Wednesday, November 24, 2010

Menjalin Persahabatan

Salam Kasih

SETIAP manusia yang normal pada umumnya pasti menginginkan mendapatkan kepuasan dalam hidupnya di dunia ini. Cuma kepuasan yang lebih banyak didorong oleh gejolak nafsu keinginan tidak akan pernah mampu mewujudkan kepuasan itu dalam hidupnya. Bahkan, Mahatma Gandhi menyatakan keinginan tanpa dikendalikan oleh kesadaran budhi dapat menimbulkan dosa sosial. Karena itu, Wrehaspati Tattwa 32 menyatakan hendaknya manusia membatasi diri untuk mencapai kepuasan hidup.

Kepuasan itu ada dua yaitu kepuasan jasmaniah disebut Wahya Tusti dan kepuasan hidup rohaniah disebut Adyatmika Tusti.

Kepuasan jasmaniah itu ada lima dan salah satu dari lima kepuasan itu ada disebut sangga. Sangga adalah memperoleh kepuasan karena mendapatkan kasih sayang lingkungan. Hubungan kasih itu didapat baik dalam kehidupan bersama dalam keluarga, di tempat bekerja, dan juga dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas dari keluarga dan tempat bekerja itu.

Pada zaman Kali ini mendapatkan hubungan kasih sayang yang terhormat penuh sahabat tidaklah semudah teorinya. Apalagi ada ahli meditasi menyatakan bahwa zaman Kali ini sebagian terbesar atmosfir rohani ditutupi oleh vibrasi buruk yang dipancarkan oleh sifat-sifat Adharma.

Dalam Manawa Dharmasastra 1.81-82 dinyatakan pada zaman Kali Dharma hanya berkaki satu, sedangkan Adharma berkaki tiga.

Karena itu, menyuarakan kebenaran dan keadilan pada zaman Kali ini tidaklah mudah. Kalau berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan kuatkanlah memegang prinsip-prinsip hidup yang benar itu. Jangan mudah tergoyah hanya ingin mendapatkan kepuasan sosiologis yang disebut sangga itu.

Kalau ingin memperjuangkan kebenaran pada zaman Kali ini harus siap-siap untuk kehilangan hubungan sosiologis berupa kasih sayang lingkungan yang disebut sangga itu. Siapkan diri untuk membangun kehidupan yang mampu bersahabat dengan diri kita sendiri. Jangan terlalu berharap untuk mendapatkan kepuasan sosiologis yang disebut sangga itu dari pihak lain.

Membangun kehidupan yang bersahabat dengan diri sendiri dapat dilakukan dengan membangun rasa dekat dengan tiga hal. Rasa dekat dengan tiga hal itu adalah Dewa Abhimana, Dharma Abhimana dan Desa Abhimana. Tiga rasa dekat itulah yang wajib kita bangun sehingga kita tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Kita pun tidak akan merasa jauh dengan siapa pun. Sangga atau kepuasan hubungan sosial pun tetap kita akan rasakan.

Dewa Abhimana artinya kita selalu merasa dekat dengan Tuhan karena selalu melakukan sraddha dan bhakti kepada Tuhan.

Demikian pula dengan Dharma Abhimana adanya rasa dekat dengan kebenaran. Kalau kita melindungi Dharma yakinlah Dharma pasti melindungi kita. Katakanlah yang benar itu benar dan yang salah itu salah dengan penuh keyakinan bahwa kebenaran itu akhirnya pasti tegak dan unggul.

Selanjutnya Desa Abhimana adalah adanya rasa dekat dengan tanah kelahiran melalui pengabdian pada tanah tumpah darah. Adanya rasa dekat pada tanah kelahiran itu melalui pengabdian yang tulus tanpa ada keinginan untuk disanjung-sanjung dan pamrih-pamrih lainnya.

Dengan membangun ikatan kasih sayang pada Tuhan, kebenaran (Dharma) dan tanah kelahiran itu kita cukup mendapat rasa bersahabat. Itulah sesungguhnya wujud bersahabat dengan diri sendiri. Ini artinya bukanlah menolak adanya kasih sayang di luar tiga hal itu.

Membangun persahabatan dengan diri sendiri akan dapat membangun sikap hidup yang setara dan merdeka dalam membangun suatu persahabatan dengan siapa saja. Apakah mereka itu penguasa, orang kaya, punya pengaruh, bangsawan dsb. hal itu tidak menjadi perhitungan kita dalam membangun suatu persahabatan. Kesetaraan dan kemerdekaan dalam persaudaraan akan terjadi apabila kita tidak meletakkan persahabatan itu sebagai suatu persahabatan yang penuh dengan pamrih.

Bagi mereka yang mampu membangun persahabatan dengan dirinya sendiri tidak takut berseberangan dengan siapa saja asal untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Berseberangan itu bukan karena bermusuhan tetapi untuk tegaknya Dharma.

Kritik atau kontrol sosial dilakukan didasarkan pada kasih dan itu wujud bersahabat juga.

"Om Namame smaranam Om Padame sharanam"

Saturday, November 20, 2010

Mulianya "Irama-mu"

Salam Kasih

Dalam kelu keheningan malam,
Berteman semilir angin samudera,
Angkasa raya berselimut fatamorgana
Ombak menyapa dengan senyum dan memeluk hangat kapal kehidupan mulai bergerak,
Tiba-tiba engkau hadir menyeruak rindu sanubari,
Tetap hangat dengan aromamu alam-mu penuh pesona,
Mengalirkan cerita penuh jujur tanpa prasangka.

Terasa mengairi jiwa yang mulai terasa jenuh dan lemah lunglai,
Bersama angin engkau bercengkrama
Tentang sesuatu yang kau simpan rapi dalam hati
Aku menikmati suasanamu...
Wahai suara kebenaran,
Walau engkau berayun kesana kemari,
Seperti irama gelombang menari-menggerakan kapal kehidupan

Sejatinya engkau sudah tahu kapan mesti berlabuh dimana..?
Karena galanganmu selalu ada dan menantimu turunkan bidak,
Ku dengar tiap luruh suaramu dan
Nikmati hingga tenang batin ini

Walau bermil-mil engkau meski berjalan perlahan
Menembus ruang tak terbatas bersama doamu untukku yang selalu pasti,
Hanya karena satu alasan...
Sayangmu akan diriku yang kini sedang berlayar
Mencari lambang lambang kehidupan
Untuk bekal pulang ke rumah Ilahimu

Kupersembahkan untuk insan-insan yg selalu dapat menyayangi sebagaimana adanya

Rahayu
~ I Wayan Sudarma
Menuju Nusa Penida, 27 Maret 2010 jam 3:40

Cara Tuhan Sangat Unik

Salam Kasih

Pada suatu kesempatan yang ku anggap baik, aku pergi ke sebuah pura untuk berdoa;

Setibanya di pelataran pura aku nyalakan dupa-memasangnya di tempat yang telah tersedia;

Lalu aku mulai duduk_hening dan memanjatkan doa:
"Tuhan yang Maha Pengasih kabulkanlah permohonan hamba-hamba mohon Engkau menganugrahkan kupu-kupu yang indah yang banyak di halaman rumahku; hamba juga mohon agar dirumah hamba tumbuh bunga-bunga berwarna-warni, agar rumah hamba tampak asri;

Setelah Aku selesai berdoa...tiba-tiba Tuhan menampakkan DiriNya dan memberikan aku semangkuk ulat kecil-besar, dan beberapa kaktus penuh duri.

Seketika aku terperanjat dan tidak percaya,
Karena aku yakin Tuhan salah alamat dengan memberiku ulat dan kaktus,

Tapi Tuhan tetap menyodorkan mangkok dan pohon kaktus itu;

Dengan agak kecewa aku pamit dari pura,
Setibanya di rumah kuletakkan mangkok penuh ulat dan pohon kaktus didepan halaman rumah,

Setiap hari aku bertanya mengapa Tuhan memberikan karunia yg tidak sesuai dengan doaku;
Aku tidak lagi menghiraukan ulat-ulat dan kaktus itu,

Namun pada suatu pagi ketika aku hendak berangkat kerja-ku dengar suara agak aneh-pletik-pletik dari dalam mangkok itu, satu persatu ulat yang sudah menjadi kepompong menetas menjadi kupu-kupu berwarna-warni dan sangat indah memenuhi halaman rumahku.
Dan kaktus yang penuh duri itupun mulai berbunga juga sangat indah-rumahku jadi semakin indahm

Sahabat

Aku baru sadar bahwa Tuhan memang Maha Pemurah, tak ada doa yang tidak dikabulkanNya,
Beliau hanya ingin agar kita lebih bersabar dalam segala hal-bahwa semuanya membutuhkan proses,

Hanya ketika kita sudah siap lahir-bathin Karunia Tuhan akan hadir kepada kita, tentu dengan kesabaran-usaha dan doa yang tulus.

Tuhan terima kasih pelajaranMu yang telah menyadarkan diriku yang selama ini kurang bersabar

Rahayu
oleh: I Wayan Sudarma
Bali, 14 April 2010 jam 14:05

Saturday, November 13, 2010

Mengasah Diri

Salam Kasih

Kerasnya cadas membisu-walau tampak tak berubah
Tetesan gemercik air pancoran taman asoka
Membasuh perlahan tapi pasti
Walau setitik lubang tercipta
Tapi batu itu telah terukir

Besi tumpul-beradu batu asahan
Setiap hari beradu otot
Batu menipis-besipun kian tajam
Terasah walau tanpa nyawa

Hidup kita penuh dengan karunia -- saudaraku!
Sudahkah Engkau mengasahnya hari ini?
Atau malah telah berkarat tertutup ego
Menggerus terus jati diri
Terseret arus kemunafikan godaan Maya

Saudaraku.. Hidup kita bak kilatan halilintar-- sekejap saudaraku..!
Mari bangun dan bangkit dari fatamorgana keangkuhan
Murnikan pikir dengan mengingat-Nya
Haluskan tutur kata dengan Japa
Dan pupuk laku dengan pelayanan

Belum terlambat saudaraku..
Semasih Tuhan menyertai kita lewat tarikan dan hembusan napas
mengasah pisau itu penting
Membuatkan ritual megah buat perabot rumah memang perlu

Mengasah kesadaran tentang Diri Sejatilah yang terpenting
Karena padanya jalan pulang ke alam Nirwana jadi lebih mudah

Karya: I Wayan Sudarma
Renungan Tumpek Landep 13 Maret 2010

Circling For Thousand Year

Salam Kasih

I live my life in growing orbits
Which move out over
The things of the world....

I am circling around God
Around the ancient tower
And have been circling
For a thousand year

And I still don't know
If I'm a falcon
or a storm
or a great song

~ I Wayan Sudarma

4 Hal Demi Hidup Lebih Baik

Salam Kasih

Ada empat hal yang dapat membawa ke arah kemajuan duniawi:

1.Penuh Perhatian: Mata pencaharian apapun yang seseorang miliki, apakah bertani,berdagang,beternak,seniman,dan ssbagainya,Haruslah dilakukan dengan terampil,rajin,dan tekun.

2.Selalu Berhati-hati: Hasil yang sesorang dapatkan dari pekerjaannya,yang dikumpulkan dengan kekuatan tangannya,serta dari cucuran keringatnya, Haruslah dihemat,dijaga dan disimpan dengan baik.

3. Mempunyai Banyak Sahabat: Dimanapun sesorang tinggal,ia harus banyak bergaul,dan berkomunikasi,serta bertukar pikiran degan orang lain. Baik terhadap yang tua dan muda harus sopan,penuh kebajikan,murah hati dan bijaksana.

4. Kehidupan Seimbang: Seseorang harus pandai mengatur pengeluarannya,sesuai penghasilannya,tidak boros juga tidak pelit.

Rahayu

Disunting dari: Nasehat Sang Budha pada tangal 24 Maret 2010 jam 22:25

Thursday, November 11, 2010

Tulus-Sabar-Rela

Salam Kasih

Lila lamun,
Kelangan nora gegetun,
Trima yen kataman,
Sak serik sameng dumadi,
Tri legawa nalangsa srah ing bhatara
.(Wedhatama.43)-

Ikhlas bilamana kehilangan sesuatu, atau tidak kecewa akan sesuatu yang telah terjadi (TULUS).

Bukan berarti seenaknya dan atau pelahan-perlahan mengerjakan sesuatu, dan sebagainya. melainkan tidak mudah/cepat naik darah, dendam, benci,dan sebagainya (SABAR).

Tidak mengeluh kalau mendapatkan sesuatu yang sebenarnya tidak berkenan di hati, misal: mendapat kecelakaan, mengalami nasib malang, dan lain-lain. Dan segala sesuatunya itu harus dilihat dari segi diri sendiri (mawas diri), barangkali oleh karena kesalahan/kekhilafan, atau perbuatan sendiri, sampai mengalami hal-hal yang tak terduga, atau diharapkan menimpa diri ini, dan sebagainya. Ingat hukum kodrat/hukum karma. (RELA)

Rahayu

Nyanyian Seorang Yogi

Salam Kasih

Anda adalah Jiwaku, Oh Hyang Maha Welas Asih.
Kepintaranku adalah istriMu.
Nafas ini adalah pembantuMu.
Badan ini adalah puraMu.

Setiap sensasi yang hamba terima lewat panca indera
Adalah persembahan untuk memujaMu.
Membuka mataku adalah membakar lilin di depan altarMu.
Mendengarkan suara dengan sebelah telingaku adalah membunyikan bel KuilMu.
Tidurku adalah meditasiMu yang kekal abadi.
Setiap langkahku adalah prosesi mengelilingi altarMu.
Setiap patah kata yang hamba ucapkan adalah lagu pujian kepadaMu.
Setiap tindakanku adalah persembahan untukMu

oleh: I Wayan Sudarma

Brahma Muhurta

Salam Kasih

Om Surya ya namaha
Om Bhaskara ya namaha
Om Adhitya ya namaha
Harih Om

Saat pagi menyingsing,
Suara alam Ommmmmm...Ommmmmm...Ommmmmm...
Menyeruak memecah keheningan malam dari lelap peraduannya,
Merdu kicau burung sambil mengepakkan sayap
Bertalu dengan lolongan anjing, dan mengaiskan ekor
Meregangkan badan dari selimut mimpi mimpi,

Walau sedikit malu
Mentaripun beranjak dari peraduannya
Membawa sejuta warna dan
Energi Ilahi tiada tara,
Ku coba merasakannya,menatapnya dan menyerapnya dengan Dhyana Mudra,
Dalam tarikan napas-tak terhingga
Prana membanjiri totalitas jiwa-raga
Tatkala hembusan napas
Tak terhitung racun racun berhamburan terbuang

Brahma Muhurta....
Selalu memberiku sensasi Ilahi
Hingga selalu rindu menantimu,

Wahai Sang Maha Welas Asih
Ku tundukkan kepala
Ku tengadahkan tangan,

Banjiri Jiwa-Raga hamba dengan segala restuMu
Jadikan Hamba instrumenMu
Untuk melayaniMu dalam segala nama dan rupaMu,
Walau dengan segala ketidakberdayaan, keterbatasan dan kepapaan Hamba
Jadikan hamba seperti Seruling ditangan Krshna,
Menghibur setiap hati yang lara nestapa
Atas ijinMu...

Harih Om

Oleh: I Wayan Sudarma
Dari Catatan pinggir Jalan Bandar Lampung

BERDOA

Salam Kasih

Berdoa itu wajib dan perlu. Bukan karena Tuhan yang sangat membutuhkan doa kita, namun kita sendirilah yang memerlukannya.

Dalam doa, kita bersyukur, berkeluh kesah, cemburu, protes kepada Tuhan sebagai tanda keakraban kita dengan-Nya.

Kita berdoa karena kita mengakui Dia sebagai penyelenggara, pembimbing, dan pengatur napas kehidupan kita. seperti makanan-penting bagi tubuh, demikian juga doa menjadi sumber hidup jiwa kita.

Menjadi apakah dunia dan hidup kita jika sebagai insan pendoa, kita berhenti untuk berdoa?

Namun, sudah cukupkah doa sebagai tanda keakraban kita dengan Dia?

Badan, Pikiran, dan Atma

Salam Kasih
oleh: I Wayan Sudarma


Jika Hati Nurani dan Pikiran diabaikan, lalu hanya kesenangan tubuh yang diperhatikan, ini merupakan sifat kebinatangan.

Bila Tubuh dan Pikiran bekerjasama dengan mengabaikan Hati Nurani, ini merupakan sifat iblis.

Jika manusia dapat mengabaikan Badan serta Pikiran dan hanya hidup did alam Hati Nurani, maka ia bersifat Tuhan.

Ketuhanan berarti menetap teguh dalam prinsip Hati Nurani tanpa terpengaruh oleh kecenderungan-kecenderungan lain. Manusia harus lebih percaya dan lebih mengandalkan Hati Nurani.

Peningkatan kesadaran Badan membawa manusia pada sifat kebinatangan. Manusia harus melenyapkan kecenderungan hewani dan iblis, meningkatkan kelekatannya pada Hati Nurani, dan mencapai kecemerlangan pencerahan (batin).

Karena itu, manusia harus menggunakan dengan baik segala sarana yang telah dianugerahkan kepadanya dan menempuh hidup yang seimbang.

Janganlah engkau bertindak semata-mata dengan mengikuti perintah Pikiran. Penggunaan Pikiran harus berada dalam batas-batasnya.




Bali, 18 Januari 2010 jam 10:17

Sunday, November 7, 2010

Menantimu Tersenyum

Salam Kasih

Ini adalah kesenanganku
Jadi tunggu senyumku dan
Amatilah di tepi jalan
Di mana bayangan mengejar sinar dan
Hujan datang untuk membangunkan musim panas

Pembawa pesan
Dengan kabar dari langit yang tak dikenal
Menyalami aku dan
Berpacu di sepanjang jalan
Hatiku senang di dalam dan
Napas angin sepoi yang lewat amat manis

Sementara itu akupun tersenyum dan
Aku bernyanyi sendirian
Sementara itu udara
Dipenuhi oleh wanginya janjimu

Dari fajar hingga senja
Aku duduk di sini
Di depan pintuku, dan

Aku tahu...
Bahwa saat bahagia yang tiba-tiba akan datang
Ketika aku akan melihat senyummu..
Dari pinggir jalan depan gubukku

karya: I Wayan Sudarma

Janji Hati

Salam Kasih

Desir angin malammu kian mengencang
Hantam galangan ....dan
Gelombang lautmu riuh begejolak seiring napasku berpacu
Dalam malam pekat kau selimuti semesta dengan rintihan
Mengiringi perjalanku menyongsong rahmatmu
Malam itu

Pagimu pun tersenyum dengan sungging mentari malu
Kegeluan pun terpecah saat kau hadirkan mereka yang telah menantiku
Dengan tumpukan asa dalam perjalanannya dari rumah
Aha....secangkir teh tubruk....pembuka sapa

Bait demi bait percakapan terjalin
Saling berbagi dalam kesadaran kasih
Hmmmm....Pembelajaran yang penuh keceriaan

Tak terasa petangmu pun menyapa dengan lembut
Hadirkan semerbak keharuman kala ku bersujud di kakimu


Rahmatmu hantarkan langkahku pulang
Tuk menjumpanya yang ku rindu
Ahh....malammu terasa begitu panjang dalam lelap tidurku
Dan ketika subuhmu meneyeruak di ufuk Timur
Jantungku kian beredebar...tak sabar
Hendak nikmati senyum manisnya

Dan pandangan itu bertaut dalam rindu-kasih
Dalam jabat erat tangan
Mengalir seuntai sapamu..."I miss you!"

Wahai penguasa semesta...terima kasih atas anugrahmu
Kau pertemukan aku dengannya

Biarlah hanya engkau yang tahu bahwa kami saling mencintai
Semoga atas kasihmu dan rahmatmu,dan janji hati
Satukan asa ini

karya: I Wayan Sudarma