Wednesday, June 26, 2013

Grow In Loving Devotion & Surrender To The Divine

 Sisya: "Guru, How can we grow in loving devotion and surrender to The Divine?"

Guru: Dear all- As one advances in surrender from the stage, “I am Thine” (Thavaivaham), to that of, “You are mine” (Mamaiva-thwam) and then to “You and I are One” (Thwame-vaham), the devotee has progressively acquired the devotion that makes one inseparable from the Lord, called Avibhaktha-bhakthi. In this stage, the devotee can no more withhold oneself and hence offers all to the God - that completes one’s surrender. This state of “Thou art I”, is based on the realisation that everything is the Lord Himself, nothing less.

So long as body consciousness persists, the devotee is the servant and Lord, the Master. And as long as an individual feels separateness from other individuals, there is body consciousness. When one progresses beyond the limits of the body, beyond that of ‘I’ and ‘Mine’, then there is no more distinction; the devotee and God are one and the same. In the Ramayana, Hanumantha achieved this third stage through his devotion.

Namaste _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

Tuesday, June 25, 2013

Kinerja Sebuah Mantra

Oleh: I W Sudarma, S.Ag, M.Si

Om Swastyastu


Sebuah mantra akan dapat memberikan manfaat maksimal (śākti, śiddhi, suci) baik kepada yang mengucapkannya maupun orang lain dan lingkungan dalam bentuk vibrasi dipengaruhi oleh beberapa hal prinsip, yaitu:

1). Śraddhā; keyakinan yang mendalam terhadap sebuah mantra yang dipakai media untuk merealisasikan tujuan tersebut. Tanpa keyakinan, sama halnya ketika sakit lalu pergi ke dokter dan minta diobati tetapi kita tidak yakin terhadap resep dan anjuran dokter tersebut, tentu kita tidak akan sembuh.

2). Bhakti; perasaan hormat, rindu, cinta kasih, yang mendalam terhadap mantra tersebut, memperlakukan mantra itu seperti kita merawat diri sendiri, Dia adalah istri yang sesungguhnya yang dengan setia menyertai langkah kita. Tanpa bhakti mantra apapun akan menjadi bumerang buat kita. Kasih dan hormat pada mantra dengan keyakinan pada hasil yang dijanjikannya jauh lebih penting daripada sekedar pengulang-ulangan secara mekanis dengan pikiran ngelantur kemana-mana.

3). Sadhāna, cepat atau lambatnya sebuah mantra memberikan manfaat kepada kita adalah karena Sadhāna (disiplin spiritual), Bagaimana mungkin mantra akan menjadi Śiddhi apalagi Śākti kalau hanya diucapkan seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali, sementara kita setiap saat berhubungan dengan dunia maya yang senantiasa mengkontaminasi badan, emosi, dan jiwa kita. Lukakanlah  Sadhāna dengan konsisten  dan berkesinambungan. Tidak perlu tahu banyak mantra tetapi kita tidak paham terhadap arti, makna yang tersirat didalamnya, cukup satu mantra tetapi kita paham dan memiliki Sadhāna . saat ini, banyak orang tahu banyak jenis mantra tersebut, hal seperti itu tak ubahnya seperti tong kosong yang bunyinya nyaring tapi tidak memiliki kekuatan.

4). Chānda; teknik pengucapan mantra sangat penting keberadaannya, karena jika sebuah mantra salah memberikan penekanan dan pemenggalan sesuai dengan Chānda atau guru laghu dan guru bhasanya, tentunya akan memiliki arti dan maksud yang berbeda. Mengenai irama itu sesuai dengan bakat suara masing-masing sadhaka.

5). Kriya; kegiatan berupa pemujaan, baik luar maupun dalam dengan pengetahuan tentang arti esoterik dan eksoteriknya, ataupun pemujaan dalam semacam pengorbanan ke-akuan atau pembakaran segala keinginan.

Om Santih Santih Santih Om
* Disunting dari Skripsi: Makna Filosofis Omkara dan Dasaksara Dalam Upacara Dan Aktivitas Spiritual, 1998, Denpasar.

Monday, June 24, 2013

Memperhatikan DIRI Sendiri

Salam Kasih

Saudara-saudari semua...., diri kita ini terdiri dari badan kasar yang dapat kita lihat dengan mata biasa, yang terdiri atau terbentuk dari lima elemen yang dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu tanah, air, angin, api dan akasha atau angkasa Didalam bungkusan badan kasar ini kita memiliki lagi badan halus yang bentukannya dari pikiran, perasaan dan keakuan palsu. Terakhir adalah badan yang terhalus yaitu sang diri sejati kita yaitu kita sendiri yang asli, sebagai sang roh atau dinamakan Atma, yang merupakan percikan lebih kecil dari atom dari Parama Atma, Tuhan Yang Maha Esa.

Biasanya kita jarang memperhatikan keseharian kita....siapakah diri kita sebenarnya? Siapakah yang bertindak saat ini....diri kita yang manakah diantara ketiga yang disebutkan di atas, apakah yang bertindak hanya sang apah atau air, sang perthiwi atau tanah....atau sang pikiran atau manah, apakah sang ahamkara atau dia yang mengaku-ngaku sebagai AHAM...yang untuk menyembunyikan dirinya ia tinggal mengisi KARA setelah AHAM...sehingga menjadi ia yang nampak sebagai AHAM (aku sejati)..., ataukah yang bertindak dalam keseharian kita adalah sang diri sejati itu sendiri?

Sekali lagi kita jarang menyadari dalam keseharian kita siapakah yang sedang
bertindak...?

Sebagaimana kita tidak suka memakai pakaian yang kotor dan lusuh kalau kita bepergian keluar rumah, begitu pula halnya dengan orang-orang yang menginginkan agar kemajuan spiritualnya berjalan baik dan indah, maka ia tidak akan senang memelihara badan yang kotor dan juga tidak akan membiarkan dirinya dihiasi oleh kekotoran dari kerlap-kerlip pikiran yang tidak jelas, tidak terarah dan kotor. Dalam hal ini, seorang pe-Meditasi  memang harus membersihkan dirinya dari kecemaran oleh kotoran-kotoran badan kasar dan juga pikirannya. Tentu saja usaha membersihkan pikiran dari kotoran-kotorannya tidaklah mudah, ia membutuhkan kesungguhan tekad dari yang bersangkutan dan ketekunan yang baik serta pemahaman yang bijak. Dalam hal ini, ketika orang tidak memelihara kebersihan badani dan pikiran dengan baik, mereka akan "dipaksa" oleh pikirannya untuk berbalik arah menjauh dari tujuan sejatinya. Sang diri yang ahamkara (sang diri yang tampak seperti sang diri sejati) akan membimbingnya didalam kenikmatan serta pemikiran yang nikmat dan senang untuk memilih jalan menjauh dari hidup sejatinya. Pilihannya akan masuk akal sama sekali dan ia benar-benar ingin menutup dirinya untuk tidak memilih jalan indah spiritual yang sedang ia jalani, hanya karena berbagai alasan sangat menyenangkan dan sangat masuk akal.

Barangkali pilihan berbalik arah dari tujuan sejati kearah tujuan sampingan menjadi begitu semrawut tetapi sekaligus "menyenangkan", maka ia akan memilih pengkambinghitaman pada orang lain. Bahwa orang lainlah yang menyebabkan dia memilih jalan sampingan yang ia terima sebagai jalan lebih baik dan lebih mulus dari jalan utama yang sedang ia jalani tersebut. Walaupun ia kehilangan berbagai kebahagiaan tetapi ia akan memaksakan kenikmatan indrianya sebagai kenikmatan yang lebih daripada kebahagiaan spiritual tersebut. Walaupun dewa tertinggi yang datang kepadanya untuk mengajak ia kembali ke jalan indah spiritual tetapi ia akan menolaknya dengan tegas dengan berbagai alasan yang seolah-olah dirinya dikelilingi oleh berbagai jenis kebahagiaan dan kesempurnaan hidup. Bahwa pada akhirnya ia telah bersembunyi didalam kebesaran dirinya yang sangat kecil. Bahwa ia bersembunyi didalam kebahagiaan yang ia ciptakan melalui kerikil-kerikil penghalang kenikmatan duniawi yang terungkap dalam bentuk kenikmatan, kebahagiaan, kebijaksanaan, kecerdasan lebih, kehebatan, kesaktian atau apa pun yang bisa menjauhkan dirinya dari pilihan jalan utama spiritual. Ia akan sangat senang menentukan pilihan menyimpang dari jalan utama...dan tanpa ia sadari bahwa dirinya telah dikendalikan dengan kuat oleh sang ahamkara atau keakuan palsu.

Demikian cara kerja keakuan palsu. Ia akan membuat orang menjadi gigih didalam kekalahannya. 

Become Trully Happy & Wealthy

Riches and wealth are short-lived; office and authority are temporary; life-breath is a flickering flame in the wind. Youth is a three-day fair and pleasures and fortunes are bundles of sorrow. Knowing this, if you devote this limited term of life to the service of the Lord, then you are indeed blessed. Seek refuge at the Lord’s feet early on.

Everything is untrue, impermanent and akin to castles in the air. Contemplate on this truth, approach God and glorify Him; that alone confers permanent joy. Inside the room called body, in the safe called the heart, the precious gem of wisdom (jnaana) exists.

Four wily thieves - lust, anger, greed and envy (kaama, krodha, lobha and asuuya) are lying in wait to rob it. Awaken to this danger before it is too late.

Reinforce yourself with the support of the Universal Guardian, the Lord, and keep the gem intact. That will make you rich in love (prema), and peace (shanthi).

Namaste _/|\_ I Wayan Sudarma

The Type Of Surrender

There are three types of surrender (Saranagathi).
The first one is Thavai-vaaham, where the devotee affirms “I am Yours” ,
The second is Mamai-vathwam, where one asserts “You are mine”
Andd the last is, Thwame-vaaham which means “You and I are one.”

Each is a step that leads to the other and the last is the ultimate state. In the first stage, Thav-eva-aham, the Lord is completely free and the devotee is fully bound.

Just like the cat and the kitten - the cat shifts the new born kitten about, as it wills; the kitten just mews and accepts whatever happens. This attitude is very gentle and is within easy reach of everyone. In the second, Mama-eva-thwam, the devotee binds the Lord in his heart and the Lord willingly remains bound.

A devotee can tie up the Lord with Prema (love) that overwhelms and overpowers one’s own egoism. When one has this type of devotion (Bhakthi), the grace of the Lord fulfills every single need of the devotee.

Namaste _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

Wednesday, June 19, 2013

DOA Adalah....

Doa adalah...
Menghampiri Tuhan dengan penuh percaya
Bagi Tuhan tidak menjadi soal besarnya masalah yang kita hadapi
Semakin besar masalah yang kita hadapi
Semakin ajaib pula kuasaNya yang kita alami
Tunggu dan tetaplah berdoa
Doa adalah...
Menyerahkan diri dengan segala pergumulannya ke dalam tanganNya
Karena tanda kasihNya tak terukur
Dan kuasaNya tak terbatas
Doa adalah...
Berharap dengan yakin Tuhan menolong tepat waktu
Bagi DIA waktunya adalah yang terbaik
Tak pernah terlalu dini tapi juga tidak terlambat
Doa adalah...
Memberi kesempatan pada Tuhan
Untuk mengurus jam, pekerjaan, hidup kita setiap hari
Dan dengan hati penuh sukacita dalam jaminan anugerahNya yang tak berubah
Sebab tidak ada air mata orang percaya yang tidak ditampungNya
Tidak ada hati yang pecah yang tidak dibebatNya
IA hanya ingin...
"Beri AKU waktu dan jangan putus asa"

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
 

Monday, June 17, 2013

Makna Kehidupan-2

Yen kongsia kesasar dening pati urip
Dadya tiwas uripe kesasar
Tanpa pencokan sukmane
Saparan-paran nglangut
Wekasan dadi udan
Mulih marang banyu
Dadi bali witing bradhag
Ing wajibe sukma tan kena ing pati
Langgeng ing donya lawan sunyata

Arti bebasnya:
Jika sampai kesasar oleh siklus mati hidup
Hidupnya menjadi tersesat
Tanpa pijakan sukmanya
Kemana saja ngelantur (baca: gentayangan)
Seperti awan tertiup angin
Lalu menjadi hujan
Kembali ke air
Jadi badan lagi
Padahal sukma itu tidak mati
Langgeng baik di dunia pun di alam sunya

Rahayu _/I\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
Papeling Leluhur
Bali-17062013

Menjumpai Tuhan

Om Swastyastu
Untuk memenuhi kerinduan pemujaNya, Tuhan akan muncul dalam Wujud apapun, di setiap tempat. Tetapi untuk melihat Tuhan, kita harus berdoa kepadaNya dengan satu konsentrasi, dimana hal ini hanya akan muncul dari Sattwa Guna (sifat yang murni), melalui meditasi. Oleh karena itu, kita harus memupuk sifat yang baik, dan untuk mengembangkan ini, kita seharusnya melakukan Satsangga (pergaulan dengan orang-orang yang baik).

Carilah pergaulan yang mulia, hindari pergaulan yang buruk. Sahabat sejati kita adalah mereka yang membicarakan dan membahas wacana-wacana Tuhan, mengatakan kebenaran, melakukan Seva (pelayanan) pada orang lain, dan mereka yang penuh cinta-kasih serta mereka yang menganggap semua mahluk adalah sama di hadapan Tuhan.

Om Santih Santih Santih Om

Oleh: Jro Mangku Danu

Makna Kehidupan

Urip iku ing donya tan lami
Umpamane jibeng menyang pasar
Tan langgeng neng pasar wae
Tan wurung nuli mantuk
Raring wismane sangkane uni
Ing mengko aja samar
Sangkan paranipun
Ing mengko padha weruh
Yen asale sangkan paran duking nguni
Aja nganti kesasar

Arti bebasnya:

Hidup di dunia itu tidak lama
Ibarat orang pergi ke pasar
Tak abadi si pasar saja
Kemudian juga pulang
Pada rumah asalnya itu nantinya
Makanya jangan cemas
Asal mulanya tadi
Pada saatnya ketika sudah tahu
Akan asal mula kehidupan tersebut
Jangan sampai kesasar

Rahayu _/I\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
 Pepeling Leluhur

Sunday, June 2, 2013

Mendidik Tanpa Bicara

Salam kasih
Bila orang sudah menganggap yang cantik, ganteng  adalah cantik, ganteng  berarti orang sudah tahu apa yang jelek.
Kalau orang sudah menganggap yang baik adalah baik berarti orang sudah mengenal apa yang tidak baik.
Maka "ada" dan "tidak ada" tumbuh bersamaan.
"Susah" dan "gampang" saling melengkapi.
"Panjang" dan "Pendek" saling membandingkan.
"Tinggi" dan "rendah" saling menyingkirkan.
Suara "nada tinggi" dan "nada rendah" saling berpadu.
"Depan" dan "belakang" saling mengikuti.

Mendidik tanpa bicara.
Membiarkan semua berkembang bebas tanpa bicara.
Memberi kehidupan tanpa niat menguasainya.
Membesarkan tanpa mengaitkan kepentingan pribadinya.
Setelah berhasil tidak merasa berjasa.

Bagi orang yang tidak pernah menuntut jasa, jasanya tidak akan meninggalkan dia.
Om nugrahaka mami nirmala sarwa sastra suksma siddhi, Saraswati parama siddhi yai namah

Rahayu _/I\_ I W Sudarma

RAHAYU

Salam kasih

1. Rahayu = Rah + Ayu, Rah = Aliran Darah, Ayu = Selamat (dengan masih mengalirnya darah, maka kita akan selamat).

2. Rahayu = Rah + Ayu, Rah =Ucapan, Ayu = Selamat (semasih kita bisa bicara, maka kita akan selamat)

3. Rahayu = Ra + Ha + Yu, Ra =matahari, Ha = Bulan, Yu = Bintang (selama ada matahari, bulan, dan bintang-makan akan ada kehidupan)

4. Rahayu = Ra + Ha + Yu, Ra =wiRasa, wiRaga, wiRama (hati, tubuh, dialektika), Ha = Hawa (keinginan), Yu =Yukti (sejati); selama masih ada hati nurani dalam tubuh, kita bisa bercengkrama, punya keinginan yang akan membawa ke kesejatian.

Rahayu _/I\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
* dari berbagai sumber