Tuesday, April 30, 2013

Control The Senses

Salam Kasih

Sisya: "Guru, Wy is control of senses most essential in the spiritual path?"

Guru: "Dear all-Many clamour for the experience of spiritual bliss, but, few earn it, because they find themselves too weak to reject the clamour of the senses! Practice assiduously the larger programme of controlling the senses.

A little enquiry will reveal that the senses are bad masters and very inefficient sources of knowledge; the joy they bring is transitory and fraught with grief.

So long as one is dominated by sense pleasure, it cannot be said that his spiritual life has begun. For, the senses rush towards the temporary and the tawdry; thus, they foul the heart. God asks from each of you no other gift, no more valuable offering than the heart He has endowed you with. Give God that heart, as pure as when He gave it to you, full of the nectar of love He filled it with.

Your devotion to God is best expressed by achieving the control of the senses.

Namaste _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
Kuta-30042013

AKAR & PIKIRAN

Salam Kasih
Kita bagaikan sebuah pohon dengan akar-akar, sebuah pangkal batang, dan sebuah batang. Setiap daun, setiap cabang, tergantung pada akar untuk menyerap nutrisi dari tanah dan mengirimkannya ke atas untuk menghidupi pohon.


Tubuh kita, termasuk ucapan dan perbuatan kita, indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba kita, adalah sama seperti cabang, daun, dan batang pohon. Pikiran sama seperti akar yang menyerap nutrisi dan mengirimkannya melalui batang ke daun-daun dan cabang-cabang sehingga mereka dapat berbunga dan menghasilkan buah.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Denpasar-30042013

Monday, April 29, 2013

DAUN & PIKIRAN

Salam Kasih

Ketika kita duduk di hutan yang sunyi, dan tidak ada angin yang bertiup, maka dedaunan akan tetap tenang pada pohonnya. Ketika angin bertiup, dedaunan pun berguguran.


Pikiran sama seperti dedaunan ini. Ketika ia bersentuhan dengan sebuah objek, ia akan bergetar sesuai dengan sifat alaminya. Semakin sedikit kita mengetahui hakikat kebenaran, semakin besar getaran pikiran kita. Ketika pikiran merasakan kesenangan, maka ia mati dalam kesenangan. Ketika pikiran merasakan kesakitan, ia mati dalam kesakitan. Pikiran terus bergerak dalam cara seperti ini.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
Denpasar-29042013

Jalan Menuju Kuil Tuhan (Brahma Pura)

Salam Kasih

Kebajikan, konsentrasi, dan kebijaksanaan: ini adalah tiga hal yang disebut Oleh Yoga sebagai sebuah JALAN menuju damai. Sang Jalan bukanlah agama, dan ia bukanlah tujuan yang sesungguhnya diinginkan oleh Ajaran Yoga, melainkan merupakan jalan bagi kita untuk sampai ke sana.


Hal ini sama seperti ketika kita datang dari rumah menuju sebuah Kuil Pemujaan. Kita tidak menginginkan jalan yang menuju ke sana. Sesungguhnya yang kita inginkan adalah mencapai tempat kuil itu. Tetapi jalan tersebut diperlukan oleh diri kita untuk bisa sampai ke sana. Jalan menuju ke sana bukanlah tempat itu sendiri. Ia hanyalah jalan menuju Kuil . Kita harus mengikuti jalan tersebut untuk bisa sampai ke Kuil.

Kebajikan, konsentrasi, dan kebijaksanaan adalah jalan menuju kedamaian, dimana kedamaian adalah hal yang sesungguhnya kita inginkan. Inilah Kuil Tuhan.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
Karangasem-28042013

HENING ITU JERNIH

Salam Kasih
Pagi ini seperti biasa, saya menyempatkan diri untuk mandi di pinggiran Tukad Unda, sambil mengenang masa-masa kecil dulu. Dalam renungan sekilas memandang dan merasakan arus aliran sungai, saya dapati bahwa air pegunungan itu jernih dari asalnya, mengalir sambil membawa serta segala yang bisa dibawanya termasuk kotoran. Di semua tempat yang dilewatinya semua dibawa dan dipindahkannya, ia ada untuk membersihkan kendati dirinya menjadi nampak kotor.

Jika saya bandingkan dengan hidup kita sepetinya ada kemiripan. Hidup kita adalah hati kita, yang pada mulanya selalu jernih. Namun harus terus melangkah melalui lorong dan jalan berdebu dan penuh dengan segala berkat dan kotoran yang datang silih berganti. Di luar sana masih ada juga prilaku sesama yang entah sengaja atau tidak disengaja sempat mengotori kejernihannya.





Dan semalam dalam renungan, juga hadir instuisi bahwa "Keheningan ada dalam ketiadaan suara yang bising, dan kejernihan adalah ketiadaan kotoran yang ada di dalamnya. Keheningan adalah kejernihan yang hanya berbeda kisi saja, tinggal di sebelahnya."

Karena itu heningnya malam selalu menjadi saat yang tepat untuk menjernihkan kembali hati dan budhi. Bahkan di malam yang hening organ hati kita bekerja keras mendetoks segala racun yang sempat masuk dan mengendap di sepanjang hari.

Dan pagi adalah saat untuk tetap menjaga heningnya hati dan jernihnya budhi yang kita miliki agar seluruh hari ini menjadi sumber berkat dan sukacita baik dalam hidup pribadi maupun dalam hidup sesama yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita. Manggalamastu

Rahayu _/I\_ Jro Mangku Danu ( I W Sudarma)
Karangasem-28042013

MELATIH PIKIRAN

Salam Kasih

Melatih pikiran adalah sebuah kegiatan yang berguna. Kamu dapat melihat peristiwa ini bahkan dalam hewan pekerja, seperti gajah, lembu, dan kerbau. Sebelum kita dapat membuat mereka bekerja, kita harus melatih mereka terlebih dahulu. Hanya ketika mereka telah terlatih dengan baik, kita dapat menggunakan kekuatan mereka dan mempekerjakan mereka untuk berbagai tujuan. Kita semua tentu mengetahui hal ini.

Pikiran yang terlatih dengan baik memiliki nilai berlipat kali lebih besar. Lihatlah pada para Sadhu, Yogi. Mereka merubah status mereka dari orang biasa menjadi orang yang dimuliakan, dan dihargai oleh semua orang. Mereka telah memberikan manfaat kepada kita dalam cara yang lebih luas daripada yang dapat kita temukan.





Semua ini datang dari kenyataan bahwa mereka telah melatih pikiran mereka dengan baik. Pikiran yang terlatih dengan baik sangat berguna bagi setiap pekerjaan. Pikiran yang terlatih memungkinkan kita untuk melakukan pekerjaan dengan hati-hati. Pikiran tersebut membuat kita lebih bijaksana daripada menuruti emosi, dan memungkinkan kita untuk mengalami sebuah kebahagiaan yang sesuai dengan lingkungan kita dalam kehidupan

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Karangasem-27042013

Appreciating The Nature

Salam Kasih

Sisya: "Guru, How should we appreciate Nature – external and internal?"

Guru : "Dear all-All the five elements have been created by the Will of the Supreme. They have to be used with reverential care and vigilantdiscrimination. Reckless use of any of them will only rebound on you with tremendous harm.

External nature has to be handled with caution and awe. So too, handle your inner 'nature,' your internal instruments! While the eye, the ear and the nose serve as instruments of knowledge about one particular characteristic (form, sound or smell) of Nature, the tongue makes itself available for two purposes: to judge taste and to communicate. So you must control the tongue with double care, since it can harm you physically and mentally. Without the control of the senses, spiritual practices (sadhana) are ineffective. If the senses are given full sway, it is like storing water in leaky pot. Pathanjali (the celebrated author of the Yogasuthras) said that if tongue is conquered, victory is yours.

Namaste _/I\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
27/04/2013

KESEPIAN MENUNGGU PENGENALANMU

Salam Kasih
Dia yang pernah berdiam di kedalaman keberadaanku
Dalam temaram cahaya dan pandangan sekilas
Dia yang tidak pernah membuka kerudungnya di cahaya pagi
Akan menjadi Pemberian terakhirku padamu.....pujaanku
Terbungkus dalam nyanyian terakhirku

Kata-kata merayu telah diucapkan
Namun gagal untuk memenangkannya
Bujukan telah mengulurkan tangannya
Yang bergairah padanya dengan sia-sia

Aku telah mengembara dari negeri ke negeri
Membawanya di pusat hatiku
Dan di seputarnya telah bangkit dan jatuh
Pertumbuhan dan kebusukan hidupku

Melalui pikiran dan tindakanku
Tidur dan mimpiku
Dia berkuasa namun......
Tinggal sendirian dan terpisah

Banyak wanita mengetuk pintuku
Dan menanyakannya
Dan berbalik pergi dengan sia-sia

Tidak Ada seorang pun di dunia
Yang pernah melihatnya berhadapan muka dengan muka
Dan dia tetap dalam kesepiannya menunggu pengenalanmu

Bali-26/04/2013
Oleh: I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

YATIM PIATU

Salam Kasih
Pikiran kita, ketika tidak ada yang menjaganya,
adalah seperti seorang anak tanpa orang tua yang menjaganya –seorang anak yatim piatu, seorang anak tanpa pelindung. Seseorang tanpa seorang pelindung akan mengalami penderitaan-penderitaan, dan sama halnya dengan pikiran. Jika pikiran tidak terlatih, jika pandangan-pandangannya telah keluar dari pandangan benar, maka pikiran hanya akan mengalami berbagai macam masalah.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu
Bali-26042013

Jalan Yang Sepi

Salam Kasih
Apapun yang ada di dalam pikiran: Jika kemampuan berpikirmu belum cukup bagus, engkau tidak akan bisa melepaskannya. Dengan kata lain, terdapat dua sisi: sisi sebelah sini dan sisi sebelah sana. Orang-orang cenderung untuk berjalan di salah satu sisi ini. Akan sangat sulit menemukan orang yang berjalan di tengah kedua sisi tersebut. 

Jalan tengah ini adalah sebuah jalan yang sepi. Ketika ada cinta, engkau berjalan di sisi cinta. Ketika ada rasa benci, engkau berjalan di sisi benci. Jika engkau coba berjalan dengan cara melepaskan rasa cinta dan benci, maka engkau akan berada di sebuah jalan yang sepi. Apakah engkau tidak ingin mengikuti jalan sepi tersebut..??

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
Kuta-25/04/2013

Samudera Kehidupan

Salam Kasih
Aliran air, danau, dan sungai yang mengalir Turun menuju samudera, ketika mereka mencapai samudera, semuanya mempunyai warna biru yang sama, mempunyai rasa asin yang sama.

Sama halnya manusia: tidak masalah 
darimana mereka berasal, ketika mereka mencapai arus kebenaran (Dharma), semuanya adalah kebenaran (Dharma) yang sama.



Semua perbedaan yang terbawa dari, dan melalui berbagai aliran-aliran kehidupan akan lebur dalam KeEsaan. Dalam KeEsaan manusia tak lagi mempersoalkan asal, warna, cara. Karena padanya sudah tumbuh kesadaran agung yang universal.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Bali-25042013

Wednesday, April 24, 2013

Kinerja Cinta

Salam Kasih
Saking cintanya prahara kerap datang bertandang, bahkan tak sedikit yang sampai kehilangan jati dirinya, dan mengorbankan martabat kemanusiaannya. Bahkan tak sedikit yang mengakhiri hidupnya gara-gara kehilangan cinta. Banyak yang menjadi stress karena cintanya berujung pada perselisihan, pertikaian, dan perpisahan.

Saking cintanya pula tak sedikit yang mampu bangkit dari keputusasaan, hidupnya menjadi bergairah penuh semangat, produktivitasnya meningkat, demikian juga kebijaksanaannya semakin berkembang."

Rahayu _/|\_ Jro Mangku danu
23042013

Kinerja Karma

Salam Kasih

"Ketika pekatnya kopi dituangkan air putih yang banyak, lambat laun ia akan menjadi jernih. Zat kopi masih ada di sana, tetapi dengan efek rasa yang sudah hambar. Demikian juga karma buruk, yang diberi karma-karma kebaikan, akibat karma buruk tetap akan kita terima, tapi karena karma baiknya lebih banyak, maka akibat dari karma buruk itu tidak akan membuat kita jumpalitan."

Rahayu _/I\_ Jro Mangku Danu

The Divine Message When Observe All Being

Salam Kasih
Sisya: "Guru, What is the message of the Divine on this day we observe the all Being?

Guru: "Deal all-Unfurl in your heart, the flag of infinite peace. It should remind you to overcome the urge of low desires, anger and hate when your plans are thwarted; it must exhort you to expand your heart, to embrace all humanity and creation; let it direct you to quieten your impulses and calmly meditate on your own inner reality. Gradually, the lotus of your heart will bloom, from its centre the flame of divine vision of infinite peace will arise.

Practise the disciplines of silence, cleanliness and forbearance. In silence, you can hear the voice of God. Through cleanliness you earn purity. By forbearance, you cultivate love. Feel that each moment is a step towards Him. Do everything as dedicated to Him, directed by Him, as work for His adoration, for serving His children.

Namaste ~ I Wayan Sudarma
24/04/2012

Dharma

Salam Kasih
"Jangan berpikir bahwa Dharma itu sesuatu yang jauh Dari dirimu. Sesungguhnya Dharma tepat berada bersama dirimu. Dharma adalah tentang dirimu. Coba Amati. Satu menit engkau merasa bahagia, menit berikutnya merasa sedih, lalu puas, kemudian marah pada orang lain, benci orang itu: Ini semua adalah Dharma..."

#Wahana Kesadaran#

Rumah Sesungguhnya

Salam Kasih

Bangunan rumah mu itu bukanlah rumahmu yang sesungguhnya.

Itu adalah rumah yang kamu kira, rumahmu di dunia.

Sementara rumahmu yang sesungguhnya, adalah kedamaian.

Sang Buddha mengajarkan kita untuk membangun rumah kita sendiri dengan cara melepas hingga kita mencapai kedamaian.

Rahayu _/|\_ Shri Danu Dharma Patapan

*Sumber: 108 Kisah Perumpamaan- Ajahn Chah

CintaMu~Cintanya

Salam Kasih

Tentu saja mereka yang mencintaiku di dunia ini
Mencoba menjagaku tetap aman
Tetapi sebaliknya...
Dengan cintaMu yang lebih besar daripada cinta mereka
Kau membuatku bebas

Agar aku tidak melupakan mereka
Mereka tidak pernah berani meninggalkanku sendiri
Namun hari demi hari berlalu
Dan kau tidak terlihat

Jika aku tidak menyebutMu dalam doa-doaku
Jika aku tidak memilikiMu di dalam hatiku
CintaMu untukku masih menunggu cintaku

Bali-24/04/2013
Oleh: I Wayan Sudarma

Monday, April 22, 2013

Keajaiban Berpelukan

Salam Kasih
Tahun lalu ada berita di TV Channel-7 Sydney bahwa bayi lahir prematur 27minggu yang sudah dinyatakan meninggal, hidup lagi setelah 2 jam DIPELUK ibunya

Yang dilakukan oleh si ibu, dikenal sebagai "Kangaroo Care", yaitu perawatan bayi prematur dengan cara memberikan sentuhan hangat dan menyalurkan energi si ibu pada bayinya.

Kisah nyata di atas juga membuktikan bahwa "PELUKAN" bisa memberi keajaiban, dan bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang ahli therapis berkata : “Jika rumah tangga Anda diambang kehancuran, peluklah pasangan Anda 20 kali sehari. Saya yakin Anda berdua tidak akan
bercerai”.

Setiap orang butuh :
* 4 kali pelukan/hari untuk tetap hidup
* 8 kali pelukan/hari untuk sehat
* 12 kali pelukan/hari untuk awet muda & bahagia

# Saat berpelukan, tubuh melepaskan "hormon OXYTOKSIN" yang tersambung dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran sehat.

# Pelukan dapat dilakukan pada semua, suami/istri, keluarga, anak, orang tua, dan teman.

# Pelukan juga berlaku pada anak-anak. Jika bayi Anda rewel, peluklah jangan di jewer. Dia akan merasa aman dan efeknya pada kekebalan tubuh.

# Pelukan juga dapat mengurangi sakit fisik maupun psikis, dan mengubah emosi negatif menjadi positif.

Jadi, sekarang siapkan pelukan terbaik Anda untuk orang-orang yang Anda cintai!!

# Minimal suami istri sebelum berangkat kerja dan pulang kerja.

# Orang tua dan anak saat pergi dan pulang sekolah.

Sudahkah Anda memeluk Anak, Orang Tua Anda, suami/istri, orang-orang yang anda kasih hari ini ?

Selamat Menikmai Keajaiban Berpelukan Rahayu _/I\_
* dari berbagai sumber

SUNYI YANG BERKELIMPAHAN

Salam Kasih


Aku meminta waktu kebersamaan
Untuk duduk di sisimu
Pekerjaan yang ada di tanganku
Akan ku selesaikan kemudian

Jauh dari penglihatan wajahmu
Hatiku tidak mengenal istirahat atau pun bersantai
Dan pekerjaanku menjadi kerja keras tak berkesudahan
Dalam lautan kerja keras yang tak bertepi

Hari ini musim panas telah menyapa di jendelaku
Dengan desahnya dan bisikannya
Dan lebah-lebah mengarungi kidung mereka
Di halaman penuh rumpun bunga

Sekarang inilah waktunya
Untuk duduk diam
Saling berhadapan muka denganmu
Dan untuk menyanyikan persembahan kehidupan
Dalam waktu luang yang sunyi dan berlimpah

Dan itu akan menjadi ikhtiarku
Untuk menyatakan dirimu dalam perbuatanku
Tahu....bahwa kekuatanmulah
Yang memberiku kekuatan untuk bertindak
Dalam waktu luang yang sunyi dan berlimpah

Bali-22/04/2013
Oleh: I Wayan Sudarma (Jro Mangku Danu)


Devotion & Righteousness

Salam Kasih
Sisya: "Guru, What role does devotion have in re-establishing Righteousness (Dharma) in the society?" 

Guru: "Dear all-Today, the typhoon of hatred and falsehood is scattering the clouds of Virtue, Justice and Truth to the far corners of the sky. So long as man is capable of love, righteousness (dharma) will exist, do not doubt it. When you direct that love to the Lord, your mental make-up will slowly and steadily undergo a revolutionary change. You will share in the sorrows and joys of your fellow-beings and experience bliss that is beyond the temporary gains and losses of this world. Your devotion to the Lord will undergo several changes. An important stage is one where service to the Lord alone matters and service alone is the reward - one does not seek anything more than just the opportunity of doing service Unto Him, to the best of one’s capacity."

Namaste _/I\_ I Wayan Sudarma
22/03/2013   

Tuesday, April 16, 2013

Memaknai Perbedaan

Salam Kasih
"Kita seringkali merasa tidak cocok dengan watak seseorang atau orang lain....itu tidak mengherankan sebab kita bukanlah mata uang yang disukai oleh setiap orang.
Lagi pula, tanpa perselisihan/perbedaan bagaimana kita Akan dapat menghilangkan keangkuhan hati dan jiwa kita, ketidaksempurnaan dan kelemahan-kelemahan tabiat kita, serta berusaha untuk memupuk semangat cinta Kasih dan meraih kesempurnaan dengan lentur, halus, dan sabar?
Jikalau saja tabiat kita dan orang-orang di sekitar kita itu selalu Lembut dan manis seperti manisan empuk, maka kita tentu tak Akan pernah menjadi orang suci."

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu

Kesejatian Diri

Salam Kasih
"Kesejatian Diri bukanlah sekedar rasa, bukan sekedar kesenangan yang tercapai, bukan pula hasil dari kepuasaan yang bertumbuk-tumpuk, dan ia bukanlah sebuah kegembiraan yang lekas sirna. Ia adalah YANG telah melampaui dualitas."

Rahayu~ Jro Mangku Danu

Establish The Kingdom Of Heaven

Salam Kasih

Sisya: "Guru, What can we do to establish the Kingdom of Heaven, here and now?"

Guru: "Dear all-The Grace of the Lord cannot be won by a little pretence of non-attachment (Vairagyam) or just with a few little acts of discrimination (Vivekam). Know and act; realise and also experience - that is the hard path. Surrender yourself to His Will. Life is a great Yajna (sacrificial rite). Allow the Lord to preside over it. Do not ignore Him. 

This world is not a land of enjoyment (Bhoga Bhumi). It is a land of sacrifice, of Yoga (union with God), and of righteous actions (Thyaga Bhumi, Yoga Bhumi, Karma Bhumi). Have love and the spirit of unity in work and prayer, I assure you, the Kingdom of the Lord (Rama Rajya) will establish itself again here."

Namaste _/I\_ I W. Sudarma
09/04/2013

Five Elements, The Universe And The Creator

Salam Kasih

Sisya: "Guru, What is the characteristic and relationship between the Five Elements, the Universe and the Creator?" 

Guru: "Dear all-The five elements and their permutations and combinations constitute the Universe. 
Earth is the grossest, and has the highest number of characteristics. It has its own smell as well as the characteristics of touch, taste, form and sound (Gandha, Sparsha, Rasa, Rupa and Sabdha). 
The next element is Water, which is subtler than the earth and has only – taste, touch and form. 
The next element, Fire is subtler still and has sound and touch. 
The element Air is even subtler and has touch as its special attribute and sound as another predominant characteristic. 

The most subtle and pervasive element, Sky or Ether has only one characteristic, sound. God is subtler than all the above and so He is all-pervading, even more than ether or anything more pervasive than that. His nature is beyond all human vocabulary, beyond all human mathematics. Have this conviction well stabilised in your intellect.

Namaste _/I\_ I W. Sudarma

Stick To The Truth

Salam Kasih

Sisya: "Guru, Why should we stick to the path of truth, be it a child or an adult?"

Guru: "Dear all-If you stick to the truth consistently and sincerely, the sense of guilt will not gnaw your heart and cause pain. The easiest habit is speaking the truth and being honest. For, if you start telling lies, you will have to keep count of them and remember how many you have told to whom and be always alert to not contradict one lie with another! Also be aware that it is cowardice that makes you hide the truth. It is hatred that sharpens the edge of falsehood.

Be bold and there is no need for a lie. Be full of love and there is no need for duplicity, tricks and ploys. Finally, the most important truth is, if you love a person, then you will automatically feel that they deserve the truth and nothing less than the truth."

Namaste ~ I Wayan Sudarma
14/04/2013

Born As Human Being & Be A Spiritual Aspirant

Salam Kasih

Sisya: "Guru, Why are we so fortunate to be born as human beings and be a spiritual aspirant?"

Guru: "Dear all-Human beings are the only species that can recognize greatness and revere the glorious. Use that capacity, discriminate and get the maximum benefit out of it, in this birth. Be convinced and have firm faith that the Truth will set you free and will protect you. Just as there are two wires, the positive and the negative which are brought together to produce light, so too the Supreme Self (Paramatma) and the spiritual aspirant (Sadhaka) have to meet in Yoga, to receive illumination!

So gladly go to the holy places and keep company with the holy and the pious. A magnet attracts pure iron, similarly a sincere aspirant is attracted to only such things that will grant them Joy and Courage.

Rahayu _/|\_ I Wayan Sudarma

IRI

Salam Kasih
Merasa iri kepada orang lain adalah kuburan dan penjara bagi diri kita sendiri. Orang yang penuh dengan iri, mulai dari pikiran bahkan hingga tulangnya mengalami kerusakan, karena rasa iri berada di dalam tulang maka tidak segera terlihat diluar. Orang yang merasa iri kepada orang lain, dirinya sedang dilanda racun yang merusak diri sendiri. 

Sikap iri akan menggerus tabungan kebajikan, dan menyuburkan tanaman kedengkian dan kepicikan. Dan bila sikap iri ini telah menjadi pohon dan akar-akarnya menyebar dan mengikat sistem kerja hidup, ia akan hadir sebagai sosok dan momok sumber derita.

Walau ada yang berpandangan positif, bahwa rasa iri dapat memacu semangat untuk maju, hal tersebut tidaklah benar. Karena rasa iri bermula dari ketidaksiapan dan ketidakmampuan mensyukuri karunia dari Yang Maha Welas Asih, rasa iri adalah merupakan keliaran dari nafsu-nafsu rendahan.

Untuk itu, hadir dalam kebersahajaan dan penuh syukur, adalah hal-hal yang mesti selalu kita pelihara dan kita pupuk. Jangan membiarkan satu tunas iri bertumbuh dalam ladang kehidupan ini. Dengan demikian kita akan memiliki kesempatan untuk menata hidup ini lebih mudah dan lebih baik. Manggalamastu..!! 


Rahayu _/|\_ I W. Sudarma

Feel & Live In The Omnipresence Of The Lord

Salam Kasih

Sisya: "Guru, Why do we find it difficult to feel and live in the omnipresence of the Lord?"

Guru: "Dear all-God is everywhere, and is everything; so, it appears as if He is nowhere, and He is not in anything!

For, to know Him you try to identify Him as someone foreign and unique. He is Love, Power, Truth, Wisdom and Beauty. When you accept Love, you accept God.

The tender plant of spirituality can grow only in the field of Love. It cannot thrive in the dehydrated loveless land of human hearts. Remove all traces of salinity from your hearts adding to the soil the precious complement of the Name of the Lord. Water it with Faith. Then plant the seedlings of Divinity; have discipline as the fence, and steadfastness as the pesticide to be sprayed. Then, you can reap the rich harvest of Jnana (wisdom), which will free you from the task of cultivation forever."

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

Tuesday, April 2, 2013

Emerge The Victorious

Salam Kasih
Sisya: "Guru, When in difficult times, what do we need to emerge victorious?"

Guru: "Dear all-The Kauravas had all the instruments for victory – wealth, tonnes of arms, allies and fanatic hatred for their enemies. However they were destroyed, for they never paid heed to the nobler values of Righteousness. They did not equip themselves with the Grace of God, which is reserve...d in abundance for those who walk the path of humility and peace. Nor did they accept the Divine as their charioteer – they put their faith in lesser things!

What is truly required for victory is not mere collection of resources but faith and steadiness. The gale helps to toughen the trunk of the tree. So too calamities must deepen your courage, enlarge your faith and intensify your spiritual practices. In fair weather, a care-free attitude is pardonable. But in inclement weather, every precaution is of great value.

Namaste _/I\_ I Wayan Sudarma
Bali 02042013

Perceive Difference During In Community

Salam Kasih
Sisya: "Guru, How can we perceive difference of opinion amongst each other and how do we work as a group?

Guru: "Dear all-Learn when you are young how to succeed in the turmoil of life, how to live without causing pain to others and suffering pain yourself.

Everyone should cooperate and work with love and devotion. Tolerate all kinds of persons and opinions, all attitudes and peculiarities. Difference of opinion amongst people must be perceived and resolved like the two eyes, each giving a different picture of the same object; both of which when co-ordinated, gives a complete rounded picture.

Examine everything you hear, and believe only what appeals to you as correct.

Namaste _/I\_ I Wayan Sudarma
Bali-02042013

Pemacekan Agung

Salam Kasih
Lima hari setelah Hari Suci Galungan, tepatnya pada hari Soma Kliwon wuku Kuningan, dinamakan hari Pemacekan Agung. Secara etimogi Pemacekan berarti 'saat menancapkan sesuatu' dan kata Agung berarti 'besar, mulia, utama'.

Secara filosofis Pemacekan Agung mengandung makna, bahwasanya hari ini manusia diingatkan agar 'kemenangan' yang telah ia peroleh melalui pertempuran m...elawan adharma dijadikan sebagai 'tonggak' kebangkitan kesadaran diri, sebagai 'pengukuhan' komitmen untuk selalu menjaga martabat kemanusiaan, dan menghindarkan diri dari 'momo angkara'. Dalam lontar Dharma Kahuripan disebutkan: "Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma" (Pemacekan Agung, namanya demikian adalah pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sanghyang Dharma).

Pemacekan Agung adalah sebuah 'tapasya' atau janji diri untuk selalu mengedepankan dharma dalam setiap tindak-tanduk kita mengisi hidup-sehingga kemenangan yang telah kita raih tidak tersapu oleh godaan ahamkara.

Pemacekan Agung adalah saat dimana panji-panji dharma ditanjapkan, dan ditegakkan sehingga semua bentuk musuh baik yang berasal dari luar diri, pun yang bersumber dari dalam diri tidak memiliki kesempatan dan kekuatan melemahkan jati diri kita sebagai manusia (manusa sane masesana).

Rahayu _/I\_ I Wayan Sudarma (Jro Mangku Danu)
Bali-09 Maret 2009

Speak the Truth and Practice Righteousness

Salam Kasih
Sisya: "Guru, what is the most precious jewel we must acquire and why?

Guru: "Dear all:
‘Speak the Truth and Practice Righteousness,

Sathyam Vada Dharmam Chara,’ says the scriptures. They also declare.

Sathyam Naasthi Paro Dharmaha - there is no dharma or law greater than Truth. Note that the Vedic injunction is “
...
Dharmam Chara” - Practice Right Conduct. It is not enough if you learn about it, you must practice it, fill every moment with thoughts, words and deeds that reflect your awareness of this

Dharma. Such a life is the hallmark of one who possesses true good character. And it is this character which the scriptures refer to as one’s best ornament.

Namaste _/I\_ I Wayan Sudarma
Bali-29032013

GALUNGAN

Salam Kasih
Setelah melakukan brata, upawasa, tapa, dan yoga mulai dari Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Panyekeban, Panyajaan, dan puncak pertempuran pada Penampahan; Galungan adalah Hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam ...rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.

"Selamat Hari Suci Galungan-Semoga Kemenangan yang kita raih hari ini, dapat dijadikan sebagai pijakan yang kuat bagi kelanjutan perjalanan kita menuju "Sejatining Kamanusan"

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 9 Maret 2009

Peace & Righteousness

Salam Kasih
Sisya: "Guru, what should be the priority of education and learning? "

Guru: "dear all
While studying other things, you should learn the secret of shanti (peace) also. This opportunity should not be missed, for that ...is the wisdom which will save you. For without Peace, life is a nightmare.

The present system of education aims at making you breadwinners and citizens, but it does not give you the secret of a happy life; namely discrimination between the unreal and the real, which is the genuine training you need. The cultivation of viveka (discrimination) is the chief aim of education; the promotion of virtuous habits and the strengthening of

Dharma (righteousness) - these are to be attended to; not the acquisition of polish or gentlemanliness, or collection of general information and the practice of common skills.

Namaste _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 27032013 (Galungan)

Acceleration Of Spiritual Practice

Salam Kasih
Sisya: "Guru, Why should we turn inwards and accelerate our spiritual practices?"

Guru: Dear all
"Life is short, time is fleeting: your spiritual practice (sadhana) is creeping at tortoise pace. When wil...l you decide to proceed a little faster?

Your sadhana is like the answers you write at the examination. If you get only five or six marks, the examiner will strike out even that, saying, "What is the use of these few marks: it will take this student neither here nor there."

If you get somewhere near the passing marks, then Grace will give you just a little more so that you may pass, provided you have been a diligent and well-behaved student.

So...Let's engage yourselves in good deeds, good company and good thoughts. Fix your attention on the goal."

Namaste _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 26032013

PENAMPAHAN

Salam Kasih
Penampahan – Berasal dari kata tampah atau sembelih hal ini bermakna semantik dan filosofis; bahwa pada hari ini manusia melakukan pertempuran melawan Adharma, atau hari untuk mengalahkan Bhuta Galungan dengan upacara pokok yakni Mabyakala yaitu memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan/keraksasaan yang ada pada dirinya, bukan semata-mata membunuh hewan untuk dijadika...n korban atau persembahan, karena musuh sebenarnya ada di dalam diri, bukan di luar termasuk sifat hewani tersebut.

Lontar Sunarigama memberikan landasan pelaksanaan Penampahan tersebut yaitu; "Pamyakala kala malaradan" (memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan/keraksasaan yang ada pada diri). Penampahan merupakan puncak dari Brata dan Upawasa umat Hindu, bertempur melawan semua bentuk Ahamkara - kegelapan yang bercokol dalam diri.

Selama ini justru sebagain besar dari kita malah berpesta pora makan, lupa terhadap jati diri, menikmati makanan, mabuk. Sehingga bukan Nyomya Bhuta Kala- Nyupat Angga Sarira, malah kita akhirnya menjelma jadi Bhuta itu sendiri...nah kalau sudah begini, berarti kita belum mampu memenangkan Dharma atas Adharma. ini yang mesti kita renungkan..!!

Inilah pesan terdalam dari Penampahan, yakni: mengajak kita untuk selalu mawas diri, eling ringan kesujatian angga sarira, baik melalui kegiatan upacara-upakaranya, dan yang terpenting adalah dengan brata dan upawasa, serta tapa dan yoga.

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 9 Maret 2009

JALAN SPIRITUAL

Salam Kasih
"Walau jalan spiritual tampak sempit, berliku-liku, banyak duri, dan panjang; itu hanyalah prakiraan orang yang berhenti pada teorinya, namun tak terhingga banyaknya yang telah sampai pada tujuan dengan selamat. Jalan spiritual hanya membutuhkan kehadiran kita lewat mengalami secara utuh dan secara sadar, dan bukan lewat diskusi dan perdebatan ini dan itu."

Rahayu  ♡ I W. Sudarma (Jro Mangku Danu)
Lempuyang- (Penyajaan Galungan), 25032013
 

PENYAJAAN

Salam Kasih
Penyajaan, Artinya hari ini umat mengadakan Tapa untuk mencapai Samadhi melalui pemujaan kepada Ista Dewata. Hal ini sesuai dengan apa yang termaktub dalam lontar Sunarigama disebutkan : "Pangastawaning Sang Ngamong Yoga Samadhi". Upacara ini dilaksanakan pada hari Senin Pon Dungulan.

Melalui Tapa, Brata/Upawasa, Yoga. Diharapkan manusia akan memiliki kemampuan Wiweka dan Win...aya, yakni kemampuan manusia untuk dapat memilah kemudian memilih yang mana benar dan salah.

Namun demikian Peyajaan, juga dimaknai oleh umat untuk menyiapkan berbagai sarana pemujaan berupa membuat kue (bahasa Bali: Jaje), yang akan dipakai saat Galungan, itu sebabnya hari ini juga disebut dengan Penyajan (hari untuk membuat jaje).

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 9 Maret 2009

SEMBAH

Salam Kasih
Sembah Raga-itu manfaat untuk badan phisikmu (anna maya kosa), 
Sembah Pikiran -itu manfaat untuk badan pikiran dan psikismu (mano maya kosa), 
Sembah Rasa-itu manfaat untuk badan emosimu (prana maya kosa), 
Sembah Sukma/Jiwa-itu manfaat untuk badan pengetahuan dan emosimu (jnana maya kosa), Keselarasan antara raga, pikiran, rasa dan sukma/jiwa yang mewujud dalam sembah-itu akan mengantarmu pada "kesadaran"....

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma (Jro Mangku Danu)

God's Grace

Salam Kasih
Dear all
Sisya: "Guru, What is the best way to draw large installments of Grace as returns?"

Guru: "Unless you deposit an amount in the Bank, how will the Bank honour a cheque you issue? So too, ask yourself: ‘Have I deposited enough devotion to the Lord, service to my fellow-beings and faith in my spiritual practices?’ If you do, then you will most certainly draw the Grace of the G...od"

Always remember and be sure that you will get as much Grace, in proportion to your perseverance to attain the Lord.

The Supreme Divine has and will yield many benefits to you, that you cannot deny. God will bless you that you may grow more and more in devotion to the Lord, in whatever Name and Form you choose and He wish you earn His Grace to a very large extent.

Namaste _/I\_ I Wayan Sudarma
Bali, 24032013

HARI PANYEKEBAN

Salam Kasih
Hari Panyekeban – Jatuh pada hari Minggu Pahing Dungulan. Panyekeban artinya mengendalikan semua indrya dari pengaruh negatif, karena hari ini Sangkala Tiga Wisesa turun ke dunia untuk mengganggu dan menggoda kekokohan manusia dalam rangka melaksanakan Hari Galungan. Dalam Lontar Sunarigama disebutkan : "Anyekung Jnana" artinya mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Bhuta Galungan dan juga disebutkan "Nirmalakena" (orang yang pikirannya yang selalu suci) tidak akan dimasuki oleh Bhuta Galungan. Melihat pesan Panyekeban ini mewajibkan umat Hindu untuk mulai melaksanakan Brata atau Upavasa sehingga pemenuhan akan kebutuhan semua Indriya tidak jatuh ke dalam kubangan dosa; pikirkan yang baik dan benar, berbicara kebenaran, berprilaku bijak dan bajik, mendengar kebenaran, menikmati makanan yang sattvika, dan yang lain, agar tetap memiliki kekuatan untuk menghalau godaan Sang Mara. 


Demikian makna dari hari panyekeban sesuai dengan petunjuk sastra yang ada, disamping umat juga nyekeb pisang atau tape untuk banten, makan akan lebih komplit bila hari ini kita mulai berpuasa dan atau melaksanakan brata.

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali-9 Maret 2009

SUGIHAN BALI

Salam Kasih
Sugihan Bali; Bali dalam bahasa Sanskerta berarti kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri, ini sesuai dengan apa yang tersurat dalam lontar sunarigama: "Kalinggania amrestista raga tawulan" (oleh karenanya menyucikan badan jasmani-rohani masing-masing /mikrocosmos) yaitu dengan memohon tirta pembersihan /penglukatan.

Manusia tidak saja terdiri dari badan phisik tetapi juga badan rohani (Suksma Sarira dan Antahkarana Sarira). Persiapan phisik dan rohani adalah modal awal yang harus diperkuat sehingga sistem kekebalan tubuh ini menjadi maksimal untuk menghadapi musuh yang akan menggoda pertapaan kita.

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 7 Maret 2009

SUGIHAN JAWA/JABA:

Salam Kasih
Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba yaitu; Sebuah kegiatan rohani dalam rangka menyucikan bhuana agung (makrocosmos) yang jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Kata Sugihan berasal dari urat kata Sugi yang artinya membersihkan dan Jaba artinya luar, dalam lontar Sundarigama dijelaskan: bahwa Sugihan Jawa merupakan "Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh" (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara). 


Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Dan yang terpenting adalah membersihkan badan phisik dari debu kotoran dunia Maya, agar layak dihuni oleh Sang Jiwa Suci sebagai Brahma Pura.

Rahayu _/I\_ I W. Sudarma
Bali, 7 Maret 2009

MELASTI

Oleh: I Wayan Sudarma


Om Swastyastu
Melasti merupakan sebuah rangkaian upacara awal dalam persiapan menyongsong hari raya Nyepi yang jatuh pada hari pertama (penanggal apisan) dari bulan ke sepuluh (sasih kedasa – kedas/bersih). Secara tradisi agama Hindu di Indonesia, yang dikenal sebagai sumber referensi pendukung upacara Melasti ini ada dua, yaitu Kitab Aji Swamandala dan Kitab Sundarigama. Kedua sumber itu merupakan acuan utama bagi umat Hindu untuk melaksanakan Melasti; khususnya di Bali. Kedua sumber ini menyatakan bahwa inti dari Melasti adalah penyucian alam semesta melalui samudra yang mampu melebur segala kekotoran dan penderitaan dunia. Hal ini diyakini, karena pemahaman tentang energi spirit dari samudra dengan segala komponen yang dikandungnya (energi Baruna), energi air (energi Wisnu) dan energi lapisan dasar laut (energi Pertiwi). Ingat, seperti apa kekuatan yang ditimbulkan, ketika ketiganya bergabung, menjadi tsunami ! Melasti memang sangat ideal ! Karena memang ada pesan khusus didalamnya.

Dapat ditambahkan lagi, kekayaan yang terkandung dalam samudra merupakan sumber kehidupan manusia, sehingga kesanalah seharusnya manusia mencari sari-sari kehidupan, yang oleh umat Hindu disimbolkan berupa air suci (amerta kamandalu). Lalu mengapa penekanannya samudra ? Karena Nusantara merupakan gugusan pulau-pulau yang secara geografis dikelilingi oleh samudra. Dengan demikian kelangsungan hidup manusia Indonesia, selain bersumber dari pegunungan, juga ditentukan oleh lestarinya samudra. Dan sesungguhnya, Melasti juga bisa dilaksanakan di daerah pegunungan yang memiliki sumber air yang disakralkan. Umumnya, kawasan pegunungan di Bali, sudah dilestarikan dengan banyaknya Pura-Pura suci; sehingga umat Hindu tidak mungkin merusak kawasan ini. Oleh karena itu, pelaksanaan Melasti di samudra, untuk Bali lebih ideal; karena menjadikan spirit alam Bali harmonis dan seimbang, karena segara dan gunungnya tetap ajeg.

Melasti secara sederhana dapat diartikan sebagai MALA (kotor/cacat), dan ASTI (pengetahuan/selamat). Artinya, dengan melaksanakan Melasti sesungguhnya umat Hindu ingin mendapatkan kemudahan dalam menyerap pengetahuan untuk mencapai keselamatan. Jadi, pelaksanaan Melasti adalah untuk mencapai sasaran berupa pelestarian bhuana agung (makro kosmos – alam semesta) dan bhuana alit (mikro kosmos – manusia).

Dalam konsepsi Hindu, dua wilayah yang menjadi fokus kesucian adalah segara (samudra) dan gunung (giri). Samudra dan gunung memang merupakan sebuah kesatuan yang saling bekerja sama. Contohnya, air laut menguap karena panas matahari, membentuk awan tebal, terbawa angin kearah pegunungan, karena dingin membentuk titik-titik air, jatuh menjadi hujan, memberikan kesuburan kepada hutan. Air hujan meresap dan disimpan oleh lapisan hutan, mengalir mengikuti aliran sungai dan berakhir di samudra. Siklus ini terulang terus, tiada henti. Samudra dan gunung ini merupakan konsep kesucian segara – gunung, sekaligus merupakan penjabaran konsep lingga (gunung) – yoni (segara). Turunnya konsep lingga – yoni bermula dari konsep Samkhya yang berkaitan dengan konsep penciptaan dunia, yaitu pertemuan antara Purusa (kesadaran) – Pradana (unsur materi).

Jadi, Melasti sesungguhnya sebuah prosesi yang merupakan tradisi agama Hindu di Indonesia, yang berkembang menjadi sebuah upaya spiritual untuk melestarikan samudra dan gunung. Sebuah konsep manajemen peduli terhadap eksistensi samudra dan gunung. A spiritual awareness to save forest and sea !

Rahajeng Melaksanakan Upacara Melasti, untuk Saudara/i Hindu ku dimanapun berada. Om Lokha Samasta Sukhino Bhavantu
Om Santih Santih Santih Om

Bali-08032013

Pointer To Through True Life (2)

Salam Kasih
Dear all
Pay attention to your physical health. Satisfy the demands of Nature. Otherwise your head would reel and your eyes might get blurred through exhaustion.

The car must be given the fuel it needs, is it not? Maintain your body well as an instrument for a higher purpose. How can the thoughts of the Lord be stabilized in a weak frame?

A road roller is fed wi...th oil, coal and other types of fuel. But why is it fed and well-maintained? In order to lay and mend the road, is it not? So too be careful not to forget the purpose of this body, even as you tend to it. Never forget that you have been gifted this body, so you might realize the Lord and end the cycle of birth and death.

Namaste _/I\_ I W. Sudarma
Jakarta, 21032013
See More