merusak Jala. Akhirnya, JALA itu rusak & berhasil LOLOS.

Melihat ikan kedua berhasil lolos, ikan ketiga, yg bernama Kebijaksanaan mengikuti Jejak ikan kedua & melihat lubang di jala & LOLOS melalui lubang yang sama.

Sedangkan ikan ke-1 bernama Nasib, berpikir bahwa selama ini saya telah melakukan banyak kebajikan & tidak mungkin akan dibunuh & dia bersikukuh untuk tetap berada di jaring.

Akhirnya, karena pandangan salah itu, ikan pertama berpindah habitat, dari danau berpindah ke restoran.

Saudara-Saudari semuanya...Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan.
Nasib baik saja belum cukup, dibutuhkan semangat & kebijaksanaan.

Terkadang kita HANYA menyalahkan nasib tetapi diri sendiri tidak berusaha untuk merubahnya.

Om Santih Santih Santih Om

Oleh: I W Sudarma