Thursday, May 30, 2013

Awal Adalah Akhir-Akhir Adalah Awal

Salam kasih
Tahukah kita, ketika kita lahir kita telah mati. Kehidupan dan kematian adalah hal yang sama. Seperti sebatang pohon. Sebagian dari pohon itu adalah batang bagian bawah; bagian lainnya adalah akhir dari ujung batang pohon. Jika tidak ada batang bagian bawah maka tidak akan ada ujung batang pohon tersebut. Ketika ada ujung batang pohon, maka disana akan ada batang bagian bawah. Ujung batang tanpa batang bagian bawah: Adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Demikian hal ini berlangsung.

Dengan demikian adalah hal yang lucu. Ketika seseorang meninggal, kita merasa sedih dan kecewa. Kita duduk dan menangis, berduka, dan sebagainya. Hal tersebut adalah pengetahuan yang kurang benar. Itu adalah delusi. Bahwa ketika seseorang meninggal maka kita akan sedih dan menangis. Itulah yang selalu dilakukan entah mulai sejak kapan. Kita tidak berhenti untuk memeriksa hal ini secara lebih hati-hati. Sesungguhnya –dan maafkan saya untuk mengatakan hal berikut- menurut saya jika Anda menangis ketika seseorang meninggal, maka akan lebih baik jika Anda menangis ketika seseorang dilahirkan. Tetapi coba kita lihat ke belakang. Ketika seorang anak dilahirkan, orang-orang gembira dan tertawa karena bahagia. Akan tetapi sesungguhnya kelahiran adalah kematian. Kematian adalah kelahiran. Awal adalah akhir; akhir adalah awal.

Namun demikian, saat dimana kita masih hidup; alangkah bijaknya jika diisi dengan kebajikan-kebajikan, agar kesempatan lahir kali ini adalah kesempatan untuk memperpendek jarak kita menuju pada Manunggaling Kawulo-Gusti.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

* Merenungi setiap runtutan runut hidup hingga detik ini...30052013

Mengenal Diri Lebih Dalam

Salam Kasih
Tahu Cukup adalah Orang Kaya.
Dapat mengenal diri orang adalah pandai.
Mampu mengenal diri sendiri adalah pencerahan batin.
Dapat mengalahkan orang lain adalah kuat.
Mampu mengalahkan diri sendiri adalah perkasa.
Merasa diri sudah cukup adalah orang kaya.
Mau bekerja keras adalah orang yang punya cita-cita.
Orang yang tidak kehilangan jati diri mampu bertahan lama.
Orang berjasa setelah wafat masih tetap dikenang orang.

Selamat siang saudara-saudari semua, tetap semangat dalam beraktivitas.

Rahayu _/I\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)

Bali, 30/05/2013

Wednesday, May 29, 2013

Pikiran Terlatih

Salam Kasih

" Pikiran yang terlatih dengan baik sangat berguna bagi setiap pekerjaan. Pikiran yang terlatih memungkinkan kita untuk melakukan pekerjaan dengan hati-hati. Pikiran tersebut membuat kita lebih bijaksana daripada menuruti emosi, dan memungkinkan kita untuk mengalami sebuah kebahagiaan yang sesuai dengan lingkungan kita dalam kehidupan"

Saudara/I semestaku...semoga hari ini hidup kita dilingkupi pikiran-pikiran kebaikan

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Puncak Sikunir-Dieng, Jawa Tengah, 29/05/2013

Paradoks: Kebahagiaan vs Penderitaan

Salam Kasih
Kita sebagai manusia tidak menginginkan penderitaan. Kita tidak ingin yang lain selain kesenangan. Tetapi sesungguhnya, kesenangan merupakan penderitaan yang halus, tidak kentara. Rasa sakit adalah penderitaan yang nyata. Sederhananya, penderitaan dan kesenangan seperti seekor ular. Kepalanya adalah penderitaan, ekornya adalah kesenangan. Di kepalanya terdapat racun. Mulutnya mengandung racun. Jika kita mendekati kepala si ular, ia akan menggigit kita. Jika kita memegang ekornya sepertinya aman-aman saja, tetapi apabila kita tetap memegang ekornya tanpa melepaskannya, ular tersebut akan berbalik dan menggigit kita juga. Hal ini dikarenakan baik kepala ular maupun ekornya terdapat pada satu tubuh ular yang sama.

Saudara-saudari semua, Baik kebahagiaan maupun kesedihan berasal dari sumber yang sama: kemelekatan dan kegelapan batin. Itulah mengapa ada waktunya ketika kita bahagia tetapi tetap merasa gelisah dan tidak nyaman–bahkan ketika kita telah memperoleh hal yang kita suka, seperti pencapaian materi, status, dan dipuji. Ketika kita memperoleh hal-hal ini kita merasa senang, tetapi sebenarnya pikiran kita tidak benar-benar damai karena ada kekhawatiran bahwa kita akan kehilangan hal-hal tersebut. Kita takut sumber kesenangan ini akan menghilang. Ketakutan ini yang menyebabkan kita jauh dari kedamaian. 

Terkadang kita ternyata benar-benar kehilangan hal-hal ini dan saat itulah kita menjadi sangat menderita. Ini berarti bahwa bahkan apabila hal-hal ini membahagiakan, penderitaan berada di balik kebahagiaan tersebut. Kita hanya tidak menyadarinya.

Sama seperti ketika kita memegang seekor ular: Meskipun kita memegang ekornya, jika kita tetap memegang ular tersebut tanpa melepaskannya, ular tersebut akan balik dan menggigit kita.

Dengan demikian, kepala ular dan ekor ular, kejahatan dan kebaikan: Inilah yang membentuk sebuah lingkaran yang akan terus berputar. Itulah mengapa kesenangan dan rasa sakit, baik dan buruk bukanlah sang jalan (menuju kesucian).

Rahayu _/I\_  I W Sudarma
29/05/2013

Monday, May 20, 2013

Tetesan Air-Aliran Air

Salam kasih
Berlatih mesti dimulai dari merenungkan pikiran Anda sendiri. Selalu bersungguh-sungguh menjaga lima pedoman perilaku. Jika Anda membuat suatu kesalahan, berhenti, putar balik, dan mulai kembali. Mungkin Anda akan tersesat dan membuat kesalahan lainnya. Ketika Anda menyadari hal tersebut, putar balik, mulai kembali, setiap kali dan setiap waktu.

Perhatian penuh Ansa akan mencapai tingkat yang lebih tinggi, seperti air yang dituangkan dari sebuah teko. Jika kita memiringkan teko tersebut hanya sedikit, air akan keluar dalam bentuk tetesan: tes... tes... tes.... Ada jeda dalam aliran. Jika kita memiringkan teko itu lagi, maka tetesan air akan menjadi lebih sering: testes-tes. Jika kita miringkan lagi bahkan suara tetesan itu akan hilang dan air berubah menjadi sebuah arus yang bersambungan. Tidak ada lagi tetesan-tetesan, tetapi mereka tidaklah hilang kemana. Tetesan itu menjadi sangat cepat sehingga mereka berubah menjadi sebuah arus air yang bersambungan. Mereka menjadi sangat cepat karena mereka terlalu cepat. Mereka bercampur menjadi satu kesatuan membentuk sebuah arus air. Demikian pula yang terjadi saat kita berproses dalam melakonkan hidup di kehidupan ini.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
20/05/2013

Kekayaan (Dana)

Salam kasih
Kekayaan (Dana) yang dimiliki seseorang baik dari warisan ataupun dari usahanya sendiri. Ini merupakan potensi lain yang juga karunia.

Cara berbagi dari potensi ini adalah dengan mengupayakan agar orang lain juga bisa ikut merasakan kekayaan yang dimiliki. Mungkin dengan cara-cara tertentu, seperti membantu memberikan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pendidikan dan membuat usaha yang menyediakan lapangan kerja; atau juga dengan menyalurkan sebagian dana dalam bentuk dana paramita atau dana punia atau seperti sedekah, amal, dan sebagianya.

Intinya, kita berbagi kepada orang dengan kekayaan yang dimiliki; dengan kekayaan membuat orang lain juga merasa kaya. Inilah makna dari kekayaan yang Tuhan karuniakan melalui kehidupan saat ini. Manfaatkan ia seluas-luasnya bagi kerahayuan. Dan jangan sombong-takabur dengan kekayaan itu, dan jangan pula mencari kekayaan dengan cara-cara tidak terhormat.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
20/05/2013

Sunday, May 19, 2013

Succes vs Emptiness

Sisya: "Guru, Why is it that even those that have seen all success in life feel a certain emptiness?"

Guru: "Dear all- Every being is Divine, take it from God! All of you are really here on a holy mission, for a divine purpose. To consider yourself weak or sinful is itself a sin! You must earn your birthright, which is Peace (Shanthi). Restlessness (ashanthi) is an unnatural state.

To recover this heritage of peace, people try many methods – accumulation of riches, maintenance of good health, mastery of knowledge, cultivation of arts, etc.

All those are not fundamental. Three basic needs remain even after all these methods are exhausted - the need for Truth, Light and for Immortality. It is only when these are won that Peace will be permanently established.

Namaste _/|\_ I W Sudarma

Wajah Cantik & Ganteng (Surupa)

Salam Kasih
Surupa, potensi dari tubuh fisik yang menarik, ganteng atau cantik seharusnya adalah yang memancarkan  ketampanan atau kecantikan rohani yang diimbangi dengan perilaku yang juga “cantik”.

Hal ini akan menarik perhatian orang lain yang akan menjadikannya sebagai panutan atau teladan.

Dengan demikian secara tidak langsung potensi tadi juga memberikan nilai tambah bagi orang lain. Orang lain juga akan merasa kebagian potensi tersebut. Dengan kata lain, orang yang ganteng atau cantik, dengan perilakunya harus menyebabkan orang lain juga merasa ganteng atau cantik. Inilah nilai spiritualitas dari surupa. Dan bukan justru merasa sombong dan angkuh dengan kecantikan dan kegantengan wajahnya semata, tanpa diimbangi oleh perilaku yang baik dan santun.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Catatan pinggir Jalan-19052014

Friday, May 17, 2013

Seorang Anak Nakal

Salam Kasih
Ini seperti jika seorang anak nakal sedang bercanda, mengganggu kita hingga kita harus meneriaki dan bahkan hingga bisa memukulnya. Sebagai orang yang menekuni kehidupan spiritual, kita harus memahami bahwa itu semata-mata hanyalah sifat dari anak tersebut.


Ketika kita memahami hal ini, kita akan membiarkan anak itu pergi dan bermain. Perasaan susah dan terganggu kita akan menghilang karena akan berniat menerima sifat anak tersebut.

Itulah seharusnya bagaimana perasaan-perasaan kita terhadap kondisi yang berubah.

Ketika kita menerima sifat alami dari segala sesuatu, kita dapat membiarkan mereka pergi, meninggalkan mereka sendiri. Pikiran kita akan dapat tenang dan damai. Hal ini berarti kita telah paham sepenuhnya. Kita memiliki pandangan yang benar. Itulah akhir dari masalah yang harus kita selesaikan.

Rahayu _/|\_ I Wayan Sudarma
17052013

Meditasi & Makanan Kesukaan

Salam Kasih
Objek meditasi untuk mencapai ketenangan, jika tidak sesuai dengan karaktermu, tidak akan menghasilkan timbulnya kebebasan akan nafsu atau menghilangkan kecemasan.

Objek yang sesuai dengan sifatmu adalah hal yang kamu rasa paling sering kamu pikirkan. Seringkali kita tidak menyadarinya, tetapi kita harus menyadari hal ini agar kita bisa mengambil manfaat darinya.

Hal ini sama seperti berbagai macam makanan
100 yang disusun di atas sebuah meja. Kamu mencicipi makanan dari setiap mangkok, setiap jenis makanan, dan kamu akan menemukan bagi dirimu sendiri makanan mana yang paling kamu suka, mana yang tidak kamu suka. Kamu akan mengatakan bahwa makanan yang kamu suka lebih enak dibandingkan yang lainnya.





Ini yang saya katakan mengenai makanan. Kamu dapat membandingkannya dengan meditasimu. Objek manapun yang sesuai dengan karaktermu akan membuatmu merasa nyaman.

Namun demikian, meditasi selalu berurusan dengan pikiran, napas, badan & jiwa.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
-16052013

GUNTING

Salam Kasih
Siang ini ketika saya duduk di bawah pohon cempaka, di halaman rumah seorang teman, sambil memperhatikan Tukang kebunnya: Mas Budi membersihkan dan merapihkan tanaman di taman menggunakan gunting pohonnya yang mulai tumpul....seutas inspirasi hadir menyeruak bersama angin sepoi.

Gunting pohon yang dipakai untuk memotong ranting atau cabang tanaman atau kayu, ketika semua kayu selesai dipotong dan segala sesuatu selesai dikerjakan, Mas Budi meletakkan gunting tersebut di tas kerjanya. Ia tidak perlu untuk menggunakannya lagi.

Gunting itu adalah ibarat kebenaran. Kita harus menggunakan kebenaran untuk berlatih jalan-jalan yang membawa kita pada pencerahan. Kebenaran ini yang kita pakai untuk memangkas segala ranting dan cabang egoisme, fanatisme sempit, dan bentuk-bentuk kemunagikan serta kegelapan batin lainnya. Ketika pekerjaan itu telah selesai, kita meletakkan kebenaran itu di sana, di tempatnya semula. 

Seperti sebuah gunting digunakan untuk memotong kayu: Mereka memotong potongan ini, memotong potongan itu. Ketika mereka semua selesai memotong, mereka meletakkan gunting itu di sana. Ketika saat itu terjadi, gunting haruslah menjadi gunting; kayu haruslah menjadi kayu. 

Inilah yang dinamakan mencapai titik penghentian, titik yang sangatlah penting. Itu adalah akhir dari pemotongan kayu. Kita tidak perlu memotong kayu, karena kita telah cukup memotong. Kita ambil gunting itu dan meletakkannya di sana.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
Catatan pinggir Jalan-15052013

Wednesday, May 15, 2013

Belajar vs Berlatih

Salam kasih
Mereka yang mempelajari teks dan mereka yang berlatih kebenaran, kebajikan cenderung saling salah mengerti satu sama lain. Mereka yang mempelajari teks akan berkata, “Para praktisi yang tidak melakukan hal lain selain berlatih sesungguhnya berbicara berdasarkan pandangan mereka sendiri.” Mereka mengatakan hal tersebut tanpa berdasarkan bukti apapun. Demikian juga sebaliknya, seorang praktisi akan berkata demikian pada mereka yang belajar: "Mereka yang mempelajari teks, hanya kaya akan teori saja". Mereka mengatakan hal itu tanpa bisa membuktikan teorinya.

Saudara/i semua....sesungguhnya ada sebuah jalan dimana kedua pihak merupakan hal yang sama, yang akan membantu kita memahami segala sesuatu dengan lebih baik. Seperti telapak tangan kita dan punggung tangan kita. Ketika kita meluruskan tangan ke depan, maka kelihatannya telapak tangan kita menghilang. Tetapi sesungguhnya telapak tersebut tidak hilang kemana-mana. Ia hanya tersembunyi di bawahnya. Dalam cara yang sama, ketika kita memutar telapak tangan ke atas, maka punggung tangan kita menghilang. Tetapi sesungguhnya punggung tersebut tidaklah menghilang kemana. Ia hanya berada di bawahnya. Kita harus mengingat hal ini ketika kita berlatih meditasi.

Jika kita berpikir bahwa latihan kita telah merosot, kita berhenti belajar dan atur harapan kembali untuk memperoleh hasil. Tetapi tidak peduli berapa banyak kita telah mempelajari kebenaran, kebajikan, kita tidak akan pernah memahaminya karena kita belum "SEJALAN" dengan kebenaran.

Begitu kita memahami sifat sesungguhnya dari Kebenaran, kita akan mulai melepas. Ini adalah suatu keinginan untuk melucuti kemelekatan, dimana kita tidak melekat pada suatu hal apapun lagi. Atau jika kita masih melekat, maka ia secara bertahap akan semakin berkurang dan berkurang. Inilah perbedaan antara BELAJAR dan BERLATIH.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
15/05/2013

Tuesday, May 14, 2013

Kunci itu Bernama LATIHAN

Salam Kasih
Latihan adalah seperti sebuah kunci, kunci meditasi. Tidak akan menjadi masalah seperti apapun bentuk gembok tersebut, selama kita memiliki kuncinya di tangan kita. Kita tidak peduli seberapa kuat gembok tersebut, asalkan kita memutar kuncinya untuk membuka gembok kita mencapai tujuan kita.

Jika gembok tersebut tidak mempunyai sebuah kunci, kita tidak dapat mencapai tujuan kita. Apapun yang terkunci di dalam kotak tersebut, tidak dapat kita keluarkan.

Betapapun hebatnya teori meditasi, betapapun dalamnya ulasan tentang meditasi-namun tanpa Latihan, ia hanya akan memenuhi folder teoritis pikiran, ia tidak akan pernah mengantarkan kita pada hakikat meditasi itu sendiri, yakni: kemahardikaan.

Rahayu _/|\_ I W Sudarma (Jro Mangku Danu)
14052013


SEPERTI PANCI TERBALIK

Jika kita meninggalkan perbuatan jahat, maka ketika kita melakukan kebaikan meskipun hanya sedikit di suatu waktu, masih ada kesempatan bahwa kualitas diri kita berkembang penuh. Seperti sebuah panci yang diletakkan menghadap ke atas di alam terbuka: Meskipun hujan hanya turun setetes pada satu waktu, tetap ada kesempatan panci tersebut akan penuh.

Tetapi jika kita melakukan kebajikan tanpa meninggalkan perbuatan jahat, ini sama seperti meletakkan panci secara terbalik di tempat terbuka. Ketika hujan turun, air hujan hanya akan mendarat di permukaan panci, tetapi di bagian luar, bukan di bagian dalam. Tidak mungkin air hujan akan memenuhi panci tersebut.

Untuk itu mari pastikan bahwa kita telah meletakkan panci kehidupan kita tidak dalam posisi terbalik atau membelakangi prinsip-prinsip kebenaran. Dengan demikian kita akan memiliki kesempatan untuk menjadikan hidup ini sabagai tempat dimana karunia Hyang Maha Agung layak ditempatkan.

Rahayu _/|\_ Jro Mangku Danu (I W Sudarma)
14/05/2013