Friday, January 21, 2011

Perjalanan ''Sang Diri"

Salam Kasih


Sebagai sebuah peradaban yang memiliki rangkaian sejarah yang begitu panjang, tentu tidak salah jika leluhur tanah Jawa menyimpan demikian berlimpah petuah-petuah luhur yang hingga kini masih tetap relevan untuk kita renungkan, kita jadikan andel-andel dalam menata hidup, terlebih ketika saat ini kita dihadapkan pada degradasi multidimensional.....

Nanding Sarira
Adalah tahapan dimana seseorang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dan beranggapan bahwasanya dirinya lebih unggul, lebih baik, lebih bijak, lebih pintar, lebih tampan-cantik, lebih suci dibandingkan dengan orang lain.

Ngukur Sarira

Tahapan dimana seseorang mengukur orang lain dengan dirinya sendiri sebagai tolak ukur.

Tepa Sarira
Sebuah tahapan dimana seseorang sudah mau dan mampu merasakan perasaan orang lain

Mawas Diri
Suatu tahapan dimana seseorang mencoba dan berusaha memahami dirinya dengan sejujur-jujurnya

Mulat Sarira
tahapan inisudah melampaui atau melebihi mawas diri, dimana manusia menemukan identitasnya yang terdalam, yang termurni sebagai pribadi yang telah eling, sadar-sesadarnya.Pada tahapan ini seseorang telah mengetahui 'sira ya ingsun-ingsun ya sira'


Rahayu

Sunday, January 9, 2011

Cegah Dhahar Lawan Guling

Salam Kasih



Menikmati makanan dan minuman lezat dan menyegarkan tentu sangat menyenangkan, apalagi selanjutnya diteruskan dengan tidur nyenyak....wahh...tentu semakin asyik....bukan..??

Namun dalam pandangan ajaran leluhur, makan dan minum adalah kenikmatan yang dapat menyebabkan seseorang lupa akan tujuan hidup, perjuangan hidup, dan kewajiban utamanya; untuk apa ia dilahirkan...Apakah hanya untuk sekedar makan atau untuk yang lainnya? (hidup untuk makan atau makan untuk hidup?)

Orang yang terlalu banyak makan dan terlau banyak menghabiskan waktu untuk tidur tanpa disadari ia telah menyebabkan rasa dan pikirannya tumpul dan malas bekerja. Makanya tidak salah para leluhur memberikan nasihat kepada kita untuk "Cegah Dhahar Lawan Gulung" ini. Yang secara harfiah dapat diartikan mengurangi (cegah), makan (dhahar), dan (lawan), tidur (guling).

Mengurangi makan dan tidur secara rohani merupakan bagian dari "laku prihatin" (tapa-brata) untuk mempertajam batin dan menghaluskan budhi demi tercapainya tujuan hidup yang sejati. Secara jasmani atau lahiriah mengurangi makan dan minum dapat dijadikan sebagai alat untuk mengontrol kondisi kesehatan. Dan telah banyak bukti bahwa orang yang dapat mengendalikan hasrat untuk selalu makan dan tidur serta mengusahakan untuk bisa melakukan puasa akan jauh lebih sehat dan bersemangat.

Petuah ini bukan berarti kita tidak boleh makan makanan yang enak dan tidur dengan nyenyak....akan tetapi bagaimana agar kita tetap bisa ingat bhawa tujuan kelahiran kita ke dunia bukanlah hanya untuk sekedar mencari makan...tetapi bagaimana agar bisa menata hidup menjadi lebih baik sehingga bisa meniti kehidupan ini menuju "Manunggaling Kawulo Lawan Gusti" inilah tujuan utama mengapa kita makan dan tidur...bukan yang lainnya....!!

Rahayu

Tuesday, January 4, 2011

Di Atas Segalanya

Salam Kasih



Di atas segalanya...
Pujalah dan cintailah Tuhan
Sebagai terminal bhakti anda
Sepenuhnya persembahkan diri anda kepada Tuhan
Mohonlah perlindungan dan bimbingan sejati dari Tuhan

Doa cinta kasih....
Yang diberikan kepada roh yang anda cintai
Bukan berarti mempertuhankan roh itu
Bersujud kepada roh leluhur
Adalah sama seperti anda bersujud kepada ayah-ibu anda
Sama seperti bersujud kepada kakek-nenek anda
Jika anda bersujud kepada aya-ibu anda
bukan berarti anda mempertuhankan ayah-ibu anda

Di beberapa tempat
Selain persembahan kepada Dewa-Dewa
Bahkan ada juga persembahan kepada roh-roh rendah
Ini semua bukan memperbudak diri
Dasar dari semua ini....
Adalah persembahan
Untuk menjalin hubungan cinta kasih
....Kasih Sayang
....Welas asih
Kepada semua mahluk

Tidak penting apakah roh itu baik atau jahat
Yang penting cinta kasih murni kepadanya selalu tulus
Sesungguhnya ini adalah....salah satu latihan
Pengembangan cinta kasih universal

Karena....
Di segala penjuru
Di segala samudera
Semua mahluk adalah bersaudara
Cintailah semuanya
Di atas segalanya....
Jadikanlah hanya Tuhan sebagai tambatan anda..!!

Salam Rahayu

Ngono Ya Ngono Nanging Aja Ngono

Salam Kasih



Untaian kata-kata berbahasa Jawa ini dapat diartikan demikian: Begitu ya begitu, tapi janganlah begitu.

Petuah ini merupakan peringatan (Warning atau Notification) agar orang jangan sampai berbuat berlebihan (pang sing bes...dalam bahasa Bali) atau kelewat batas dalam hal apapun; karena segala sesuatu yang berlebihan walaupun baik akan menjadi tidak baik.

Orang arif adalah mereka yang bertindak sewajarnya dan sepatutnya serta apa adanya; namun bukan berarti tidak berbuat maksimal.

Sikap berlebihan acapkali mengundang penilaian negatif dan prasangka buruk dari orang lain. Misalnya, dalam hal berdandan dan berpakaian adalah baik; namun jika sudah berlebihan dan tidak sesuai dengan situasai dan kondisi sehingga justru cenderung jadi menor dan norak....bukannya decak kagum yang didapat, tetapi malah cemoohan.

Rahayu