Saturday, September 28, 2013

PIKIRAN & CINTA

Salam Kasih
The Great Intelect atau pikiran Tuhan membelah memunculkan pikiran- pikiran pribadi. Ada yang mengibaratkan sebagai bayangan-bayangan bulan yang nampak di air atau seperti jari tangan dimana dari tangan muncul lima jari kemudian seterusnya berkembang menjadi jumlah tidak terhingga pikiran-pikiran.

"Aku membelah diriku sendiri sehingga Aku bisa merasakan Cinta dari diriKu sendiri". Manusia adalah TUJUAN CIPTAAN itu sendiri yaitu agar Tuhan dapat merasakan CINTA. Namun Tuhan tidak membutuhkan cinta yang palsu yang berdasarkan nafsu & keterikatan, melainkan CINTA SEJATI TANPA SYARAT yang dikenal dengan UNCONDIONAL LOVE. Untuk itu manusia diberikan kehendak bebas atau diberikan FREEDOM OF CHOICE.

Memberikan kebebasan pada seseorang untuk menggunakan kehendak bebasnya adalah amanat Tuhan dan pasti sangat indah jika semua manusia bisa melaksanakan hal demikian.
THE MORE WE LOVE SOMEONE THE MORE FREEDOM WE GIVE TO HIM/HER ~ Semakin kita mencintai seseorang maka semakin besar kebebasan yang seharusnya diberikan kepada orang tersebut.

Tetapi karena ternyata hanya sedikit yang mau menghormati kebebasan demikian makanya dibutuhkan aturan-aturan agar tidak kacau...

Rahayu _/|\_ I W Sudarma

Friday, September 27, 2013

SENSASI

Salam kasih
Setiap kegiatan (baca: berkarma), secara otomatis akan menghasilkan suatu reaksi (baca: phala/pahala). Pun demikian dengan berbagai kegiatan rohani, semisal japa, meditasi, sembahyang.

Kaitannya dengan olah rohani, juga secara otomatis...semua lapisan-lapisan badan akan diajak mengalami berbagai "sensasi-sensasi" baik sensasi yang phisikal, psikis, emosi, mental, sensasi spiritual.

Badan menjadi hangat, dingin, merinding, seperti mendengar sesuatu, seperti melihat sesuatu....ini semua adalah sensasi-sensasi dari apa-apa yang kita lakukan...

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Jakarta-27092013

MELINTASI BATAS-BATAS

Aku tahu bahwa tak selalu akan mudah

karena setiap tujuan perlu langkah
dengan hambatan yang siap untuk diterobos
tampak sebagai jarak yang memisahkan
namun semua itu menjadikannya bermakna
dimana kita bisa lebih banyak belajar

Karenamu aku mulai mengerti arti kerinduan
setiap hambatan yang menghalangi
seperti gelapnya hari saat ditinggal mentari
kerinduan itu tinggal pada bulan
sebagai saksi bahwa mentari terus bersinar
dan cahayanya terus menerangi malamku

Keayuanmu jelas tergambar di sana
sebagai wajah bulan dengan terangnya
sehingga sepi ini menjadi berkah
melodi malam yang tak pernah terdiam
terdengar masuk dalam kesadaranku
kau membawaku melintas batas-batas

Batas ruang dan waktu bukan masalah bagi cinta
cahayanya selalu menemukan cara
untuk mencapai relung hati yang tersembunyi
seperti cahaya mentari yang dipantulkan oleh bulan
menerangi malam dengan cahaya lembutnya
menjadikan malam hadir dengan keanggunan heningnya

Dunia ini telah memilih caranya
kekhawatiran yang digambarkan dengan malam
mereka akan mengatakan seperti itu sebagai kebenaran
namun aku ingin kau percaya satu hal ini
bahwa keheningan malam adalah sahabatku terbaik
saat aku bisa sendiri tanpa keributan suasana siang

Kau tahu bahwa cinta itu ada di rasa
kesendirian selalu menyadarkan diriku
mengenal getaran yang membawaku pada kehidupan
sehingga aku lebih memahami langkah yang lebih sesuai
bukan sebagai apa yang dikatakan kebanyakan orang
rasa cinta telah mengajarkan aku suatu pilihan jalan

Maka kerinduan ini hanyalah suatu bukti
bahwa aku akan selalu menemukanmu
bukan di sana yang terpisah ruang dan waktu
melainkan di sini di dalam hatiku sendiri
getar rasa cinta ini ada karena kehadiranmu

Dan itu membuatkan bahagia dalam kerinduan....

Oleh:  Jro Mangku Danu


Thursday, September 26, 2013

Kehebatan = Kelemahan Yang Belum Dikenali

Salam Kasih
"Seringkali kehebatan-kehebatan sesungguhnya adalah kelemahan yang belum dikenali". (Tantrayana Gautama)

Hidup ini dapat diibaratkan laksana sebuah kamera, saat hendak digunakan, ia mesti fokus terhadap sesuatu yang penting semata. Dan pada saat yang tepat digunakan untuk membidik sasaran untuk dijepret. Diusahakan untuk meminimalkan hal-hal yang negatif. Dan bila hasilnya dirasa belum maksimal, kita dapat mengulang menjepretkannya kembali.

Saudara/i semua, perjalan hidup tidak secara otomatis menghadirkan dan menghasilkan sesuatu yang hebat, langsung berhasil. Untuk bisa sampai pada pencapaian yang maksimum, kita harus mau belajar dari kelemahan-kelemahan secara maksimal. Karena dalam kelemahan tersimpan potensi-potensi yang menakjubkan.

Diperlukan bukan saja kerja keras, namun juga ketabahan, dan ketenangan yang merupakan inti dari keheningan. Dalam keheninganlah kita akan mampu melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang lebih halus, lebih lembut, dan lebih murni. Inilah keajaiban dari sebuah Kelemahan.

Sebuah pohon yang rindang dan berbuah ranum, bermula dari sebuah benih yang kecil dan mungil.

Jika hari ini kita merasa belum berhasil, tak ada kelirunya kita hening sejenak-sambil mengenali kemurnian yang tersimpan dalam kelemahan kita.

Rahayu _/I\_ I Wayan Sudarma (Jro Mangku Danu)

Monday, September 23, 2013

Kinerja Pikiran

Salam kasih
Whatever you think, that you will be. If you think yourself weak, weak you will be; if you think yourself strong, strong you will be.

~Apapun yang Anda pikirkan, demikianlah Anda akan jadinya. Jika Anda berpikir bahwa diri Anda adalah pribadi yang lemah-maka lemahlah diri Anda; dan sebaliknya jika Anda berpikir bahwa sejatinya Anda adalah pribadi yang kuat-maka kuatlah Anda.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma

Sunday, September 22, 2013

PERTANYAAN-PERTANYAAN MENDASAR TENTANG AKU

Salam kasih

Siapakah Aku?
Kamu adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebenarnya  kamu adalah
percikan dari Tuhan Yang Maha Esa dan bahkan kenyataannya kamu adalah satu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Seperti arus listrik yang mengalir melalui kabel dan menyalakan lampu-lampu, maka demikian juga kamu adalah ibaratnya listrik yang ada disebuah lampu yang esensinya sama dengan keseluruhan listrik yang ada. Kamu bukanlah badan fisik yang kamu kenakan, karena badan itu hanyalah kepompong bagi diri sejatimu. Kamu telah diberikan lima lapis badan. Lapisan badan yang pertama adalah badan fisik yang dibentuk oleh makanan. Badan fisikmu bukanlah semata-mata tumpukan zat-zat kimia, badan fisikmu adalah Pura dari Tuhan  yang berpintu gerbang sebelas yaitu sebelas lubang yang ada pada tubuh fisik terdiri dari dua lubang telinga, dua lubang mata, dua lubang hidung, satu lubang mulut, satu lubang alat kelamin, satu lubang dubur, satu lubang pusar dan satu lubang ubun-ubun.

Lapisan badan yang kedua adalah badan energi vital yang terbentuk dari lima macam prana yang mengarahkan aktivitas-aktivitas badan dan pikiranmu. Pengaturan prana-prana tersebut dibantu oleh cakra-cakra dan nadi-nadi. Muladara Cakra mengendalikan penghancuran racun-racun dalam tubuh dan pikiran, Swasdhisthana Cakra mengendalikan kesan-kesan
atau pengalaman-pengalaman, Manipura Cakra mengendalikan dinamisme dari pikiran , Anahata Cakra mengendalikan perwujudan dan proyeksi dari emosi-emosi dan perasaan-perasaan, Vishuddhi Cakra yang mengendalikan kreatifitas dan efektivitas  dan Ajna Cakra adalah pintu gerbang antara energi yang tewujud dengan yang tidak terwujud serta kesadaran.

Lapisan badan ketiga adalah badan pikiran yang terbentuk oleh dua
kualitas yaitu pikiran dan kemampuan membedakan. Pikiran adalah rasional, linier, berurutan, penuh gejolak. Kemampuan pembedaan muncul setelah adanya pengetahuan dengan menghilangkan kebodohan.
Keharmonisan dalam lapisan badan pikiran  ditunjang oleh keseimbangan lapisan badan energi vital.

Lapisan badan keempat adalah badan kebijaksanaan yang tersusun oleh dua kualitas yaitu ego dan memori bawah sadar. Ego adalah yang memberikan kamu identitas pribadi, yang merasakan kondisi bipolar seperti kesenangan atau kesusahaan, kenikmatan atau penderitaan dan lain-lain. Sedangkan memori bawah sadar adalah perpustakaan yang luar biasa luasnya yang menyimpan semua kenangan-kenangan dan
pengalaman-pengalaman dari kehidupan-kehidupanmu terdahulu dan yang sekarang.

Lapisan yang kelima adalah lapisan kebahagiaan yang merupakan dirimu
sejati yang tidak pernah mati walaupun keeempat lapisan lainya mati. Badan inilah yang disebut sebagai roh atau atman, yang bukan pria atau wanita. Kamu akan menyadari dirimu sejati jika kamu telah melewati lapisan keempat yaitu menghilangkan ego. Dalam badan ini kamu hanya merasakan kebahagiaan, kesatuan dan kepuasan.

Kamu sejatilah adalah perwujudan kebahagiaan dan perwujudan kebenaran. Egolah yang membuat kamu terpisah dari kebenaran atau Tuhan Yang Maha Esa. Kamu berkata ,”Aku yang mengerjakan”. Jangan kamu berpura-pura menjadi pelaku, hilangkanlah perasaan ego dan jadilah pelayan Tuhan  maka kamu akan merasakan kehadiran Tuhan. Segala sesuatu dikerjakan Tuhan melalui kamu. Hanya karena perasaan individulistis, ego kamu, yang menutup kesadaran akan hubungan yang terus menerus dengan Tuhan. Kamu terlahir dengan kehadiran Tuhan di dalam dirimu dan diri sejatimu adalah Tuhan sendiri.  Tetapi, dengan kelahiran kamu lupa, lupa akan sejatimu, lupa akan keTuhanmu. Setelah Kerudung ego menutupi pikiranmu, kesadaranmu akan Tuhan hilang.

Badan dan kehidupan diberikan kepadamu oleh Tuhan adalah dengan tujuan untuk benar-benar dirasakan dan dinikmati. Kamu tidak boleh terlalu mengekang badan fisikmu dan keinginan-keinginamu. Kamu harus mengarahkan indria-indria secara bertahap, karena kalau kamu secara keras mengekangnya maka mereka akan memberontak. Salurkan keinginaan-keinginan yang memuaskan indria-indria ke
aktivitas-aktivitas yang tidak menumbuh kembangkan egomu. Peliharalah badanmu, yang merupakan saluran untuk mengalami Cinta Kasih Tuhan.

Definisi dari manusia adalah Cinta Kasih. Adalah Tuhan yang selalu
bergetar didalammu , bergetar dengan Nama Tuhan. Itu adalah Cinta Kasih Tuhan. Oleh karena itu kamu harus tahu bahwa Cinta Kasihlah satu-satunya jawaban terhadap jawaban “Siapakah Aku’ itu.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma, S.Ag, M.Si
Bandung-22092013

Friday, September 20, 2013

Practicing To Seeing Divinity In Everyone-Everyday

Sisya: "Guru, Why should we practice seeing Divinity in everyone, every single day?"
Guru: "Dear all-Become like the flute, a hollow reed, straight, light, with no substance to hinder His breath. Then He will come and pick you up and breathe divine music through you, playing upon you with a delicate touch. In His hand the infinitesimal will be transmuted into the Infinite.
Intensify the love that is present within you. It is a sacred gift. Expand your love so that all beings can share in it.
Your love must be such that if someone around you is sad, you feel sad and if they are happy, you feel that happiness. Have your love fixed and devoted on the Lord, whether your petty wishes get fulfilled or not.
Never let go, under any circumstances, this precious treasure - your Love for God".

Namaste _/|\_ I W Sudarma

Tuesday, September 17, 2013

Develop Attachment For The God

Sisya: "Guru, What is the attachment we must hold on to, every moment of our life".
Guru: "Dear all-Develop attachment for the Lord, who will always be with you wherever you go. Only the years that you have lived with the Lord and for the Lord, are to be counted as true living.
Develop prema (divine love) towards Him, parama-prema (supreme love) of which He is the embodiment. Never give room for doubts and hesitations or questions to test the Lord’s love.
Do not entertain questions such as, “Why have my troubles not ended? Does He not love me enough? Why is He ignoring Me? Why is it that He did not speak to me?”
Never think that God does not care for you and that He does not know you. God is full of selfless love and truly cares for you always.
In fact every act of His, is for your wellbeing!"

Namaste _/|\_ I W Sudarma
Jakarta-17092013

Wednesday, September 11, 2013

KEPUTUSAN

Salam Kasih

"Keputusan yang dibuat seseorang menunjukkan pencerahannya". (Mahabharata)

Saudara-saudari semua...menjuluki seseorang sebagai orang jahat penuh cacian, fitnah dan mendukung yang lainnya sebagai orang baik, bijaksana merupakan paradoks atau masalah dunia. Keputusan yang sumir bahkan dapat dibilang lancang demikian itu akan merusak perkembangan bukan saja perkembangan phisik, psikis, emosi, mental tetapi juga perkembangan intelektual, dan spiritual manusia.

Padahal jika diteliti lebih dalam; tak seorangpun yang seluruhnya baik dan tak seorangpun yang seluruhnya  buruk. Dan apa yang diketahui seseorang tentang orang lain amatlah  sedikit. Sebenarnya tak ada seorangpun yang mengenal dirinya sendiri sepenuhnya. Tetapi ia buru-buru menilai orang lain. Dalam usahanya menilai orang lain, sejatinya telah ia mengungkapkan semua keterbatasannya sendiri.

Namun orang-orang bijak bersikap baik dengan semuanya, tetapi mereka tidak mencoba untuk menilai siapapun.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu


BALI = Pulau Kasih Sayang

Oleh: Gede Prama

Tatkala Profesor Karen Armstrong (salah satu raksasa spiritual di zaman ini) berkunjung ke Indonesia awal Juni 2013 diundang penerbit Mizan, terlihat jelas sangat terkesan dengan cerita Bali sebagai pulau kasih sayang. Sehari setelah penulis buku "Compassion" ini mendengar cerita ini, di depan banyak sekali peserta seminar di Jakarta beliau terang-terangan mengemukakan tidak bisa tidur setelah mendengar cerita ini. Bahkan setelah beliau pulang ke Inggris pun masih menyempatkan waktu mengirim e-mail yang kurang lebih berisi pesan seperti ini: "I was so moved by your speech…let us keep in touch about making Bali an island of compassion".

Sekuntum Bunga untuk Teroris

Pesan kosmik bom Bali jelas sekali. Ia terjadi persis satu angka setelah serangan teroris di Amerika Serikat. Persisnya, di AS terjadi 11-9-2001 dan di Bali terjadi 12-10-2002. Dari tanggal 11 ke tanggal 12, dari bulan 9 ke bulan 10, dari tahun 2001 ke tahun 2002. Dan bila serangan teroris terhadap kota New York diikuti oleh serangan balik banyak peluru, di Bali tidak ada satu batu kecil pun yang dilemparkan ke tempat suci sahabat non Bali. Lebih indah lagi, orang yang paling banyak mendapat piagam penghargaan pasca bom Bali adalah tokoh Islam kelahiran Kintamani Bali bernama Bapak Haji Bambang.

Di tempat lain, semua bom teroris diikuti oleh api amarah dan dendam. Tapi di Bali, sebagaimana cerita ringkas di atas, teroris malah memperoleh sekuntum bunga cinta. Setelah belajar dari sini, di kedalaman meditasi pernah terdengar, samsara ada di kepala, nirvana ada di hati. Dan kedalaman kasih sayang (compassion) yang membawa ke mana seseorang nantinya pergi. Bukan kebetulan kalau bagian awal kata compassion adalah compass. Bagian tengah kata compassion adalah pass. Ia yang menekuni Sang Jalan menggunakan compassion sebagai kompas, suatu hari akan lulus (pass).

Upacara Cinta

Salah satu ciri menonjol pulau Bali adalah upacara di mana-mana. Uniknya, upacara ini tidak dilakukan untuk alam atas seperti dewa, dewi, Tuhan, Buddha, tapi juga memberi makan dan ruang pada alam bawah. Di hampir setiap rumah orang Bali ada penunggun karang, semacam rumah bagi spirit-spirit setempat yang sudah tinggal di sana terlebih dahulu. Di banyak upacara, sering kali diisi dengan memberi makan pada makhluk di alam bawah. Tentu ini bukan berarti orang Bali menyembah setan, sekali lagi bukan!. Ia adalah wakil kasih sayang yang sempurna. Bila bisa memberi makan pada setan, lebih mudah memberi persembahan pada Tuhan. Jika bisa memberi ruang pada makhluk dari alam gelap, mudah menghormat pada makhluk dari alam cahaya.

Putaran waktu di Bali dibagi ke dalam putaran waktu ke atas (menyembah alam atas), dan putaran waktu ke bawah (menghidupi alam bawah). Ada hari suci untuk mengucapkan terimakasih ke pepohonan, binatang, barang. Dan tentu saja ada hari suci untuk menyembah ke atas. Jika dibahasakan dalam bahasa kekinian, upacara orang Bali adalah upacara cinta. Serangkaian pancaran cahaya cinta agar seisi alam semesta bahagia serta bebas derita.

Dan upacara jenis ini tidak saja monopoli Bali. Di Prancis Selatan serta Yunani Utara para arkeolog menemukan gua-gua yang berumur jutaan tahun. Di dinding gua yang sangat panjang dan dalam berisi relief yang diukir di atas batu, bercerita tentang rasa cinta manusia kepada binatang yang di saat itu menjadi sumber makanan utama manusia. Di Tibet serupa, salah satu bagian upacara orang Tibet juga menghidupi alam bawah. Digabung menjadi satu, dari zaman dulu sekali hati manusia sudah rindu mendalam akan kasih sayang.

Makhluk Kasih Sayang

Diterangi cerita upacara cinta, layak diendapkan ternyata manusia adalah makhluk yang penuh dengan kasih sayang. Manusia lahir di planet ini untuk memberkahi planet ini dengan cinta, kebajikan, kasih sayang. Dan planet ini baru terberkahi bila manusia menemukan kembali dirinya yang utuh dan otentik. Itu sebabnya, tetua Bali menyebut manusia dengan sebutan dewa ya kala ya. Dalam diri manusia ada Tuhan sekaligus setan. Cuman, setan bukan musuhnya Tuhan. Keduanya adalah bagian dari apa yang disebut psikolog Carl G. Jung sebagai authentic Self. Diri Agung yang utuh dan otentik.

Agama-agama di tingkatan awal memang menyebut kemarahan, dendam, iri sebagai wakil kegelapan alam setan. Agama-agama juga menyebut kebaikan, cinta, kasih sayang sebagai wakil alam cahaya. Tapi tanpa kegelapan maka cahaya kehilangan maknanya. Ke-u-Tuhan baru ketemu tatkala manusia bisa memeluk semua dualitas (termasuk dualitas Tuhan-setan) dengan kualitas senyuman yang sama. Meditasi sangat membantu dalam hal ini karena tugas terpenting meditasi adalah menyaksikan dengan penuh kasih sayang (compassionate witness).

Tapi ini jauh dari mudah. Dalam bahasa Carl G. Jung: "The most terrifying thing in life is accepting oneself completely". Hal yang paling menakutkan dalam hidup adalah menerima diri secara utuh. Khususnya menerima kekurangan, kesialan, ketidaksempurnaan. Itu sebabnya di bagian lain karyanya Jung berpesan: "People will do everything to avoid the Soul". Manusia akan melakukan apa saja agar bisa menjauh dari Sang Jiwa, karena bagi manusia yang belum utuh perjumpaan dengan Sang Jiwa sangat menakutkan.

Untuk membantu manusia berjumpa Sang Jiwa, di Bali Tuhan diberi nama Embang. Secara absolut, Embang dekat artinya dengan kebijaksanaan, kekosongan, keheningan. Makanya, Bali menjadi satu-satunya pulau di dunia yang merayakan tahun baru dengan hari raya Nyepi. Oleh karena kekosongan memberi ruang pada apa saja untuk bertumbuh tanpa membeda-bedakan maka aspek relatif Embang (Tuhan) adalah kasih sayang yang sempurna. Ini tercermin dari ketulusan memberikan makan pada alam bawah, serta menyediakan tempat tinggal bagi mereka.

Hanya spirit yang sudah berjumpa ke-u-Tuhan inilah yang bisa memberikan karangan bunga cinta pada siapa saja termasuk karangan bunga cinta pada teroris. Seperti rumah yang penuh karangan bunga kemudian bertabur keindahan, tempat di mana manusia utuh kerap melaksanakan upacara cinta, tempat itu akan bertabur keindahan. Dan ini bukannya tanpa bukti, salah satu pesan simbolik yang dikagumi dunia sepuluh tahun terakhir adalah buku dan film indah berjudul "Eat, Pray, Love". Makanan enak ada di Italia, doa indah terdengar di India, cinta yang menyentuh ditemukan di Bali.

Mendengar cerita seperti ini, lewat ekspresi muka, bahasa tubuh, suka cita menyebarkan cerita ini ke mana-mana, email yang dikirim - bahkan berjanji menceritakan kisah ini ke Amerika Serikat - jelas sekali kalau Profesor Karen Armstrong sangat impresif tatkala mendengar kesimpulan seperti ini: "Tidak saja Seattle layak disebut kota kasih sayang, Bali juga layak disebut pulau kasih sayang".

Tuesday, September 10, 2013

TEMPAT

TEMPAT

Salam Kasih
Pada sebuah diskusi di Group Light Of Life via Whatsapp, hadir pertanyaan demikian:
"Ada dikatakan bahwa ruangan untuk meditasi dan doa harus ada tersendiri semacam ruangan khusus, namun bagaimana bila bunda kost, hanya memiliki 1 ruangan ya kamar ya untuk makan ya untuk segalanya? Apakah akan mengurangi manfaat dan peruntukan meditasi itu sendiri?"

Saudara-saudari semuanya...
Tanah, air, api, udara, ruang, waktu adalah unsur-unsur yang berasal dari Tuhan. Dan semua unsur itu merupakan alat yang baik untuk membersihkan benda dan mahluk termasuk juga diri kita.

Idealnya ya memang mesti ada tempat khusus...tapi kalau rumah type burung dara model anak kost-kostan, nyaris semua kegiatan dilakukan di suatu ruangan...maka ruangan itu sudah refresentatif bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan dan menyelami diri sendiri melalui meditasi dan  atau doa. Saat untuk  istirahat ya pakai untuk istirahat...saat untuk menelisik diri ya untuk menelisik diri. Ruang dan Waktu itu netral....ia bereaksi sesuai dengan aksi yang terjadi. Justru maanfaat hidup akan berkurang jika kita mencari-cari alasan untuk tidak menelisik diri gara-gara belum punya ruang khusus untuk ini dan itu.
Teringat dengan pesan Ki Nanang Nunung..."Jika kita siap-saat itu pula Tuhan hadir....tak peduli waktu, tempat, atau keadaan apapun."

Sejalan dengan pemahaman tersebut saya sitirkan sebuah pesan dari Shri Krshna melalui Bhagavadgita: "Kau adalah tempat kediaman tertinggi dan pembersih tertinggi semua mahluk."

Saudara-saudari semua ingat bahwa: bahan asli adalah Tuhan. Merupakan hak istimewa terberkati dari manusia untuk menghubungkan dirinya dengan yang Ilahi kapan saja. Sementara unsur-unsur tersebut membersihkan tubuhnya, keilahian membuatnya bersifat ilahi lewat hubunganNya. Tidak ada tempat yang lebih mulia daripada yang ilahi. Karena itu ia merupakan tempat dan sekaligus pembersih tertinggi. Manusia harus mengetahui dan mengambil manfaat dariNya.

Makanya tidaklah salah Rsi Patanjali (penemu Yoga Sutra) berkata: "Jadikalanlah setiap saat-setiap tempat sebagai kondisi meditatif."

Renungan: Walau tempatnya bagus...tapi hatinya butek dan pikirannya nggak karuan...yang baguspun akan tampak semerawut.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
Disarikan dari diskusi LOL, 10092013
#photo saat meditasi di Sisa Telaga Bale Kambang-Dieng yang tidak terurus, kotor dan bau

Friday, September 6, 2013

Apalah Artinya Jika......??

Salam Kasih

Ku tak pernah memberikan air kepada orang dahaga,
Apalah artinya aku menjanjikan air Amerta?
Ku tak pernah menolong orang yang jatuh,
Lalu apa artinya air mata iba ini?

...Kupergi ke pura, bersembahyang dan berdoa,
Saat sedang sembahyang muncul kesadaran,
Kalau aku tak pernah melayani Ibuku,
Apa gunanya persembahyangan ini?

Kuberdiskusi agama dan mendengar tutur Guru,
Saat berdiskusi ini ku tersadar,
Aku terlahir menjadi manusia tapi tidak punya rasa welas asih,
Apalah gunanya kelahiran ini?

Aku berdana, melakukan japa dan brata,
Saat berdana aku tersadar tak pernah memberi makan kepada orang kelaparan,
Apalah artinya berdana besar besaran ini?

Mandi disungai Gangga, bertirtha yatra ketempat tempat paling suci,
Saat sedang mandi disungai Gangga ku tersadar,
Badan ini aku mandikan tapi hati dan pikiran tidak kubersihkan,
Apalah artinya mandi suci disungai Gangga?

Kubaca selalu Veda dan literatur-literatur suci
Aaat membaca ku tersadar, aku tak pernah berbagi ilmu
Lalu apa gunanya aku disebut Ilmuwan dengan sederet titel?

Jika tidak pernah melayani orang tua
apa gunanya bertirtha yatra?

Semoga Renungan inu  bermanfaat bagi kita semuanya

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

Union With God

Sisya: "Guru, What is the best way to attain union with God?"
Guru: "Dear all-There are two very important statements in the Bhagavad Gita, which you must take to heart and profit from: Shraddhavan Labhate Jnanam (The one steady in faith gains wisdom and liberation) and Samshayaathma Vinashyathi (Doubt leads to perdition, spiritual ruin). Dwell on these axioms and practice the spiritual disciplines of repetition of the Lord’s name and meditation on His form.
Gopis of Brindavan yearned for the Lord with purity in their hearts and attained union with Him. You too must fill your mind with His beautiful form and contemplate on the glory of the Lord. Then you can attain Divinity. This is the pursuit that is worthy, not the pursuit of fame, nor the friendship of the famous. 

Namaste _/|\_ I W Sudarma

Thursday, September 5, 2013

KEKESALAN

Salam Kasih
"Naik turun dalam kehidupan tidak mempengaruhi para sadhu (baca: yang telah cerah). Pikiran mereka selalu selaras dengan Yang Mahamulia". (Shirdi Sai)

Saudara-saudari semua..."kekesalan" adalah suatu penyakit umat manusia yang lumrah. Namun untuk beberapa alasan terutama bagi kesehatan psikis, mental, emosi dan spiritual semuanya akan merasa terganggu dengan sikap kesal ini. Daripadanya kita harus melenyapkan penyakit ini.

Kekesalan memiliki penyebab-penyebab luar dan dalam. Persoalan yang nyata ada pada penyebab dalam. Dimana pikiran menciptakan masalah-masalahnya sendiri dan menjengkelkan mereka. Masalah-masalah yang diciptakan sendiri harus dipecahkan melalui diskriminasi. Penelitian dan Penelisikan diri (Mulat Sarira) dengan cermat adalah cara satu-satunya untuk melenyapkan masalah-masalah itu. Ketika pikiran menjadi utuh, masalah-masalah itu juga tidak akan dipengaruhi oleh kekesalan luar.

Ingat saat kekesalan mendera dan kita membiarkannya merajalela-saat itu pula kita telah kehilangan kesadaran diri.....

Mari hindarkan diri agar tidak hadir menjadi pribadi yang penuh kekesalan dan menjadi sumber/pemicu orang lain menjadi kesal.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
05092013

Wednesday, September 4, 2013

Perempuan Dalam Ragam Persfektif

Salam Kasih
Seorang perempuan cantik dipahami secara berbeda oleh orang yang memandangnya.

Bagi suaminya dia adalah mahluk yang memberi kebahagiaan.
Bagi seorang laki-laki hidung belang, ia adalah obyek untuk dibeli dengan harga berapapun mahal.
Bagi orang-orang dari agama tertentu ia adalah sumber dosa, atau penggoda iman, oleh karena itu harus ditutup dengan seprei dari ujung rambut ke ujung kaki. Karena kalau ia menunjukkan sedikit rambutnya, ia berhak untuk diperkosa.
Bagi seorang perempuan lain, ia  adalah obyek yang menimbulkan kecemburuan. 
Bagi seorang Maharsi atau Sanyasi ia adalah mahluk biasa saja kumpulan daging, tulang, kulit, syaraf dan Jiwa.
Bagi seorang filsuf samkya, ia hanyalah gabungan purusa dan prakerti.

Manakah dari semua orang ini yang benar? Mungkin semua benar, tapi sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Kebenaran parsial, atau sebagian. Jangan-jangan
si perempuan itu sendiri tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya.

Catatan: Yang pasti....di mana kaum perempuannya tidak dihargai tapi justru direndahkan, dimarginalkan-di sanalah kehancuran suatu peradaban akan dimulai. Di mana kaum perempuannya tidak lagi bisa tersenyum-maka kemakmuran dan kesejahteraan tidak akan ada di sana.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
# Sebuah Renungan Pro-Kontra Miss World di Indonesia 2013

MELEPASKAN

Salam Kasih
Melepas” sesungguhnya berarti demikian: Seperti ketika kita membawa sebuah batu yang berat. Selama kita membawanya, kita merasa berat. Tetapi kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan terhadap batu tersebut, jadi kita terus membawanya. 

Ketika ada seseorang yang memberitahukan kita untuk membuang batu tersebut, kita berpikir, “Eh? Jika aku membuangnya, aku tidak akan mempunyai apa-apa lagi.” Jadi kita terus membawa batu tersebut. Kita tidak berniat untuk membuangnya. 

Bahkan jika ada seseorang yang memberitahu kita, “Ayo. Buang batu itu. Kamu akan merasa lebih baik dan kamu akan mendapatkan keuntungan-keuntungan,” kita tetap tidak berniat membuang batu tersebut karena kita takut kita tidak akan mempunyai apa-apa lagi. Jadi kita terus membawa batu itu hingga kita merasa sangat lelah dan capek sehingga kita tidak mampu membawanya lagi. Baru pada saat itulah kita membuangnya.

Hanya pada saat kita melepaskannya baru kita akan memahami melepas. Kita akan merasa tenang. Dan kita dapat merasakannya di dalam diri kita betapa berat rasanya membawa batu itu. Tetapi ketika kita sedang membawa batu itu, kita tidak memahami semua manfaat yang dapat kita peroleh dari melepaskannya.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma
04/09/2013

Monday, September 2, 2013

Draw God Nearer And Dearer

Dear all
God will not be attracted by learning, wealth or material possessions. God is drawn only by devotion. Take to Him, any troubles we have – He will accept all of them and fill us with joy. God loves every devotee. He accepts us for who we are. He is aware of all the difficult situations, trials and tribulations we go through and our devotion to Him, which gives us so much happiness.

However, this devotion alone is not enough. What is needed is the regulation of that Divine Love, in the form of virtue and service. "DO NOT CRITICISE OTHERS, RATHER CRITICIZE OURSELF" Have the Name of the Lord on our tongue and the Form of the Lord before our eye.

If we shape ourself this way, the place where we live will be the holiest of all. Let all our activities be directed only towards this purification in our hearts. God will bless each and every one of us with success, in this noble effort!

Namaste _/|\_ I W Sudarma

Sunday, September 1, 2013

Pranava

Om Swastyastu

Pranava adalah yang memberikan daya hidup terhadap sebuah suku kata, kata, rangkaian kata-kata, kalimat; dalam hal ini Pranava tak lain adalah OM. Om adalah nama atau simbol dari Tuhan, Iswara atau Brahman. Om merupakan Nama kita yang sesungguhnya, OM meliputi atau menyelimuti keseluruhan dari ketiga tahapan pengalaman manusia. OM berarti segala penampakan dunia ini. Dari Pranava Om alam semesta indriyani diproyekasikan-dunia ini ada dalam OM dan diserap dalam OM.

'A' dimaksudkan denan dasar phisik. 'U' dimaksudkan dengan dasar mental atau astral, yang merupakan dunia dari jiwa yang cerdas atau segala sorga. 'M', dimaksudkan dengan seluruh keadaan tidur nyenyak tanpa mimpi, yaitu segala yang mengatasi pencapaian kesadaran.

Intinya Om adalah suara Mula dari semua Suara, Om adalah Ibu dari semua Aksara.

Om Santih Santih Santih Om

By: I W Sudarma

Cultivate Straight Forwardness

Om Swastyastu
Be careful to not engage yourself in Iccha Krishi (the cultivation of wants and desires). This is a never ending process of sowing and reaping, you will never reach contentment. For, one desire, when satisfied will fan the thirst for ten more. Be warned! Do not run after devious desires or crooked satisfactions. All roads leading to the realm of the senses are tortuous and blind.

Only the road that leads to God is straight. Cultivate straight forwardness (Neethi) in your every act. That will reveal the Divine in due course. It will also enable you to overcome your three Gunas (Rajas, Sattwa and Tamo). Just as you grind chilly, salt and tamarind to get a tasty dish, you must grind all the three Gunas so that the taste of Ananda (bliss) emerges.

Namaste _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)